WhatsApp baru saja mendaftarkan pembaruan beta terkini di Google Play Beta Program. Menariknya, versi beta v2.20.196.8 tersebut turut membocorkan perkembangan fitur besar yang sudah lama dinanti pengguna WhatsApp, yaitu kemampuan 'sapu jagat' memakai satu akun WhatsApp di banyak perangkat.
Sudah beberapa lama aplikasi kepunyaan Facebook itu dilaporkan tengah mengerjakan kemampuan baru tersebut yang jadi kabar baik karena memudahkan pengguna mengakses satu akun di berbagai gadget, tanpa perlu log out.
Fungsinya misalnya saja, bisa dipakai sekaligus di dua smartphone. Pada saat ini, kemampuannya masih terbatas di WhatsApp Web yang jadi kepanjangan WhatsApp versi mobile.
Dalam bocoran terbaru, terlihat sekilas bagaimana kira-kira tampilan user interface-nya sekaligus apa nama fitur bersangkutan. Terbaca di screenshot bahwa sebutannya adalah Linked Devices.
Fitur Linked Devices bakal bisa diakses melalui ikon tiga dot yang berada di sisi kanan atas layar. Saat diakses, maka pengguna bisa menambahkan perangkat baru yang memakai WhatsApp. Informasi semua perangkat yang tengah menggunakan WhatsApp pun terpampang.
Dikutip detikINET dari Gadgets Now, kemungkinan perangkat yang didukung dibatasi sampai 4 unit. Saat ini, fitur bersangkutan masih dibuat dan masih belum dapat dicoba meskipun pengguna instal versi berta terkini.
Memang pengguna perlu bersabar. Beberapa waktu silam, WABetaInfo sudah menyebutkan fitur ini tidak akan datang dalam waktu dekat.
"Mulai dari sekarang WhatsApp mulai melakukan uji coba penting untuk fitur multi device secara internal," tulis WABetaInfo dalam cuitan Twitter-nya di awal bulan Juni 2020.
"Fitur ini belum tersedia dan belum ada tanggal peluncuran: itu bisa saja dalam dua bulan, empat bulan, enam bulan. Tapi ini sangat positif bahwa WhatsApp mulai mencobanya secara keseluruhan," sambungnya.
Pertamina & Kimia Farma Jamin Ketersediaan Bahan Baku Farmasi di RI
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ignatius Tallulembang dan Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama pengembangan industri penyedia bahan baku farmasi.
Penandatangan tersebut juga merupakan sinergi antara KPI sebagai Subholding Refinery and Petrochemical dari PT Pertamina (Persero) dan Kimia Farma dalam mengoptimalkan potensi nilai tambah dari pengolahan produk turunan Petrokimia menjadi bahan baku farmasi, seperti Paracetamol.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan sesuai arahan pemerintah untuk mengurangi impor bahan baku farmasi, Pertamina telah menetapkan produk Petrokimia sebagai business line yang menjadi andalan saat terjadi transisi energi.
"Untuk itu, Pertamina mencoba identifikasi peluang untuk masuk pada bahan baku farmasi dan logistik. Dan gayung bersambut dengan Kimia Farma dan kita sudah melakukan penjajakan. Kami berterima kasih atas support Pemerintah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (24 Juli 2020).
Nicke menjelaskan sinergi ini berawal dari penjelasan dan kajian yang dilakukan Pertamina untuk mengoptimalkan bahan baku di Kilang Cilacap menjadi bahan baku farmasi. Terkait hal ini, Pemerintah berharap kesepakatan tersebut dapat ditindaklanjuti menjadi kerjasama yang lebih konkrit.
"Tidak sampai satu bulan kajian sudah keluar. Saya bangga dan mengucapkan selamat kepada tim Pertamina atas kegesitannya dan kecepatannya merespon permintaan pemegang saham dalam hal ini pemerintah," katanya.
Menurutnya, secara teknis Pertamina telah melakukan kajian bersama Kimia Farma yang selanjutnya akan diformulasikan dalam bentuk perjanjian kerja sama. Untuk mendukung realisasinya, Kilang Cilacap sudah dipersiapkan dan salah satunya untuk pengolahan Petrokimia.
Lebih lanjut, Nicke menjelaskan setelah di Kilang Cilacap, pengembangan ini akan dilanjutkan di kilang lainnya dengan skala dan jenis yang lebih banyak. Di masa depan, Petrokimia menjadi salah satu fokus bisnis Pertamina. Sebagai holding, Pertamina akan mengawal proses ini agar dapat terwujud sesuai harapan pemerintah.
Dalam acara yang sama, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menyampaikan sinergi ini telah sesuai arahan Presiden RI, yakni meningkatkan kemandirian industri farmasi nasional dan membantu menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia di sektor farmasi. Pasalnya, 95% dari total kebutuhan bahan baku farmasi Indonesia masih dipasok melalui impor.
https://indomovie28.net/melting-me-softly-episode-7/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar