Senin, 20 Juli 2020

Google Punya Aplikasi yang Dapat Membaca Kode Hieroglif

Komunikasi hadir dalam segala bentuk, baik dalam bentuk ucapan atau tulisan. Namun, pada masa silam orang-orang saling berkomunikasi menggunakan gambar. Salah satu metode yang paling dikenal adalah dalam bentuk penggunaan hieroglif Mesir.
Dilansir detiKINET dari Ubergizmo, Google punya cara agar pengguna dapat mengerti metode bahasa itu dengan meluncurkan alat baru yang dinamai Fabricius, yang mana memiliki kemampuan untuk memecahkan kode hieroglif dengan menggunakan pembelajaran mesin.

"Sejauh ini, para ahli harus menggali secara manual melalui buku demi buku untuk menerjemahkan dan menguraikan bahasa kuno - sebuah proses yang hampir tidak berubah selama lebih dari seabad," kata Google.

"Fabricius termasuk alat digital pertama - yang juga dirilis sebagai sumber terbuka untuk mendukung perkembangan lebih lanjut dalam studi bahasa kuno - yang menerjemahkan hieroglif Mesir yang dibangun berdasarkan pembelajaran mesin," tambahnya.

Aplikasi ini akan hadir dengan beberapa mode, seperti mode Belajar yang akan memberi Anda pengantar singkat tentang hieroglif, dan juga akan ada mode Putar yang akan memungkinkan pengguna membuat pesan mereka sendiri menggunakan hieroglif jadi salah satu cara yang menyenangkan untuk mengirim pesan ke teman.

Menjajal Lensa Sapu Jagat Tamron 28-200mm f/2.8-5.6 Untuk Sony

 Tamron membuat kejutan lagi, yakni membuat lensa untuk sistem kamera mirrorless Sony dengan meluncurkan lensa sapu jagat Tamron 28-200mm f/2.8-5.6 di III RXD. Lensa ini dirancang untuk kamera mirrorless Sony FE (full frame), seperti seri Sony A7 dan A9.

Belakangan ini, Tamron memiliki filosofi desain yang praktis, fokus dari desain lensa Tamron adalah ukuran yang ringkas, harga yang relatif terjangkau, tapi tidak mengorbankan kualitas gambar.

Kompromi yang dilakukan Tamron cukup bijak, yaitu dengan membatasi rentang jarak fokal lensanya.

Untuk lensa ini, Tamron memilih rentang jarak fokal 28-200mm daripada Sony yang memilih 24-240mm. Dengan membatasi jarak fokal lensa, Tamron berhasil membuat lensa yang jauh lebih compact, hampir seperti lensa zoom pendek, selain itu bukaan terbesarnya cukup mengejutkan yaitu mulai dari f/2.8, sedangkan lensa zoom sapu jagat pada umumnya mulai dari f/3.5.

Pengalaman untuk foto portrait

Saya mencoba lensa ini untuk portrait fotografi dengan memanfaatkan jarak fokal antara 70-200mm dengan bukaan f/5.6 di dalam studio dengan studio flash dan saya dapatkan kualitas yang bagus dan tajam.

Di luar ruangan, saya lebih mencoba lensa lebarnya, dan juga mencoba close-up fokus dekat dengan 28mm dengan magnification mencapai 1:3.8 atau minimum fokus 19 cm dan di 200mm dengan minimum fokus 80cm, sangat baik.

Untuk ketajaman, lensa sapu jagat ini cukup mengesankan, di kamera Sony A7III, kamera full frame 24MP, kualitas ketajaman tidak perlu dikhawatirkan, saat foto portrait, hasil tajam dan juga foto pemandangan.

Ketajaman yang tinggi karena banyaknya elemen lensa, terutama aspherical, membuat bokeh tidak semulus lensa yang susunannya lebih sederhana. Yang paling saya amati adalah bola bokeh di celah-celah cahaya yang berisi pola lingkaran seperti irisan bawang.
https://kamumovie28.com/beauty-and-the-best/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar