Sabtu, 22 Mei 2021

Dear Weekend Warrior, Ini Bahaya 'Nge-push' Olahraga Cuma di Akhir Pekan

 Dibanding tidak olahraga sama sekali, olahraga cuma di akhir pekan memang lebih 'mendingan'. Tapi tetap tidak boleh sembarangan, terlalu 'nge-push' bisa berakibat fatal bagi jantung.

Ini biasanya dilakukan oleh para weekend warrior, yakni orang-orang yang hanya punya waktu di akhir pekan untuk olahraga. Menyadari bahwa sepanjang pekan tidak punya waktu untuk olahraga, lalu 'nge-push' alias memaksakan diri olahraga berat untuk menebus utang olahraga.


Apakah benar-benar lebih menyehatkan dibanding tidak olahraga sama sekali? Tunggu dulu.


Menurut dr BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP (K) dari Heartology Cardiovascular Center, seorang weekend warrior sering kali memaksakan tubuhnya untuk berolahraga. Hal ini sangat tidak disarankan.


Menurut dr Ario, olahraga yang bertujuan untuk menjaga kesehatan sebenarnya harus berdasarkan dua aspek penting, yakni durasi olahraga dan frekuensi olahraga yang harus diterapkan dengan rutin.


"Olahraga kalau tujuannya untuk kesehatan, sebetulnya yang penting ada dua, frekuensi dan durasi yang tercapai. Banyak yang melakukan olahraga yang sifatnya weekend warrior, jadi cuman weekend aja dan itu dimaksimalkan atau bahkan diforsir. Itu malah membahayakan," kata dr Ario dalam Zoom Media Briefing, baru-baru ini.


dr Ario menyebutkan, konsep weekend warrior merupakan konsep berbahaya dan berisiko. Jantung yang tidak terlatih untuk berolahraga dan diforsir untuk menahan beban yang berat selama berolahraga justru berpotensi memicu terjadinya berbagai penyakit kardiovaskular.


"Malah banyak mereka yang mengalami serangan jantung saat olahraga karena menggunakan konsep weekend warrior. Itu justru bahaya karena jantung kita tidak terlatih dan kemudian dipaksa untuk mendapat beban yang sangat berat," tuturnya.


"Berisiko serangan jantung, stroke, gangguan irama," tambahnya.

https://tendabiru21.net/movies/baby-love-2/


Klaster Keluarga Bermunculan, Picu Lonjakan COVID-19 di Kudus


Kasus penyebaran virus Corona atau COVID-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengalami lonjakan. Bupati Kudus menyebut lonjakan kasus Corona berasal dari klaster keluarga.

"Kasus Corona naik lagi, ada 300 an kasus saat ini. kemarin sudah saya suruh pembukaan isolasi COVID-19, karena di sana sudah banyak 80an pasien di rumah sakit umum," kata Bupati Kudus HM Hartopo kepada wartawan ditemui di pendapa Kabupaten Kudus, Jumat (21/5/2021).


"Setelah vaksinasi ternyata masyarakat banyak yang abai untuk prokes sendiri, pemahamannya kurang. Karena dianggap vaksinasi ini bisa menolak virus. Padahal tidak seperti itu, karena hanya untuk menambah antibodi saja. Supaya terpapar tidak ada gejala," sambung Hartopo.


Hartopo menuturkan peningkatan kasus Corona di Kudus berasal dari klaster keluarga. Menurutnya warganya banyak yang bepergian ke daerah lain. Hal tersebut pun kembali ke Kudus membawa virus Corona.


"Di sini, rata-rata merupakan klaster keluarga. Karena sini kita perketat wisata. Aturan kemarin, dengan Perbup kemarin. Kapasitas 30 persen dari sebelumnya. Tapi tetangga sebelah wisata dibuka semua. Termasuk Jepara, Rembang. Jadi orang Kudus banyak ke sana. Pulang-pulang membawa COVID-19, terus disebarkan ke keluarga. Lokal aman, pemudik juga aman," kata Hartopo.

https://tendabiru21.net/movies/baby-love/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar