Pemerintah Jepang telah meminta setiap negara untuk memulangkan warga negara yang berada di kapal pesiar Diamond Princess. Disebutkan bahwa Diamond Princess memerlukan perhatian khusus sebab sudah menjadi episentrum baru virus corona COVID-19.
Kementerian Kesehatan RI telah merencanakan skenario pemulangan bagi 74 WNI anak buah kapal di kapal pesiar mewah tersebut. Berbeda dengan sebelumnya, karantina kali ini akan dilakukan selama dua kali masa inkubasi.
"Jadi kami akan observasi selama 28 hari. Kami sedang merencanakan kalau dari Jepang ini maka yang pertama dilakukan adalah seluruhnya kami periksa ulang. Bukan hanya fisik tapi pemeriksaan virus. Khusus kelompok ini beda karena kita menganggapnya pasien dalam pengawasan," kata Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Achmad Yurianto, saat ditemui Jumat, (21/2/2020).
Hal ini dilakukan mengingat diduga sudah terjadi mutasi COVID-19 di daerah episentrum. Banyak kasus menunjukkan pasien baru terkonfirmasi di hari ke 20 setelah masa inkubasi. Beberapa juga terkonfirmasi positif dengan gejala yang ringan.
"Observasinya akan diawali dengan skrining virus. Kita ambil semua spesimennya dan kita periksa bahkan idealnya kita harus memiliki foto rontgen paru," sebutnya.
Setelah itu dilakukan clustering. Jadi selama observasi kesehatan, ABK ditempatkan di ruangan terpisah dengan kriteria khusus. Sampai saat ini belum ada keputusan resmi mengenai alternatif penjemputan yang akan digunakan karena masih menunggu arahan dari Presiden.
"Ini penting karena pada saat karantina dilakukan clustering. Misalnya siapa yang di kapal, teman sekamarnya positif di kumpulkan sendiri-sendiri. Jadi rencana karantina yang dilakukan di clustering tidak disatukan seperti kemarin," jelasnya.
Pemerintah juga sudah menyiapkan Kapal Rumah Sakit dr Soeharso sebagai salah satu alternatif penjemputan. Di dalam rumah sakit terdapat lebih dari 100 kamar, 5 ruangan operasi termasuk ruang ICU. Selain itu RS kapal yang sudah didesain untuk berbagai misi kesehatan akan membawa dokter spesialis yang berkaitan dengan COVID-19 seperti spesialis paru, penyakit dalam, anastesi dan jantung.
Nyaris 500 Tahanan Terinfeksi Virus Corona, China Pecat Kepala Penjara
China dilaporkan memecat puluhan petugas dan seorang kepala penjara akibat kemunculan kasus virus corona (COVID-19) di lembaga pemasyarakatan di tiga provinsi. Dilaporkan Setidaknya ada 447 infeksi virus corona di antara tahanan.
Media milik pemerintah The Global Times menyebut kejadian ini sebagai 'titik buta' China dalam upaya melawan virus corona.
Dikutip dari The Guardian pada Jumat (21/2/2020), sekitar 230 kasus infeksi virus corona spesifiknya diketahui terjadi di Penjara Perempuan Wuhan.
China memang memiliki sikap tegas terhadap para petugas dan pejabat negara yang dinilai tidak memuaskan. Sebelumnya juga sempat diberitakan beberapa pejabat kesehatan senior di Provinsi Hubei yang kini jadi pusat wabah virus corona dipecat.
Hingga saat ini dilaporkan sudah ada lebih dari 76 ribu kasus virus corona di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sebanyak 18 ribu orang berhasil sembuh dan sekitar 2.000 orang meninggal dunia.
https://nonton08.com/grand-isle/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar