Sabtu, 18 Juli 2020

RSCM Banjir Lagi karena Pompa Air Kurang

Kesiapan RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengantisipasi banjir dipertanyakan oleh Nihayatul Wafiroh dari Komisi IX DPR RI. Peralatan yang dibutuhkan tidak tersedia saat dibutuhkan.
"Yang namanya pompa air ternyata hanya ada 2 atau 3, padahal kebutuhan saat ini 10," kata Nihayatul, ditemui di Gedung RSCM, Selasa (25/2/2020).

Nihayatul mengatakan, RSCM sebenarnya memiliki SOP (Standar Operational Procedure) dalam situasi darurat. Namun banjir kali ini tidak terantisipasi karena di luar perkiraan.

"Mereka punya SOP tapi tidak membayangkan akan sebesar sekarang ini (banjirnya)," katanya.

DPR, menurut Nihayatul mendorong RSCM untuk melihat ulang kebutuhan dan membuat planning jangka pendek. Termasuk di antaranya terkait kebutuhan pompa air yang disebutnya kurang mencukupi.

Alat Radiologi RSCM Terendam Lagi, Komisi IX DPR RI Pertanyakan Drainase

 RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) kembali terendam banjir pada Selasa (25/2/2020). Nihayatul Wafiroh dari Komisi IX DPR RI menyebut, banjir merendam alat yang sama seperti pada banjir akhir pekan lalu.
"Sabtu terendam, Minggu sudah dibersihkan, sudah dihidupkan sudah bsia beroperasi. Ternyata semalam teredam lagi. Ini memulai dari awal lagi," kata Nihayatul.

Opsi untuk memindahkan alat-alat radiologi dan radioterapi, menurutnya bukan pilihan yang mudah. Selain karena alatnya besar, instalasinya juga rumit karena memutuhkan beton khusus dan kabel-kabelnya tertanam.

Posisi yang rendah, menurut Nihayatul menjadi salah satu faktor penyebab beberapa titik di RSCM kebanjiran. Meski demikian, hal itu seharusnya bisa diantisipasi.

"Drainase juga pasti perlu dipertanyakan," katanya.

Anak-anak Berenang di Genangan Banjir, Ini Risikonya untuk Kesehatan

 Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya menimbulkan beberapa titik banjir pada hari Selasa (25/2/2020). Anak-anak dilaporkan memanfaatkan momen ini untuk bermain dan berenang di lokasi banjir.
Perilaku berenang di lokasi banjir ini sebetulnya sangat tidak disarankan karena berisiko mengundang berbagai macam penyakit mulai dari leptospirosis, diare, hingga penyakit kulit akibat air kotor. Selain itu lokasi banjir tidak bisa dipastikan 100 persen aman dari benda berbahaya seperti puing atau bebatuan tajam.

drg Christina Pindi dari Puskesmas Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu menyebut dirinya kerap menemukan anak luka usai bermain di lokasi banjir.

"Ada yang luka kulitnya karen menginjak benda tajam, ada juga yang benjol karena terantuk batu di jalanan," tutur drg Christina.

Saat kulit mengalami luka di tengah banjir, maka berbagai macam kuman yang ada di air dapat lebih leluasa masuk ke dalam tubuh. Efeknya seseorang mungkin akan mengalami penyakit infeksi.

dr Meta Hanindita dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengimbau agar para orang tua sebisa mungkin tidak memperbolehkan anak bermain di genangan banjir apalagi sampai berenang. Bila anak ingin membantu membersihkan rumah dari banjir maka siapkan perlengkapan memadai seperti sarung tangan plastik hingga sepatu bot bersol keras.

"Kemudian jangan lupa langsung bersihkan kulit yang terkena kontak air banjir dengan sabun. Sebab penyakit kulit yang menyerang anak saat banjir bisa macam-macam, karena bakteri sehingga menyebabkan gatal-gatal, bisa juga karena alergi," kata dr Meta.
https://nonton08.com/sister-slave-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar