Seiring penggunaan vaksin COVID-19 impor, pemerintah kini tengah mempersiapkan vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang dinamakan vaksin Merah Putih.
Berangkat dari prinsip bahwa Indonesia tidak bisa terus-menerus bergantung pada pengadaan vaksin impor, vaksin Merah Putih dicita-citakan bisa digunakan pada 2022.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro sempat menyebutkan, vaksin Merah Putih ini ditargetkan sudah bisa diproduksi secara massal pada akhir 2021 dan digunakan untuk vaksinasi. Kini, beberapa kandidat vaksin Merah Putih sudah dalam tahap pengerjaan uji klinis.
Bibit vaksin atau seed yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler ditargetkan pada Maret-April sudah bisa dikirim ke Bio Farma. Sementara vaksin yang dikembangkan Universitas Airlangga ditargetkan selesai uji klinis akhir 2021.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek/BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Prof Dr Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D menjelaskan, hingga ini belum ada kepastian perihal besaran produksi vaksin merah putih. Sebab nantinya, tahap distribusi vaksin ini harus menyesuaikan situasi pandemi di Indonesia.
"Vaksin merah putih tergantung keperluan. Dari segi kapasitas produksi, 1 perusahaan saja bisa memiliki kapasitas ratusan juta. Katakanlah 500 - 700 juta bisa, sehingga orientasi ke depan tidak hanya ke dalam negeri. Tapi, ke luar negeri juga kita bisa orientasikan," terangnya dalam siaran langsung dialog "Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi," katanya, Selasa (9/2/2021).
Meski diproyeksikan untuk diekspor ke luar negeri, Prof Ghufron menekankan bahwa prioritas distribusi vaksin Merah Putih tetap dalam negeri. Sejauh ini, kapasitas produksi yang tinggi masih diperuntukan masyarakat Indonesia.
Seiring penggunaan vaksin Sinovac yang kini tengah diprioritaskan untuk tenaga kesehatan (nakes), produksi vaksin Merah Putih akan terus berlangsung. Pun jika pada 2022 pandemi di Indonesia telah mereda, produksi masih harus tetap diupayakan.
"(Produksi vaksin Merah Putih) masih tetap diupayakan meskipun sudah selesai pandemi di 2022. Kalau selesai," ujar Prof Ghufron.
Prof Ghufron menambahkan, vaksin Merah Putih ini diperuntukan varian virus Corona yang paling banyak menyerang di Indonesia.
"(Vaksin Merah Putih) mempertimbangkan varian yang sudah ada di Indonesia. Melihat situasi di dalam negeri," terangnya.
https://indomovie28.net/movies/blade/
9 Gejala COVID-19 Terbaru, Ditemukan pada Varian Inggris-Afsel
Varian baru SARS-COV-2 asal Inggris, B117, kembali bermutasi. Kini varian tersebut mengandung mutasi E484K sehingga memiliki kemampuan untuk menembus daya tahan tubuh dan lebih mudah menular daripada varian lainnya.
Sejauh ini, telah tercatat lebih dari 100 kasus mutasi E484K yang tersebar di Inggris, seperti Liverpool, Preston, dan Lancashire.
"Tidak masalah jika Anda tidak merasakan 3 gejala utama, sakit kepala pun dapat menjadi indikasi Anda terpapar mutasi ini," ujar direktur kesehatan masyarakat Lancashire, Dr Sakthi Karunanithi, dikutip dari Express.co.uk, Senin (8/2/2021).
"Kita harus melakukan apapun yang kita bisa agar tetap aman dan untuk menghindari penyebaran COVID-19," lanjutnya.
Seperti diketahui, 3 gejala utama COVID-19 adalah batuk, demam, dan hilangnya indra perasa dan penciuman. Namun, ada beberapa gejala Corona yang disebut berkaitan dengan mutasi Corona E484K.
Dikutip dari laman Express, berikut 9 gejala baru virus Corona dengan mutasi E484K:
Diare
Sakit kepala
Demam
Kesulitan bernapas
Kelelahan
Nyeri otot atau badan
Nyeri tenggorokan
Pilek
Muntah-muntah
Menurut Matthew Ashton dari Public Health Liverpool, banyak orang yang tidak sadar bahwa mereka terinfeksi COVID-19 lantaran tidak merasakan gejala utamanya. Sehingga, mereka secara tidak sadar menularkan virus Corona kepada orang lain.
Oleh sebab itu, menjalani tes Corona seperti swab PCR (polymerase chain reaction) sangatlah penting untuk menghindari kemungkinan virus semakin menyebar. Kasus lain dari mutasi E484K juga ditemukan di Bristol, Inggris.
Seorang ahli virus dari Universitas Leicester, Dr Julian Tang, mengatakan bahwa jika masyarakat tidak mengikuti aturan lockdown yang ditetapkan, maka virus dapat terus menyebar dan berevolusi.
Dalam sebuah laporan terbaru, vaksin Moderna yang digunakan di Inggris masih terbukti efektif melawan mutasi virus Corona, meskipun respons daya tahan tubuh tidak seaktif biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar