Sabtu, 18 Juli 2020

Satu Awak Kabin Korean Air Positif Virus Corona COVID-19

Salah satu awak kabin Korean Air dipastikan positif virus corona COVID-19. Hal ini disampaikan pihak maskapai pada hari ini, Selasa (25/2).
Hal ini mendorong kantornya di sekitar Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, untuk tutup dan mengentikan aktivitas.

Dikutip dari Reuters, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) juga mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut. Kantor Korean Air ditutup untuk melakukan karantina para karyawannya.

Hingga saat ini, awak kabin yang terinfeksi masih ditangani pihak Centers for Disease Control dan belum diketahui terinfeksi virus corona di dalam pesawat atau lingkungan masyarakat sekitarnya.

Viral Lagi, Siapakah Prof Nidom Penemu Jamu 'Penangkal' Corona?

Sebuah video yang diposting di akun Instagram Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, belakangan ini viral. Video tersebut berisi informasi soal peneliti asal Universitas Airlangga yang 'menemukan' penangkal virus corona.
"Ini menjadi kabar gembira untuk seluruh masyarakat Indonesia dan dunia. Karena salah satu peneliti asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur berhasil menemukan penangkal ampuh virus corona," tulisnya dalam caption video tersebut.

"Dan, siapa sangka penangkal corona itu adalah curcumin yang ada pada jahe, kunyit, sereh, dan temulawak yang biasa dibuat bumbu masak serta minuman masyarakat Indonesia. Dan mungkin inilah yang menjadi jawaban mengapa virus corona belum menyebar di Indonesia," lanjutnya.

Di dalam video menyebutkan salah satu peneliti asal Unair, yaitu Profesor Chairul Anwar Nidom. Siapakah Prof Nidom itu?

Prof Chairul A Nidom adalah Ketua Ruset CoV dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation Surabaya. Ia menyebutkan bahwa curcumin bisa menekan risiko fatal yang terjadi pada manusia akibat virus corona high pathogenic.

"Kondisi high pathogenic reseptornya ada di paru, dan hal ini dapat berakibat fatal pada manusia. Dan curcumin ini bisa menekannya," ujarnya saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.

"Curcumin itu mempunyai fungsi menekan badai sitokin, yang tentunya kita bisa berharap bahwa paru-paru tidak begitu rusak atau bisa recovery secepatnya," jelas Prof Nidom.

Ia menjelaskan, pasien COVID-19 di Wuhan mengalami badai sitokin. Namun, untuk penggunaan formulasi ini harus diteliti kembali, mengingat kadar curcumin di dalam jahe hingga temulawak berbeda-beda.

"Sekarang sedang kita formulasikan kandungannya, tetapi masyarakat tidak perlu menunggu. Apa (asupan yang mengandung curcumin) yang biasa dikonsumsi, lanjutkan saja," imbaunya.

RSCM Rujuk Pasien Imbas Banjir, DPR: 'Kayak Ngemis-ngemis'

Langkah RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk merujuk pasien diapresiasi Nihayatul Wafiroh dari Komisi IX DPR RI. Langkah ini dilakukan usai banjir menggenangi sejumlah titik di RSCM.
Beberapa peralatan kembali terendam pada banjir Selasa (25/2/2020) pagi. Termasuk beberapa alat radiologi dan radioterapi, sehingga pasien dirujuk ke rumah sakit lain untuk mendapat pelayanan.

"Tapi ya malu juga ya, masak RSCM kayak ngemis-ngemis minta bantuan. Apalagi cuma sekedar pompa air gitu lho," kata Nihayatul, di Gedung RSCM.

Menurut Nihayatul, pasien RSCM yang terdampak layanannya telah dirujuk ke sejumlah rumah sakit baik negeri maupun swasta. Untuk rujukan ke rumah sakit swasta, disertai perjanjian bahwa harganya sama seperti di RSCM.

Soal antisipasi banjir, Nihayatul mendorong RSCM membuat planning jangka pendek. Termasuk masalah kekurangan pompa air yang diduga turut memicu banjir di ruang radiologi dan radioterapi RSCM.

"Jangan berharap hujan tidak turun, karena itu sudah di luar kondisi kita. Tapi bagaimana kita bisa mencari solusi sesegera mungkin," tegasnya.
https://nonton08.com/a-job-at-love-hotel-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar