Kamis, 26 November 2020

Benarkah Obat Kumur Bisa Cegah Virus Corona? Ini Faktanya

 Beberapa waktu lalu trending di media sosial bahwa sebuah studi menunjukkan obat kumur dapat membunuh virus Corona dalam 30 detik. Namun faktanya, obat kumur saja tidak mungkin menjadi solusi untuk mencegah COVID-19.

Obat kumur dan sejumlah bahan lainnya memang terbukti membunuh virus corona. Misalnya, alkohol, klorheksidin, dan hidrogen peroksida dapat membunuh virus saat kontak atau beberapa saat setelahnya.


Akan tetapi, semua studi terkait senyawa-senyawa tersebut tidak menunjukkan bahwa bahan-bahan itu dapat mengurangi risiko seseorang tertular atau menularkan virus.


Walaupun sudah berkumur-kumur, masih terdapat risiko sebagai virus terus berkembang biak di saluran pernapasan bagian atas seperti hidung, sinus, tenggorokan, saluran bronkial, dan paru-paru.


"Virus masih ada di hidung Anda, di cairan di pita suara Anda, dan di saluran udara paru-paru Anda. Semua ini dan terutama pita suara dan saluran udara paru-paru adalah sumber utama virus di udara," kata ahli transmisi virus Donald Milton, dikutip dari laman CNN.


Selain itu, para ahli berpendapat bahwa obat kumur tidak bisa mensterilkan mulut. Mikroba dan juga virus yang sudah hilang atau berkurang karena obat kumur, dapat tumbuh kembali dalam waktu yang cukup singkat.


"Anda tidak bisa mensterilkan mulut Anda. Mulut tidak akan pernah bebas dari patogen. Menggunakan obat kumur ini tidak akan menghentikan proses penyakit secara substansial. Virus akan terus berkembang biak," kata ahli infeksi Graham Snyder.


Oleh karena itu, obat kumur tidak dapat mencegah seseorang dari tertular virus Corona. Cara terbaik untuk mencegah COVID-19 adalah dengan memakai masker, menjaga jarak dari orang lain, dan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

https://indomovie28.net/movies/2-fast-2-furious/


Nah Lho! Pakar Ini Sebut COVID-19 Asalnya Bukan dari China


Salah satu ahli epidemiologi China, Zheng Guang, mengatakan bahwa virus Corona yang menjadi pandemi saat ini bukan berasal dari Wuhan, China. Ia mengatakan, virus itu hanya teridentifikasi pertama kali di kota tersebut.

"Wuhan adalah tempat virus Corona pertama kali terdeteksi, tetapi bukan menjadi tempat asalnya (virus Corona)," kata Zeng yang merupakan mantan epidemolog Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (DCD) China pada konferensi akademik, yang dikutip dari South China Morning Post, Senin (23/11/2020).


Dalam konferensi tersebut, Zeng mengutip sebuah penelitian di Italia yang menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 itu menyebar di Italia melalui individu tak bergejala, beberapa bulan sebelum dilaporkan di Wuhan padan Desember 2019 lalu.


Dalam studi tersebut juga menemukan bahwa antibodi virus Corona terdeteksi dalam sampel darah yang dikumpulkan dalam uji coba skrining kanker paru antara September 2019 dan Maret 2020. Menurut penelitian peer-review, 11,6 persen dari 959 relawan sehat sudah mengembangkan antibodi virus Corona sebelum bulan Februari.


Seperti Zeng, ahli epidemiologi CDC China saat ini yaitu Wu Zunyou juga mengatakan bahwa virus Corona itu bisa masuk ke negara tersebut melalui impor makanan laut beku atau produk daging.


"Penemuan ini hanya mendokumentasikan bahwa epidemi di China tidak terdeteksi tepat waktu," kata Giovanni Apolone, direktur ilmiah National Cancer Institute sekaligus salah satu penulis dari studi tersebut.


Ditemukan di China berkat sistem pemantauan pneumonia

Masih di konferensi yang sama, Zeng menjelaskan virus Corona pertama kali terdeteksi di Wuhan lewat pembentukan sistem pemantauan pneumonia yang didirikan setelah wabah sindrom pernapasan akut yang parah atau SARS 17 tahun lalu.

https://indomovie28.net/movies/c-r-a-z-y/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar