Kebiasaan merokok menjadi salah satu hal yang sangat berisiko di masa pandemi ini. Junior Doctor Network, dr. Vito Anggarino Damay mengatakan selain mengganggu jantung dan paru-paru, merokok juga dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit termasuk COVID-19. Bahkan, risiko ini juga mengintai para perokok pasif.
"Orang yang merokok lebih berisiko dirawat karena penyakit berat termasuk COVID-19 juga," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/11/2020).
Hal ini ia sampaikan saat menjadi narasumber acara Dialog Produktif bertema 'Awasi Penyakit Tidak Menular untuk Tetap Produktif dan Aman COVID-19' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (9/11).
Lebih lanjut dr. Vito menyampaikan tingginya risiko disebabkan oleh kontaminasi virus dan bakteri pada tangan. Pasalnya, saat perokok menyentuh mulut berulang-ulang kali ketika memegang rokok, tangan mereka belum tentu bersih dan bisa jadi terkontaminasi dengan virus.
Ia menambahkan risiko ini juga harus diwaspadai para perokok pasif, yang juga dapat tertular dengan berbagai penyakit menular lainnya.
"Perokok pasif itu paling kasihan, karena kesannya nggak tahu apa-apa. Nggak ngerasain nikmatnya, malah menghirup asap, malah terkena imbasnya," tambahnya.
dr. Vito menjelaskan kandungan pada rokok dan asap yang dihasilkan sangat berpotensi menurunkan kerja sel imun pada tubuh. Dengan demikian, tubuh akan rentan terserang virus dan penyakit.
"Karena asapnya (rokok) ada sel-sel radang yang menyebabkan kemampuan pertahanan tubuh kita berkurang. Makanya mudah terserang COVID-19, ataupun penyakit infeksi lain, karena pertahanan tubuhnya berkurang," paparnya.
Oleh karena itu, di masa pandemi ini ia mengimbau masyarakat mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan merokok. Selain itu, terapkanlah pola hidup sehat dan makan yang bergizi, seperti banyak konsumsi sayur dan buah-buahan.
https://indomovie28.net/movies/bad-frank/
Khusus Wanita, Ini 5 Tips Agar Bisa Orgasme Berulang Kali Saat Bercinta
Sebagian orang, terutama wanita, dapat merasakan pengalaman orgasme berkali-kali (multiple orgasm) dalam satu sesi bercinta. Hanya saja perlu diketahui tidak semua orang selalu dapat merasakannya. Studi menyebut hanya sekitar 14-40 persen wanita yang merasakan multiple orgasme saat bercinta.
Lalu bagaimana bila kamu ingin menyenangkan pasangan dengan membuatnya orgasme berkali-kali? Dikutip dari Men's Health, berikut 5 cara yang bisa dicoba:
1. Pastikan keinginan pasangan
Tidak semua orang menginginkan sesi bercinta yang panjang, karena itu pastikan bahwa pasangan memang ingin meraih multiple orgasm. Organ intim mungkin terasa terlalu sensitif usai orgasme sehingga ada yang lebih memilih untuk beristirahat.
2. Istirahat sejenak
Usai pasangan mengalami orgasme yang pertama, jangan terburu-buru langsung melakukan rangsangan pada bagian intim. Klitoris wanita usai orgasme bisa sangat sensitif sehingga rangsangan justru malah menimbulkan perasaan tidak nyaman
3. Pertahankan suasana seksual
Penulis buku "The New Sex Bible for Women", Amie Harwick, menjelaskan salah satu kunci meraih multiple orgasm adalah dengan mempertahankan ketegangan atau suasana seksual. Sebagai contoh usai mencapai orgasme pertama, istirahat sebentar sambil tetap melakukan rangsangan-rangsangan, seperti pijitan atau ciuman ringan .
"Kamu ingin pasangan tetap mempertahankan perasaan terangsang saat tubuhnya mulai rileks usai orgasme pertama," kata Amie.
4. Coba rangsangan baru
Untuk meraih multiple orgasm, penting bagi kamu mencoba berbagai titik atau teknik rangsangan seksual. Tujuannya agar pasangan bisa merasakan sensasi rangsangan yang tidak membosankan.
Lakukan eksperimen pada area leher, kuping, dan dada pasangan lalu perhatikan reaksinya.
5. Gunakan mainan seks atau pelumas
Mainan seks atau pelumas dapat membantu agar pengalaman bercinta semakin optimal. Pelumas khususnya bisa membantu agar kondisi vagina tetap terlubrikasi dengan baik setelah orgasme.
"Jangan malu jika perlu pelumas ekstra saat orgasme sudah lebih dari satu kali. Kurang pelumas berisiko mengakibatkan seks terasa tidak nyaman bahkan mengganggu pasangan," kata psikolog dan terapis seks Holly Richmond, PhD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar