Rutinitas pekerjaan membuat banyak orang lupa akan kesehatan. Gaya hidup yang kurang baik seperti tidur larut malam, membuat konsentrasi menurun saat bekerja pada keesokan harinya.
Untuk mengatasi hal tersebut, ada aktivitas yang bernama Power Nap. Head of Medical Marketing Kalbe Nutritionals dr Muliaman Mansyur menjelaskan power nap adalah istilah tidur siang untuk meningkatkan produktivitas.
"Memang banyak laporan dan pengalaman orang yang bisa power nap maka merasa lebih segar dan dicharge sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan meningkatkan daya ingat, kemampuan kognitif, kreativitas dan tingkat energi," ujar dr Muliaman kepada detikHealth baru-baru ini.
Perbedaan antara power nap dan tidur siang yang utama adalah soal waktu. Aktivitas power nap biasanya menutup mata dan tertidur selama 20-30 menit, sedangkan tidur siang paling tidak dilakukan selama 1 jam.
"Pada power nap tidak melewati 5 fase tidur seperti tidur pada umumnya terutama fase rapid eye movement (REM) dan tidur dalam," ujar dr Muliaman.
Saat bekerja biasanya para karywan bisa menggunakan waktu istirahat antara jam 12 hingga 1 siang untuk melakukan power nap ini. dr Muliaman menyebutkan berdasarkan penelitian juga sudah terbukti bahwa power nap bisa membantu meningkatkan produktivitas.
"Penelitian dari NASA (Badan Antariksa Amerika) memperlihatkan pilot yang melakukan power nap 26 menit di kokpit ternyata 54% lebih waspada dan 34% meningkatkan performa kerjanya. Penelitian ini harusnya bisa menjadi input buat perusahaan untuk menyiapkan sarana power nap buat karyawan sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawannya," ungkap dr Muliaman.
Untuk bisa melakukan aktivitas juga cukup mudah. Beberapa tips yang dapat dilakukan oleh karyawan ketika ingin melakukan power nap dilansir dari laman sleep adalah sebagai berikut.
Cobalah cari tempat yang tidak mudah diganggu seperti ruang khusus. Kebanyakan perusahaan besar saat ini, telah menyediakan tempat untuk karyawannya melakukan power napping.
Gunakan barang atau alat yang dapat membantu tidur dengan cepat, seperti bantal kecil, masker mata, dan barang lainnya.
Atur alarm untuk melakukan power napping selama 20 menit hingga 30 menit. Jangan sampai terlewat jam kerjanya!
Usahakan untuk melakukan power nap di awal jam istirahat agar tidak terburu-buru.
Selain melakukan power nap, Anda juga harus memastikan nutrisi harian terpenuhi agar produktivitas pekerjaan bisa terjaga sepanjang hari. Bagi Anda yang sibuk dengan aktivitas kerja, Anda bisa mencoba meminum susu Slim & Fit. Slim & Fit memberikan nutrisi lengkap dengan formulasi khusus SlimExpert yang kaya akan protein, serat, kalsium, 12 vitamin, dan mineral. Susu ini dapat diminum dua kali sehari sebagai pengganti makan pagi dan makan malam.
Ilmuwan Prancis Klaim Sayuran Ini Turunkan Angka Kematian Corona
Studi Eropa mengklaim sayuran tertentu menurunkan angka kematian akibat virus Corona COVID-19. Menurut studi tersebut, dengan mengkonsumsi kol dan mentimun rata-rata sebanyak 1 gram per hari, bisa mengurangi angka kematian di suatu negara.
Angka kematian virus Corona dengan mengkonsumsi kedua sayuran tersebut bisa turun antara 13,6 hingga 15,7 persen. Namun, faktor tersebut dinilai tidak berlaku pada sayuran lain seperti selada.
Penelitian yang dipimpin Jean Bousquet, profesor kedokteran paru di Universitas Montpellier di Perancis, mengatakan selada tidak bermanfaat melawan COVID-19. Studi ini belum peer-reviewed dan penelitiannya pun masih sangat terbatas di Eropa.
Para peneliti juga mengingatkan, turunnya angka kematian ini bisa saja dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Tetapi, temuan ini diyakini menjadi yang pertama melihat hubungan antara konsumsi sayur dengan angka kematian Corona.
"Nutrisi tidak boleh diabaikan sebagai faktor di balik kematian COVID-19," kata Bousquet, mengutip dari South China Morning Post, Kamis (23/7/2020).
Berdasarkan catatan para peneliti, beberapa negara seperti Belgia, Inggris, Spanyol, Italia, dan Prancis memiliki angka kematian akibat COVID-19 tertinggi di dunia. Mereka meyakini angka kematian di negara tersebut bisa saja dipengaruhi faktor lain, seperti pembatasan wilayah dan faktor iklim yang bervariasi.
Tetapi ada satu faktor yang sama, sayuran seperti kubis atau kol dan mentimun bukanlah makanan yang banyak dikonsumsi di negara-negara tersebut.
Seorang profesor nutrisi medis di Central South University di Changsa, Ren Guofeng, mengatakan ada bukti kuat bahwa konsumsi sayuran bisa mempengaruhi faktor penyakit kronis. Tetapi, dia mencatat banyak hal yang tidak diketahui tentang virus Corona ini, ada kemungkinan faktor-faktor tidak terduga ikut berperan.
"Jika kita bisa menemukan kunci rahasia dalam makanan akan membantu untuk melawan Corona, tetapi sejauh ini bukti tidak cukup kuat untuk mendukung teori ini," jelas Ren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar