Kamis, 23 Juli 2020

Per 23 Juli, Pasien Sembuh di 12 Provinsi Ini Lebih Banyak dari Kasus Baru Corona

 Kamis (23/7/2020), terdapat 12 provinsi di Indonesia yang melaporkan pasien Corona sembuh lebih banyak dari kasus positif.
Berdasarkan data dari Covid19.go.id, pada hari Kamis (23/7/2020) penambahan kasus positif virus Corona COVID-19 kembali terjadi di Indonesia. Sebanyak 1.906 orang telah terkonfirmasi positif, sehingga totalnya menjadi 93.657 kasus.

Dari data tersebut juga diketahui sebanyak 1.909 pasien Corona telah dinyatakan sembuh dan 117 lainnya meninggal dunia.

Berikut penambahan detail kasus baru Corona di Indonesia per 23 Juli.

1. Jumlah kasus positif bertambah 1.906 menjadi 93.657.
2. Jumlah pasien sembuh bertambah 1.909 menjadi 52.164.
3. Jumlah pasien meninggal dunia bertambah 117 menjadi 4.576.

Sebelumnya pada Rabu (22/7/2020), jumlah akumulatif kasus positif berada di angka 91.751, dengan 50.255 di antaranya sembuh dan 4.459 meninggal.

Berikut sebaran provinsi yang melaporkan penambahan kasus sembuh lebih banyak dibandingkan kasus positif per 23 Juli:

Bali
- Sembuh: 74
- Kasus baru: 62

Jambi
- Sembuh: 2
- Kasus baru: 0

Jawa Timur
- Sembuh: 665
- Kasus baru: 357

Kalimantan Timur
- Sembuh: 52
- Kasus baru: 40

Kalimantan Tengah
- Sembuh: 78
- Kasus baru: 27

Kepulauan Riau
- Sembuh: 5
- Kasus baru: 0

Sumatera Selatan
- Sembuh: 54
- Kasus baru: 16

Sulawesi Utara
- Sembuh: 112
- Kasus baru: 43

Sulawesi Selatan
- Sembuh: 310
- Kasus baru: 120

Maluku Utara
- Sembuh: 37
- Kasus baru: 9

Papua Barat
- Sembuh: 14
- Kasus baru: 10

Gorontalo
- Sembuh: 11
- Kasus baru: 4

Muncul Episentrum Baru, Dugaan Virus Corona Bermutasi Mulai Diwaspadai

 Sebanyak 634 penumpang kapal pesiar Diamond Princess positif COVID-19. Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Achmad Yurianto, menyebut kapal pesiar itu sudah menjadi pusat penyebaran baru atau episentrum baru COVID-19.
Di Wuhan angka penularan masih sekitar 5 persen karena jarak antar orang lebih lebar. Di kapal Diamond Princess, angka penularan mencapai 15 persen diduga, karena mengalami kontak dekat dan kemungkinan kontak langsungnya lebih tinggi.

"Karena muncul episentrum baru maka kelompok ini dikhawatirkan muncul mutasi COVID-19. Dari beberapa referensi, kelihatannya positif tapi gejalanya makin ringan," kata pria yang akrab disapa dr Yuri kepada media di Kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2020).

"Dari episentrum kebujakannya sekarang 2 kali episode inkubasi. Kita akan melakukan obs selama 28 hari. Kalau dari pemerintah Jepang boleh diambil maka kita melakukan observasi kesehatan 2x14 hari," pungkasnya.Bahkan, menurut penuturan dr Yuri, beberapa pasien dilaporkan positif tanpa gejala berat atau positif dengan gejala minimal. Mutasi COVID-19 disebut mulai bergeser ke arah seasonal flu atau flu biasa. Meski demikian pengawasan tetap diperketat dan masa karantina bagi pendatang dari area episentrum diperpanjang.

Ini Pentingnya Kesehatan Saluran Cerna bagi Tumbuh Kembang Anak

Sebagian orang tua masih belum memahami bahwa kesehatan saluran cerna sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Hal ini dikarenakan saluran cerna anak bisa dibilang merupakan otak kedua karena usus bisa mempengaruhi perilaku anak.
Sebuah perumpamaan untuk teori tersebut diungkapkan oleh bapak kedokteran dunia Hippocrates yang sampai saat ini menjadi patokan perkembangan ilmu kedokteran modern. Ia menyebutkan dalam tubuh yang sehat, terdapat usus yang sehat. Hal ini bisa dijelaskan bahwa sistem pencernaan yang sehat akan memperkuat sistem imun tubuh yang akhirnya melindungi tubuh dari berbagai penyakit.

Head of Medical Kalbe Nutritionals dr Muliaman Mansyur mengatakan saluran cerna anak dihuni dengan bakteri yang menguntungkan dan juga merugikan bagi anak, bakteri tersebut sering disebut dengan nama mikroflora. Bakteri tersebut selalu saling berkompetisi dan menghasilkan komposisi mikroflora yang bervariasi.

"Pada saluran cerna mikroflora dapat berupa bakteri yang menguntungkan (bifidobacterium and Lactobacillus) dan bakteri yang merugikan (P. aeruginosa, Proteus, Staphylococcus, Clostridium, E. Coli, dan Salmonella)," ujar dr Muliaman kepada detikHealth baru-baru ini.

dr Muliaman melanjutkan bahwa otak sering juga disebut sebagai 2nd Brain karena di dalam saluran cerna banyak sekali hormone dan stimulasi yang berhubungan dengan otak seperti kecerdasan perilaku seorang anak. Karena itulah orang tua dianjurkan untuk menjaga kesehatan si Kecil agar saluran cerna anak terhindar dari berbagai penyakit.

"Perilaku dan tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh kesehatan saluran cernanya, karena dia akan dapat menyerap nutrisi dengan baik sehingga anak akan berperilaku dengan baik," tutur dr Muliaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar