Kualitas udara di pagi hari disebut tidak ideal untuk berolahraga di luar ruangan. Tentunya ini bukan alasan untuk tidak berolahraga, karena kurang olahraga membuat tubuh gampang terserang penyakit.
Pegiat olahraga kebugaran di Jakarta, Adinda Sukardi, membagikan beberapa tips untuk menjalani olahraga outdoor. Salah satu yang disarankannya adalah mencari tempat dengan tingkat polusi lebih rendah.
"Kalau misalnya opsi-opsi itu tidak bisa dilakukan juga, kita tidak bisa keluar rumah, tidak bisa keluar terlalu jauh dari tempat yang sebelumnya kita rencanakan, kita bisa memperhatikan waktu yang lebih baik di area yang ingin diolahragain," saran Adinda dalam diskusi online baru-baru ini.
Alih-alih memaksakan olahraga outdoor saat polusi sedang tinggi, Adinda menyarankan untuk lebih dulu berolahraga di rumah atau tempat bekerja karena tidak menjadi masalah.
"Selain itu kita bisa berolahraga di rumah, dan berolahraga di rumah atau di office, atau di tempat-tempat kerjaan itu bisa diakukan di mana-mana. Kalo misalnya memang mempunyai will untuk bener-bener hidup yang sehat, sebenernya lokasi berolahraga itu tidak ada aturannya," tambahnya.
Sementara itu, Ahli paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP menjelaskan penggunaan masker adalah satu-satunya solusi menghindari paparan polusi saat olahraga outdoor. Mengapa begitu?
"Ketika kita menghadapi polusi udara, penggunaan masker menjadi suatu yang disarankan. Karena apapun maskernya akan mengurangi paparan masuk debu ke dalam paru. Itu jelas, mau apapun maskernya ya dari yang paling efektif N95," jelas dr Erlang.
Namun tentu olahraga memakai masker juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya disebut dr Erlang target olahraga yang semula bisa dicapai, kemungkinan terhambat saat memakai masker.
"Ketika kita berolahraga menggunakan masker, itu kan ada hambatan dalam menarik napas, karena dihambat disaring oleh maskernya. Itu pasti akan menurunkan performance kalau kita menggunakan masker," jelas dr Erlang.
"Kita masih bisa menggunakan masker (saat berolahraga) tapi akan sulit untuk mencapai yang diharapkan. Mungkin yang biasanya bisa sampe 10 kilo dalam waktu sejam, sekarang mungkin enggak, mungkin lebih lama," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/movies/reva-guna-guna/
92 Persen Pasien COVID-19 DKI Sudah Sembuh, Terbanyak di 25 Kelurahan Ini
Kabar baik datang dari DKI Jakarta. Jumlah pasien yang sembuh dari virus Corona COVID-19 di ibu kota terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data corona.jakarta.go.id pada Rabu (18/11/2020) pagi, persentase jumlah kasus sembuh COVID-19 di DKI sudah mencapai 92,1 persen dari total kasus positif di ibu kota, yakni 120.671 total kasus.
Persentase jumlah tersebut didapatkan setelah pasien sembuh COVID-19 di DKI Jakarta mengalami penambahan sebanyak 874 orang pada Selasa (17/11/2020), sehingga totalnya menjadi 111.096 orang.
Dari data tersebut juga diketahui, saat ini ada 7.116 kasus aktif COVID-19 di ibu kota, yang berasal dari 262 kelurahan di DKI Jakarta.
Sementara itu, total pasien COVID-19 di DKI Jakarta yang meninggal dunia dilaporkan sudah sebanyak 2.459 orang.
Berikut sebaran kasus sembuh COVID-19 tertinggi di 25 kelurahan di DKI Jakarta per 18 November 2020, dikutip dari data corona.jakarta.go.id.
Pademangan Barat: 791 orang
Penjaringan: 773 orang
Kapuk: 764 orang
Cengkareng Timur: 722 orang
Sunter Agung: 711 orang
Lagoa: 697 orang
Cempaka Putih Barat: 691 orang
Penggilingan: 677 orang
Kebon Jeruk: 658 orang
Sunter Jaya: 657 orang
Jatinegara: 653 orang
Palmerah: 627 orang
Duren Sawit: 622 orang
Kalideres: 569 orang
Johar Baru: 562 orang
Semper Barat: 547 orang
Pegangsaan Dua: 536 orang
Cengkareng Barat: 529 orang
Ciracas: 518 orang
Pondok Bambu: 514 orang
Duri Kosambi: 508 orang
Pulo Gebang: 508 orang
Klender: 506 orang
Tugu Utara: 494 orang
Lebak Bulus: 493 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar