- Morning sex bisa jadi booster untuk memulai hari, sekaligus momen untuk memperkuat ikatan emosi dengan pasangan. Rupanya bukan hanya itu, timing seks ini punya dampak baik untuk tubuh.
Dilansir The Mercury News, pilihan waktu memengaruhi kualitas seks. Pasalnya, kerja tubuh pria dan wanita dinamis dari jam ke jam setiap hari. Dalam waktu yang tepat, kondisi fisik dan emosi yang sinkron bisa menciptakan seks berkualitas.
"Walau tidak terdengar logis, mengacu pada kerja testosteron, kombinasi ini sebenarnya membuat pria lebih 'hadir' secara emosional saat berhubungan seks, serta lebih mampu berkonsentrasi untuk memuaskan kebutuhan wanita," kata Alisa Vitti, penulis WomanCode, according to Men's Health.
Menurut riset, salah satu waktu terbaik untuk seks adalah pukul 7 pagi. Tak lain sekitar 45 menit setelah bangun tidur, dalam kondisi tubuh sudah benar-benar bangun secara optimal.
Ladies and Gentlemen, ini dia beberapa manfaat morning sex:
1. Membuat mood baik
Seks bisa membantu pelepasan dopamin, alias hormon yang berfungsi mengendalikan emosi. Maka itu, tak ada salahnya memulai hari yang baik dengan morning sex bersama pasangan.
2. Membakar kalori, cegah diabetes dan darah tinggi
Morning sex dipercaya mampu melancarkan peredaran darah dan mencegah darah tinggi. Selain itu ibarat olahraga pagi hari, seks pagi hari disebut efektif membakar kalori, sehingga bisa menurunkan risiko diabetes.
3. Kulit glowing dan rambut berkilau
Dikutip dari Times of India, morning sex bisa membuat kulit lebih glowing, pipi kemerahan, dan rambut berkilau. Seks pagi hari memang dipercaya bisa melepas hormon-hormon 'baik' untuk suasana hati dan tentunya, penampilan.
4. Meningkatkan kekebalan tubuh
Menurut penelitian, seks pagi hari efektif meningkatkan kerja sistem imun dan pertahanan tubuh terhadap bakteri dan virus.
Riset lain mengatakan, morning sex juga bisa meningkatkan produksi antibodi IgA yang salah satunya, berfungsi memperkuat imunitas.
https://indomovie28.net/movies/vampire-vs-vampire/
Vaksin COVID-19 Merah Putih Ditarget Rampung Akhir 2021, Siap Pakai 2022
Seiring penggunaan vaksin COVID-19 impor, pemerintah kini tengah mempersiapkan vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang dinamakan vaksin Merah Putih.
Berangkat dari prinsip bahwa Indonesia tidak bisa terus-menerus bergantung pada pengadaan vaksin impor, vaksin Merah Putih dicita-citakan bisa digunakan pada 2022.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro sempat menyebutkan, vaksin Merah Putih ini ditargetkan sudah bisa diproduksi secara massal pada akhir 2021 dan digunakan untuk vaksinasi. Kini, beberapa kandidat vaksin Merah Putih sudah dalam tahap pengerjaan uji klinis.
Bibit vaksin atau seed yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler ditargetkan pada Maret-April sudah bisa dikirim ke Bio Farma. Sementara vaksin yang dikembangkan Universitas Airlangga ditargetkan selesai uji klinis akhir 2021.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek/BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Prof Dr Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D menjelaskan, hingga ini belum ada kepastian perihal besaran produksi vaksin merah putih. Sebab nantinya, tahap distribusi vaksin ini harus menyesuaikan situasi pandemi di Indonesia.
"Vaksin merah putih tergantung keperluan. Dari segi kapasitas produksi, 1 perusahaan saja bisa memiliki kapasitas ratusan juta. Katakanlah 500 - 700 juta bisa, sehingga orientasi ke depan tidak hanya ke dalam negeri. Tapi, ke luar negeri juga kita bisa orientasikan," terangnya dalam siaran langsung dialog "Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi," katanya, Selasa (9/2/2021).
Meski diproyeksikan untuk diekspor ke luar negeri, Prof Ghufron menekankan bahwa prioritas distribusi vaksin Merah Putih tetap dalam negeri. Sejauh ini, kapasitas produksi yang tinggi masih diperuntukan masyarakat Indonesia.
Seiring penggunaan vaksin Sinovac yang kini tengah diprioritaskan untuk tenaga kesehatan (nakes), produksi vaksin Merah Putih akan terus berlangsung. Pun jika pada 2022 pandemi di Indonesia telah mereda, produksi masih harus tetap diupayakan.
"(Produksi vaksin Merah Putih) masih tetap diupayakan meskipun sudah selesai pandemi di 2022. Kalau selesai," ujar Prof Ghufron.
Prof Ghufron menambahkan, vaksin Merah Putih ini diperuntukan varian virus Corona yang paling banyak menyerang di Indonesia.
"(Vaksin Merah Putih) mempertimbangkan varian yang sudah ada di Indonesia. Melihat situasi di dalam negeri," terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar