Jumat, 27 November 2020

Riwayat Kesehatan Maradona Sebelum Meninggal karena Henti Jantung

 Maradona meninggal dunia di usia 60 tahun. Penyebab meninggalnya disebut karena mengalami henti jantung.

Legenda sepakbola asal Argentina itu menghembuskan napas terakhir di rumahnya, Rabu (25/11/2020) malam WIB. Sebelumnya Maradona sempat menjalani operasi akibat hematoma atau penggumpalan darah di otaknya.


Di luar kariernya sebagai pesepakbola yang fenomenal, Maradona memiliki banyak catatan terkait kesehatan. Selain pernah operasi bypass lambung karena obesitas, ia juga pernah mengalami serangan jantung sebelumnya.


Selain itu ada beberapa kondisi kesehatan yang dialami Maradona sebelum meninggal. Berikut rangkumannya.


1. Serangan jantung

Di tahun 2004 silam, Maradona pernah mengalami serangan jantung yang pernah membuatnya harus mendapatkan perawatan intensif. Serangan jantung yang ia alami disebut karena tidak menerapkan diet sehat.


2. Kecanduan narkoba

Maradona pernah dua kali gagal uji kesehatan karena positif menggunakan kokain pada tahun 1991 saat bermain di laga Serie-A Italia dan di Piala Dunia 1994. Dikutip dari beberapa sumber, Maradona mulai mengonsumsi narkoba sejak tahun 1983 yang membuatnya kecanduan hingga menyebabkan berbagai masalah kesehatan.


3. Obesitas

Legenda sepakbola yang kontroversial lewat ' Gol Tangan Tuhan' ini di akhir karirnya mengalami obesitas. Pada Maret 2005, Maradona memiliki berat badan 130 kg yang membuatanya harus menjalani operasi bypass lambung di Kolombia.


4. Masalah pernapasan

Saat berusia 43 tahun, mantan pemain Barcelona itu pernah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit Buenos Aires karena kesulitan bernapas. Dikutip dari DailyMail, Maradona harus dibantu oleh mesin untuk membantunya memperlancar sistem pernapasan.


5. Pembekuan darah di otak

Di awal November 2020, hasil pemindaian menemukan adanya gumpalan darah di otak legenda sepakbola Argentina itu.


Berdasarkan hasil CT scan, ditemukan adanya hematoma subdural di kepala Maradona. Tetapi, masih belum diketahui pasti apa penyebabnya.

https://cinemamovie28.com/movies/surau-dan-silek/


Ada 2.400 Karyawan Positif Corona, Pabrik Sarung Tangan Terbesar di Dunia Tutup


Produsen terbesar sarung tangan lateks di dunia, Top Glove, di Malaysia akan menutup lebih dari setengah fasilitas pabrik setelah hampir 2.500 karyawan positif COVID-19.

Dikutip dari BBC, perusahaan ini mendapatkan permintaan yang melonjak untuk alat perlindungan diri sejak awal pandemi. Adanya kasus ini membuat pasokan sarung tangan di seluruh dunia terganggu.


Proses produksi dihentikan sejak 17 November untuk menyaring pekerja. Hal ini membuat Top Glove kewalahan karena hanya menyisakan 12 pabrik untuk tetap beroperasi sehingga kapasitas jauh berkurang.


Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan pada Senin (23/11), terjadi lonjakan kasus COVID-19 di kawasan pabrik serta asrama karyawan Top Globe berada. Sekitar 5.800 karyawan telah dites dan sejauh ini 2.453 di antara mereka positif COVID-19.


"Semua yang dites positif dirawat di rumah sakit dan mereka yang sempat kontak dekat, dikarantina untuk mencegah penularan," kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisyam Abdullah kepada Reuters.


Top Glove saat ini mempekerjakan lebih dari 21 ribu pekerja di seluruh negeri dan mengoperasikan 47 pabrik. Para pekerjanya banyak berasal dari Nepal dan tinggal di kompleks asrama yang padat.


Dalam setahun, Top Glove dapat memproduksi lebih dari 70 miliar sarung tangan dan menjadi pemasok global utama.

https://cinemamovie28.com/movies/adore/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar