Selasa, 18 Mei 2021

Keluarga Setujui Autopsi Jenazah Pria Jaktim yang Meninggal Usai Vaksinasi

 Belakangan, meninggalnya pemuda 22 tahun asal Jakarta Timur heboh jadi perbincangan. Pasalnya, tak sampai 24 jam pasca disuntik vaksin AstraZeneca, ia wafat dengan catatan mengeluhkan efek samping vaksin, seperti demam tinggi hingga pegal.

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menegaskan, untuk menemukan kaitan penyebab meninggal yang bersangkutan dengan vaksin AstraZeneva, perlu dilakukan proses autopsi jenazah. Pihak keluarga disebut Prof Hindra akhirnya bersedia melalui proses tersebut.


"Alhamdulillah (keluarga) sudah bersedia diautopsi, sedang disiapkan oleh Dinas Kesehatan DKI," jelas Prof Hindra kepada detikcom tanpa merinci kapan persisnya autopsi akan berlangsung.


Pemuda bernama Trio Fauqi Virdaus diketahui sudah dikebumikan 6 Mei lalu. Kesepakatan autopsi jenazah pemuda tersebut hasil dari diskusi bersama pihak keluarga Senin pagi (17/5/2021).


"Tadi pagi, kami datang, silaturahmi, berduka cita, kemudian saya konfirmasi kejadian-kejadian dari yang menunggu almarhum, dari sejak awal keluhan," tutur Prof Hindra.


Ia sangat berduka dan menyayangkan, almarhum belum sempat mendapat penanganan medis saat mengeluhkan beragam efek samping. Terlebih saat demam Trio tak kunjung mereda, dan mengeluhkan pegal-pegal hingga sempat dipijat.


Hal tersebut yang kemudian, juga menyulitkan proses investigasi Komnas KIPI. Sebab, tidak ada data apapun seperti pemeriksaan fisik hingga hasil CT scan, yang bersangkutan disebut Prof Hindra sampai ke RS dengan kondisi wafat.


"Jadi memang datanya nggak ada, data pemeriksaan fisik nggak ada, data wawancara dari almarhum nggak ada, pemeriksaan lab nggak ada, CT scan nggak ada, jadi ya mudah-mudahan dengan autopsi kita bisa mendapatkan apakah ada keterkaitan," sebut Prof Hindra.


"Baik keterkaitan antara vaksin dan yang diberikan, atau ada penyakit lain," tutupnya.

https://maymovie98.com/movies/money-maker/


Kemenkes Pasang Kuda-kuda Antisipasi Lonjakan COVID-19 Usai Lebaran


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan langkah antisipasi lonjakan kasus COVID-19 pasca libur panjang Idul Fitri 1442 Hijriah. Selain itu, upaya tracing akan dimasifkan untuk mengidentifikasi mutasi baru virus Corona.

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menjelaskan setelah periode libur lebaran berpotensi terjadi lonjakan kasus COVID-19 sebanyak 30 hingga 80 persen. Untuk mengantisipasi hal tersebut, 50 ribu dari total 70 ribu tempat tidur disiagakan untuk pasien isolasi.


"Jadi masih ada buffer cadangan sebanyak 50 ribu atau 250 persen dari keterisian tempat tidur isolasi," ujar Budi dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (17/5/2021).


Sementara itu, dari total 7.500 tempat tidur ICU untuk pasien COVID-19 di seluruh Indonesia, sejauh ini sudah terisi sebanyak 2.500 tempat tidur.


"Mudah-mudahan pasca Lebaran libur panjang kenaikannya tidak akan setinggi itu sehingga cadangan untuk tempat tidur baik isolasi maupun ICU tidak usah sampai penuh," ungkap Budi.


Budi memastikan stok obat-obatan dan tenaga kesehatan di rumah sakit telah dipersiapkan untuk merawat pasien COVID-19.


Mutasi Baru Virus Corona


Menyoal temuan dua mutasi baru virus Corona yang ditemukan di Jawa Timur, Budi meminta semua pihak terkait di tingkat daerah hingga pusat untuk memastikan peningkatan pelacakan terhadap pasien positif COVID-19. Dua mutasi virus tersebut teridentifikasi berasal dari Afrika Selatan dan London yang dibawa pekerjaan migran Indonesia dari Malaysia


"Tingkat penularan dari dua mutasi virus ini lebih cepat jika dibandingkan dengan sebelumnya," cetus Budi.

https://maymovie98.com/movies/crazy-safari/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar