GeNose, tes COVID-19 yang menggunakan sampel napas ditegaskan tak bisa mendeteksi jenis virus Corona. Hal ini diungkap juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito.
"GeNose sendiri pada prinsipnya tidak dapat mendeteksi jenis virus, baik varian atau titik mutasinya yang menginfeksi seseorang," beber Prof Wiku dalam konferensi pers Selasa (25/5/2021).
"Karena sistem kerja GeNose bertujuan mendeteksi perubahan zat kimia organik yang diakibatkan oleh infeksi virus, bukan menemukan virusnya," sambung Prof Wiku.
Seperti diketahui, varian baru Corona hingga saat ini sudah tercatat sebanyak 54 kasus. Pendeteksian varian baru Corona dilakukan menggunakan test genome sequencing yang dilakukan di laboratorium, mendeteksi sampel para pasien positif COVID-19.
Adapun 54 kasus varian baru Corona yang sudah masuk Indonesia berasal dari varian Corona India B16172, varian Corona Inggris B117, hingga varian Corona Afrika Selatan B1351.
https://tendabiru21.net/movies/super-8/
6 Tips Cegah Penyumbatan Darah Otak, Penyebab Pak Ogah Sulit Bicara
- Kondisi terkini Pak Ogah di Si Unyil diungkap pihak keluarga. Menurut penuturan sang istri, Yuyun, pria di balik karakter Pak Ogah bernama Abdul Hamid saat ini tengah mengalami penyumbatan darah.
"Itu betul (penyumbatan darah). Tapi kalau kondisi saat ini betul penyumbatan pembuluh darah," tutur Istri Abdul Hamid, Yuyun.
"Bukan susah ngomong lagi, tapi memang udah nggak bisa (bicara). Saya bilang ya benar-benar baru sakitnya, saat ini," bebernya.
Ada beberapa faktor risiko pengidap stroke, salah satunya adalah kebiasaan sehari-hari atau gaya hidup. Agar tak memiliki risiko tinggi terkena stroke, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti berikut, dikutip dari Mayo Clinic.
1. Mengontrol tekanan darah tinggi
Mengontrol tekanan darah tinggi penting dilakukan untuk mengurangi risiko terkena stroke. Terlebih jika memiliki riwayat stroke, menurunkan atau menjaga tekanan darah bisa membantu mencegah terkena serangan stroke berkelanjutan.
Mulai mencoba perubahan gaya hidup, menjadi lebih sehat dan sering check up sehingga mendapatkan pengobatan dan kondisi tetap terkontrol.
2. Menurunkan jumlah kolesterol
Cobalah untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan kolesterol dan lemak yang rendah, terutama lemak jenuh dan lemak trans, agar bisa mengurangi penumpukan di arteri. Jika tidak dapat mengontrol kolesterol melalui perubahan pola makan saja, biasanya dokter akan meresepkan obat penurun kolesterol.
3. Berhenti merokok
Merokok meningkatkan risiko stroke bagi, mulailah untuk mengurangi kebiasaan tersebut sehingga bisa benar-benar terbebas dari kebiasaan merokok.
4. Mengelola diabetes
Diet, olahraga, dan menjaga berat badan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap normal. Jika faktor gaya hidup tampaknya tidak cukup untuk mengendalikan diabetes, dokter mungkin akan meresepkan obat diabetes.
5. Menjaga berat badan
Kelebihan berat badan berkontribusi pada faktor risiko stroke lainnya, seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, dan diabetes. Banyak mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran. Diet yang mengandung lima atau lebih porsi buah atau sayuran setiap hari dapat mengurangi risiko stroke.
6. Olahraga teratur
Olahraga seperti senam aerobik bisa mengurangi risiko terkena stroke. Pasalnya, olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol baik, dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan jantung secara keseluruhan.
Berolahraga secara teratur juga membantu menurunkan berat badan, mengontrol diabetes, dan mengurangi stres. Secara bertahap, lakukan aktivitas fisik sedang setidaknya selama 30 menit, seperti berjalan kaki, joging, berenang, atau bersepeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar