Senin, 08 Februari 2021

Jenis-jenis Vertigo, Kondisi di Balik Kabar Meninggalnya Prof Firmanzah

 Rektor Paramadina Prof Firmanzah meninggal dunia pada Sabtu (6/2/2021). Sumber menyebut manfan staf khusus presiden era Susilo Bambang Yudhoyono ini meninggal karena vertigo.

"Kabarnya beliau meninggal dunia karena vertigo," kata salah satu dosen Universitas Paramadina Khoirul Umam saat dihubungi lewat telepon, Sabtu (6/2/2021).


Belum ada informasi resmi dari keluarga terkait penyebab meninggalnya Prof Firmanzah di usia yang relatif masih muda. Namun dipastikan, bukan karena COVID-19.


Terkait kabar Prof Firmanzah mengidap vertigo, dokter saraf dari RS Medistra Jakarta, dr Rimawati Tedjasukmana, SpS menjelaskan bahwa vertigo umumnya bukan penyakit melainkan sebuah gejala. Menurutnya ada 2 jenis vertigo yang dikenal.


1. Vertigo sentral

Disebabkan oleh kelainan di otak kecil (cerebellum) atau batang otak, vertigo sentral adalah jenis vertigo yang bisa berujung kematian. Beberapa pemicunya antara lain stroke karena penyumbatan pembuluh darah, perdarahan, tumor, infeksi, maupun peradangan.


"Biasanya vertigo sentral lebih lama (berlangsungnya). Mual atau muntah jarang, tidak tergantung perubahan posisi tubuh. Bisa ada kelainan saraf lain seperti kelemahan lengan, tungkai, baal, kesemutan, dan gangguan keseimbangan," terang dr Rimawati saat dihubungi detikcom, Sabtu (6/2/2021).


Jenis vertigo seperti ini menurut dr Rimawati butuh penanganan yang cepat. Jika penyebab utamanya tidak teratasi, menurutnya bisa berakibat fatal.


2. Vertigo perifer

Jenis lain yang juga sering ditemukan adalah vertigo perifer. Jenis ini bisa dialami oleh usia muda maupun dewasa. Pada usia yang lebih muda, bisa disebabkan oleh trauma kepala dan infeksi telinga, sedangkan pada lanjut usia dipicu oleh penurunan fungsi organ atau proses degeneratif.

https://indomovie28.net/movies/the-remains/


Efektifkah Vaksin Oxford-AstraZeneca pada Varian Corona Afsel? Ini Jawabannya


Hasil uji awal menunjukkan vaksin COVID-19 buatan Oxford-AstraZeneca memberikan perlindungan terbatas pada varian virus Corona B.1.351 dari Afrika Selatan. Vaksin ini dijadwalkan tiba di Indonesia pada kuartal pertama 2021.

Penelitian oleh University of Witwatersrand di Afrika Selatan bersama Oxford University ini melibatkan 2.000 partisipan dan tidak ada satupun yang dirawat di rumah sakit maupun meninggal. Hasil penelitian awal ini belum menjalani peer review.


"Dalam uji klinis kecil fase I/II, data awal menunjukkan efikasi terbatas melawan penyakit ringan terutama karena varian B.1.351 dari Afrika Selatan," kata juru bicara AstraZeneca dalam laporan Financial Times, dikutip dari Reuters, Minggu (7/2/2021).


AstraZeneca meyakini vaksin buatannya bisa mencegah penyakit parah mengingat aktivitas antibodi yang dihasilkan ekivalen dengan vaksin COVID-19 lain yang menunjukkan perlindungan terhadap penyakit parah.


Vaksin Oxford-AstraZeneca merupakan salah satu yang akan digunakan di Indonesia. Melalui kerjasama multilateral GAVI, Indonesia akan mendapatkan 13,7 juta hingga 23,1 juta dosis yang dikirim dalam 2 tahap.


Perngiriman tahap pertama dijadwalkan pada kuartal pertama 2021 sebanyak 25-35 persen, sedangkan pada kuartap kedua sebanyak 65-75 persen dari alokasi tahap awal.

https://indomovie28.net/movies/the-night-clerk/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar