Belum lama ini, klinik medis di Inggris menuai kontroversi karena menyediakan layanan untuk tes keperawanan. Tes tersebut pun melibatkan pemeriksaan guna memastikan selaput dara masih utuh atau tidak.
Berbagai layanan untuk tes keperawanan tersebut disediakan dengan harga yang bervariasi, antara 150-300 pound atau setara dengan RP 2,8 juta hingga Rp 5,6 juta.
Adanya layanan tes keperawanan tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebutnya sebagai suatu pelanggaran hak asasi manusia dan memintanya untuk dilarang.
Para pakar juga menyebutnya tidak ilmiah dan menjurus pada pelecehan.
Perihal keperawanan pada wanita, masih banyak masyarakat melakukannya dengan menebak-nebak mana wanita yang masih perawan atau tidak dengan cara melihat kondisi fisik mereka.
Berikut beberapa mitos ciri fisik yang diisukan dimiliki oleh wanita 'tidak perawan' dan masih banyak dipercaya.
1. Urine terlihat lebih jernih
Warna urine ditentukan oleh banyaknya asupan air yang diterima oleh tubuh. Semakin banyak air yang kita diminum maka makin jernih urinenya. Sedangkan jika warnanya keruh berarti seseorang kurang minum atau memiliki penyakit tertentu seperti infeksi kandung kemih.
2. Jalan mengangkang tanda tidak perawan
Bagaimana bisa cara jalan seorang wanita menandakan keperawanan? Hal tersebut sama sekali tidak ada keterkaitannya sama sekali. Cara berjalan seseorang dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan fisiknya seperti lebar tulang panggul dan lemak di sekitar paha.
3. Tidak berdarah saat pertama kali berhubungan seks
Masih banyak sekali masyarakat yang menganggap ukuran keperawanan hanya bisa dilihat dari selaput dara saja. Tidak berdarah saat berhubungan seks tandanya tidak perawan. Perlu diketahui, ada banyak penyebab sekali yang bisa membuat selaput dara robek seperti kecelakaan atau olahraga tertentu.
4. Ukuran payudara yang tiba-tiba membesar
Payudara yang tiba-tiba membesar sering dikaitkan dengan ketidakperawanan pada wanita. Padahal payudara seseorang memang bisa membesar terlebih ketika perempuan sedang dalam masa pertumbuhan atau ketika terkena rangsangan.
5. Malam pertama tidak merasakan sakit
Pasti sudah sering mendengar jika saat melakukan hubungan seksual pertama kali wanita akan merasakan sakit. Rasa sakit ini biasanya disebabkan oleh robeknya selaput dara.
Namun, ternyata hal ini tidak dirasakan oleh semua wanita lho, karena setiap wanita kadar sakitnya berbeda-beda. Hal ini tergantung pinggul dan ukuran alat vitalnya.
https://tendabiru21.net/movies/tempted/
Terpopuler Sepekan: Sederet Gejala COVID-19 yang Kerap Tak Disadari
Pandemi virus Corona COVID-19 sudah melanda dunia lebih dari sepuluh bulan, tetapi masih banyak yang bertanya-tanya soal gejala COVID-19. Ada banyak hal yang telah diketahui soal virus Corona ini.
Ada berbagai macam gejala COVID-19 yang dialami oleh pasien Corona. Namun, ada juga beberapa gejala yang tetap menjadi paling umum dikeluhkan di antara yang terinfeksi Corona.
Adapun gejala COVID-19 yang paling umum adalah, demam, batuk kering, sakit tenggorokan, hidung berair dan tersumbat, nyeri dada dan sesak napas, kelelahan, infeksi saluran cerna, serta hilangnya indra penciuman dan perasa.
Meskipun demam, batuk, dan sesak napas adalah beberapa gejala COVID-19 yang paling umum, banyak orang tampaknya mengabaikan gejala yang lainnya.
Dikutip dari laman Times of India, berikut beberapa gejala COVID-19 yang kerap tak disadari masyarakat.
1. Mata merah
Kasus infeksi mata pada banyak pasien COVID-19 juga meningkat belakangan ini. Konjungtivitis seperti kemerahan dan pembengkakan pada jaringan putih di mata, telah diidentifikasi sebagai gejala yang jarang tetapi lazim pada pasien virus Corona COVID-19.
Ini dapat menyebabkan rasa gatal dan kemerahan yang hebat pada mata, setelah itu dapat menyebabkan komplikasi yang parah.
2. Sakit perut dan masalah gastrointestinal
Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh American Journal of Gastroenterology, virus Corona COVID-19 dapat menyebabkan masalah gastrointestinal yang parah pada pasien Corona.
Dalam data yang mengamati sekitar 204 pasien di China, 48,5 persen mengidap masalah perut. Pasien dengan COVID-19 mengeluh sakit perut sebelum mengembangkan gejala lain yang lazim untuk penyakit tersebut.
Masalah gastrointestinal lainnya termasuk diare, sembelit dan mual.
3. Brain fog atau kabut otak
Kemudian, walaupun kelelahan dan rasa lelah telah diakui sebagai gejala umum pada pasien COVID-19, beberapa orang juga melaporkan keluhan kelelahan mental, yang juga dikenal dengan kabut otak.
Meskipun kita harus waspada terhadap tanda-tanda paling umum dari virus mematikan, tanda dan gejala lain yang kurang dikenal tidak boleh diabaikan.
Semua harus tetap waspada dan melakukan tes diri segera setelah mereka mengembangkan gejala COVID-19 potensial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar