Banyaknya promo yang dihadirkan membuat UMKM menjadikan Shopee sebagai pilihan utama untuk berjualan online. Berdasar riset Katadata Insight Center (KIC) sebanyak 82% responden UMKM memilih Shopee, sementara kompetitornya berada pada rentang 9%-64%.
Manajer Survei KIC, Vivi Zabkie mengatakan sebanyak 86% UMKM yang disurvei menggunakan 1-3 marketplace untuk memasarkan produk. Sisanya bahkan ada yang menggunakan 4-6 marketplace berbeda. Survei ini dilakukan ke 392 UMKM di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan pada 24 Maret-9 April 2021.
"Platform digital menjawab tuntutan konsumen di masa pandemi yang mewajibkan mereka tak banyak bepergian, tetap berada di rumah serta menjaga jarak. UMKM menyadari adanya tren peralihan konsumen ke belanja digital. Maka marketplace akhirnya menjadi tempat yang diandalkan untuk mempertemukan UMKM dengan konsumen," kata Vivi dalam keterangan tertulis, Selasa (4/5/2021).
Vivi menjelaskan dari skala 1-10, responden UMKM memberi nilai 9 atau sangat setuju marketplace telah membantu memperluas jaringan bisnis serta memicu tumbuhnya bisnis baru. Responden juga memberi nilai 8 atau setuju marketplace membantu UMKM bertahan serta mendukung keberlangsungan UMKM Indonesia di masa pandemi.
UMKM memilih Shopee sebagai marketplace pilihan utama salah satu faktornya adalah karena banyaknya promo yang dihadirkan Shopee. Mulai dari gratis ongkir, cashback, dan diskon yang diberikan dianggap memberi dampak untuk meningkatkan penjualan UMKM.
Sebanyak 89% UMKM pengguna Shopee mengaku sangat merasakan dampak berbagai program promo yang diberikan. Sementara para pesaingnya berada pada angka 11%-45%.
Survei juga menyebut Shopee unggul dari sisi membantu memasarkan produk atau toko, sebanyak 85% UMKM yang menggunakan Shopee merasakan manfaat ini. Dari sisi keamanan, marketplace ini juga dinilai aman untuk bertransaksi (69%) dan user friendly (69%).
Shopee juga unggul dari sisi keamanan. Sebanyak 92% UMKM merasakan manfaat keamanan dari platform Shopee. Tidak hanya itu, sebanyak 57% UMKM juga menyebut Shopee mendatangkan omzet atau nilai penjualan terbesar, unggul dari para kompetitornya di angka 3%-28%.
https://maymovie98.com/movies/the-story-of-my-son/
Mengapa Masih Ada yang Percaya COVID-19 adalah Konspirasi?
Sudah begitu banyak bukti, masih ada saja yang percaya COVID-19 adalah konspirasi. Tak cuma satu dua orang, kejadian di Indonesia soal pelanggaran kepatuhan menjalankan protokol kesehatan saja masih banyak. Contoh kasus viral adalah pria yang membodohkan pengunjung mal bermasker di Surabaya dan jemaah di Bekasi yang dilarang bermasker saat ingin shalat di masjid.
Apa alasannya? detikINET telah merangkum beberapa pertanyaan seputar teori konspirasi dari RTE yang ditulis oleh Dr Joanne McVeigh dosen di Department of Psychology and the ALL (Assisting Living & Learning) Institute di Maynooth University dan Prof Malcolm MacLachlan Professor of Psychology and Social Inclusion.
Bagaimana bisa orang percaya teori konspirasi?
Dari sekian banyak informasi ilmiah yang ada, sebagian orang memilih untuk berinteraksi dengan informasi berbasis konspirasi. Ini dikarenakan mereka mengalami bias konfirmasi atau 'bias diri sendiri', di mana orang mencari informasi yang menegaskan keyakinan mereka dan mengabaikan bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka. Bukti menunjukkan, individu yang percaya pada teori konspirasi tertentu mengenai fenomena seperti pandemi juga cenderung percaya pada teori konspirasi lain dalam konteks yang tidak terkait.
Sebagai pembelajaran di masa depan, penelitian menunjukkan bahwa argumen faktual yang menentang teori konspirasi dapat efektif dalam mengurangi kepercayaan konspirasi, tetapi hanya sebelum orang tersebut kekeuh terhadap teori konspirasi tersebut. Oleh karena itu, informasi ilmiah harus tepat waktu sehingga dapat mencegah orang terjerat pada konspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar