Kamis, 20 Mei 2021

RI Berpotensi Hadapi Gelombang Kedua Corona, Ini Penjelasan Satgas

 Pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini disebut relatif terkendali dengan kasus baru harian selama beberapa minggu terakhir berada di angka 4.000. Namun, Satgas Penanganan COVID-19 sudah melihat tanda-tanda Indonesia berpotensi menghadapi gelombang kedua Corona.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B Harmadi mengatakan ada tiga hal mengkhawatirkan. Mulai dari tingginya mobilitas masyarakat pada periode lebaran, turunnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan, dan peningkatan kasus harian di beberapa provinsi.


"Apakah Indonesia mungkin terjadi lonjakan kasus yang luar biasa? Iya sangat mungkin," kata Sonny dalam diskusi yang disiarkan Forum Merdeka Barat 9, Kamis (20/5/2021).


"Kita melihat kurva kasus harian menurut provinsi, kabupaten/kota, maupun pulau. Untuk Sumatera itu jelas sekali terjadi lonjakan kasus harian yang luar biasa. Ini menunjukkan bahwa ada potensi gelombang kedua," lanjutnya.


Setidaknya ada 13 provinsi di Indonesia yang sudah menunjukkan tanda-tanda peningkatan kasus COVID-19.


Tingkat kepatuhan protokol kesehatan disebut turun di 24 provinsi. Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut ada 122.899 orang yang ditegur terkait protokol kesehatan di tempat wisata selama periode libur lebaran 12-15 Mei, meningkat 90 persen dibandingkan minggu sebelumnya.


DKI Jakarta menempati posisi paling rendah dalam kepatuhan prokes di tempat wisata selama periode tersebut.


"DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kepatuhan protokol kesehatan di tempat wisata yang paling rendah. Yaitu hanya sebesar 27 persen orang yang patuh untuk menjaga jarak di tempat wisata," kata Wiku beberapa waktu lalu.

https://cinemamovie28.com/movies/green-lantern/


COVID-19 Naik Hingga 100 Persen Lebih Usai Lebaran, RS Antisipasi Kolaps


Pasca libur Lebaran 2021, sejumlah provinsi di RI dilaporkan mengalami peningkatan kasus baru COVID-19 yang signifikan. Di antaranya, mengalami kenaikan hingga lebih dari 100 persen.

"Ada beberapa provinsi yang menunjukan peningkatan cukup signifikan. Ada beberapa provinsi yang naiknya lebih dari 50 persen yaitu provinsi Aceh dan Sulawesi Barat. Ini mereka bisa naik, bahkan Aceh bisa lebih dari 100 persen kenaikan pasien COVID-nya," terang Sekjen Perhimpunan RS Indonesia (PERSI), Dr dr Lia G Partakusuma, SpPK, MM, MARS dalam diskusi daring, Kamis (20/5/2021).


"Ada juga yang di bawah 25-20 persen itu Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Riau. Serta yang 10-24 persen Babel Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jambi. Yang lain itu masih ada peningkatan seperti Bengkulu, Sumatera Selatan, Yogyakarta tapi masih di bawah 10 persen," lanjutnya.


Menurutnya, peningkatan kasus COVID-19 selalu dibarengi peningkatan keterisian kamar di rumah sakit. Kini diketahui, bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit masih sekitar 30 persen atau kurang.


Namun melihat peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan di sejumlah provinsi pasca Lebaran, ia menyebut pihak rumah sakit perlu melakukan langkah antisipatif.


"Beberapa waktu lalu angka sudah mulai turun sehingga tempat tidur COVID yang semula kita peruntukan sudah ada beberapa yang sudah kita putar kembali menjadi noncovid. Memang pernah kita punya angka tempat tidur yang luar biasa. Sebelumnya kita punya ruangan isolasi 3.500, pada waktu peak sampai 78.000 tempat tidur isolasi," terang dr Lia.


"Sekarang huniannya sekitar 30 persen dan kasus per hari 4 ribuan. Tapi kalau naik terus sampai 7.000-8.000 pada waktu yang bersamaan pasti rumah sakit itu kolaps," pungkasnya.

https://cinemamovie28.com/movies/setup/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar