Industri usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia termasuk salah satu yang terdampak pandemi virus Corona. Dengan banyaknya pusat perbelanjaan yang harus tutup akibat pembatasan sosial, UMKM banyak yang beralih ke e-commerce.
Data terbaru Sea Insights menemukan bahwa 45% pelaku usaha lebih aktif berjualan di e-commerce untuk mengubah strategi penjualan di tengah pandemi. Data ini merupakan hasil survei pada Juni 2020 yang dilakukan kepada 20.000 anak muda berusia 16-35 tahun, dan 2.200 di antaranya merupakan pelaku usaha.
"50% dari grup ini adalah perempuan dan 45% berpendidikan sarjana," kata Presiden Komisaris Sea Group Pandu P. Sjahrir dalam diskusi online, Kamis (2/7/2020).
Selain itu, 1 dari 5 UMKM yang lebih aktif berjualan di e-commerce mengatakan ini pertama kalinya mereka berjualan di platform online. Profil dari penjual online pertama ini 72% terdiri dari laki-laki dan 32% memiliki gelar sarjana.
Survei Sea Insights juga menemukan bahwa UMKM di e-commerce makin banyak yang menawarkan produk kesehatan seperti masker dan hand sanitizer yang banyak dicari di tengah pandemi ini. Hal ini dilihat sebagai cara mereka untuk beradaptasi untuk memenuhi permintaan pasar.
Mereka yang beralih ke e-commerce juga merasakan banyak manfaat. Misalnya setelah berjualan di e-commerce, 60% bisa berjualan ke luar daerah dan bisa meningkatkan total pendapatan hingga 165%.
Tren pemanfaatan e-commerce dan media sosial untuk berbelanja dan berjualan di kalangan pelaku usaha juga diperkirakan akan tetap bertahan bahkan setelah pandemi virus Corona berakhir.
"70% akan tetap menggunakan media sosial, 70% akan belanja di e-commerce, dan jual di e-commerce akan meningkat 67%," jelas Pandu.
Hal ini disambut positif oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki yang telah diminta Presiden Joko Widodo untuk mempercepat transformasi digital UMKM di Indonesia.
"Catatan dari Kementerian Kominfo baru 13% yang terhubung ke marketplace online atau sekitar 8 juta. Targetnya 10 juta di akhir tahun ini, jadi kita masih punya target 2 juta," kata Teten dalam kesempatan yang sama.
"Kita harus punya pendekatan untuk percepat ini. Apakah langsung mendorong UMKM masuk ke marketplace online atau UMKM yang sudah jualan di media sosial didorong masuk ke marketplace," pungkasnya.
Lagi, Lonjakan Kasus COVID-19 Paksa Apple Tutup Kembali 30 Toko
Dengan melonjaknya kasus COVID-19 di Amerika Serikat (AS), Apple harus menutup lagi Apple Store yang sebelumnya sudah dibuka kembali.
Kali ini Apple menutup lagi 30 Apple Store termasuk 15 di antaranya adalah Apple Store di kampung halamannya, California. Langkah ini juga berdampak pada Apple Store di Nevada, Idaho dan empat negara AS lainnya. Total ada 77 Apple Store yang ditutup pada penutupan gelombang kedua ini.
"Karena kondisi pandemi COVID-19 saat ini di beberapa area yang Apple layani, kami sementara waktu menutup toko di area ini," kata juru bicara Apple Nick Leahy seperti dikutip dari NBC News.
"Kami mengambil langkah ini dengan sangat hati-hati karena sambil memantau situasi dengan seksama, dan berharap tim kami bisa melayani pelanggan lagi sesegera mungkin," sambungnya.
Apple adalah salah satu retailer besar pertama yang menutup tokonya di tengah pandemi virus Corona. Pembesut iPhone ini untuk sementara waktu menutup semua toko ritel di luar China pada pertengahan Maret.
Kemudian, Apple mulai membuka kembali toko secara bertahap pada bulan Mei. Pada pertengahan Juni, sebanyak 154 dari 271 toko di AS, dan 365 dari 510 toko di seluruh dunia telah dibuka kembali.
Namun kekhawatiran akan melonjaknya kasus COVID-19 di AS, khususnya di California, membuat Apple memutuskan untuk menutup kembali Apple Store yang telah dibukanya.
https://kamumovie28.com/2019/05/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar