Jumat, 27 November 2020

Penyebab dan Prosedur Pengangkatan Rahim atau Histerektomi

 Pengangkatan uterus atau rahim disebut juga dengan tindakan histerektomi. Hal tersebut menjadi momok yang menakutkan pada wanita. Tindakan ini dapat terjadi karena berbagai macam masalah kesehatan pada wanita yang bisa dialami wanita dengan rentang usia 20 sampai 40 tahun ke atas.

Dr dr Sukhsan Djusad SpOG, kepala departemen Obsetri dan Ginekologi Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, mengatakan bahwa dalam kasus obstetri, wanita yang sudah matang secara reproduksi dan hamil, bisa saja memerlukan prosedur ini meskipun masih berusia 20-30 tahun. Biasanya terjadi karena beberapa hal yaitu pendarahan terus menerus akibat konstraksi uterus, kasus solusio plasenta, dan kasus plasenta akreta.


"Sedangkan dalam kasus ginekologi, wanita yang memerlukan prosedur histerektomi biasanya sudah berusia di atas 40 tahun," kata dr Sukhsan.


Ada beberapa kondisi dalam kasus ginekologi yang memerlukan prosedur histerektomi atau pengangkatan rahim, yaitu:


1. Tumor, mioma uteri yang besar

Menutur penelitian, sebanyak 50-60 persen wanita pernah mengalami mioma. Mioma tidak disebabkan oleh kehamilan, kehamilan dapat memicu pertumbuhan mioma akan lebih cepat.

Untuk melakukan prosedur histerektomi, mioma dilihat terlebih dahulu jenisnya yang biasanya terdiri dari subserosal, intramural, submukosa.


Pada wanita yang mengalami mioma uteri submukosa, gejalanya berupa pendarahan yang terjadi terus menerus. Sedangkan untuk jenis mioma uteri intramular, gejalanya berupa perdarahan yang terjadi sesekali diikuti dengan pembesaran rahim.


Lalu untuk wanita mengalami mioma uteri subserosal, gejalanya yaktu tidak mengalami perdarahan namun timbulnya benjolan baru bisa berkembang sebesar kepala.


2. Kanker serviks

Kemungkinan dilakukan prosedur histerektomi pada wanita dengan kanker serviks sangat besar. Biasanya dilakukan prosedur histerektomi radikal atau pengangkatan semua organ reproduksi.


3. Hiperplasia endometrium

Kondisi ini ditandai dengan terjadinya perdarahan terus-menerus dari rahim. Jika terus terjadi maka rahim perlu diangkat.


4. Menorrhagia

Pernah mengalami menstruasi yang lama dan mengeluarkan darah lebih banyak dari biasanya? Kondisi ini disebut dengan menorrhagia. Jika pada saat dideteksi mengarah pada kanker endometrium maka rahim harus segera diangkat.


5. Prolaps rahim

Kondisi ini merupakan kondisi rahim kendur yang pada umumnya terjadi pada wanita lansia atau sudah melahirkan lebih dari tiga kali. Jika kondisi ini mulai parah dan menganggu kesehatan, maka rahim perlu diangkat.


Hal-hal tersebut yang dapat menjadi alasan mengapa rahim perlu diangkat. Setelah dideteksi alasan mengapa tindakan histerektomi diperlukan, berikut prosedur yang harus dilakukan.


KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA.

https://cinemamovie28.com/movies/the-stocking/


Bila Tak Diobati, Tipes Bisa Sebabkan Komplikasi Ini


Di musim penghujan, tubuh sering sekali rentan terhadap penyakit salah satunya tipes. Biasanya, tipes disebabkan oleh infeksi bakteri yang berkembang biak di dalam tubuh.

Meskipun penyakit tipes sering dialami oleh masyarakat Indonesia, namun penyakit ini harus segera diobati. Pasalnya, jika dibiarkan begitu saja tipes bisa menimbulkan berbagai komplikasi serius. Melansir Healthline, berikut beberapa penyakit yang bisa disebabkan karena tipes.


Hepatitis

Tipes yang dibiarkan bisa berpotensi menyebabkan Hepatitis. Umumnya, Hepatitis mengacu pada kondisi peradangan hati. Adapun beberapa gejala hepatitis meliputi kelelahan, flu, warna urine gelap, sakit perut, hilang selera makan, hingga perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning.


Hepatitis pada dasarnya juga memiliki jenis yang berbeda. Hepatitis B dan C merupakan jenis hepatitis menular yang kronis. Biasanya, hepatitis ini tidak memiliki gejala awal hingga terjadi kerusakan pada hati.


Perdarahan Gastrointestinal

Perdarahan gastrointestinal juga bisa terjadi akibat tipes yang dibiarkan. Penyakit ini merupakan gejala serius yang terjadi pada saluran pencernaan meliputi kerongkongan, usus, rektum, dan lainnya.


Perdarahan yang terjadi di kerongkongan, lambung, atau usus kecil dianggap sebagai perdarahan saluran pencernaan bagian atas. Sementara perdarahan yang terjadi pada usus kecil bagian bawah, usus besar, rektum, atau anus disebut perdarahan gastrointestinal bagian bawah.


Saat mengalami komplikasi ini, biasanya kotoran atau feses akan berwarna gelap. Tanda lainnya juga bisa berupa darah yang keluar saat buang air besar, muntah darah, pusing, pucat, serta sesak napas.

https://cinemamovie28.com/movies/thank-you-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar