Kamis, 17 Juni 2021

DKI Tembus 4 Ribu! Ini Sebaran 12.624 Kasus Baru COVID-19 RI 17 Juni

  Indonesia mencatat penambahan 12.624 kasus baru COVID-19, Kamis (17/6/2021). Total kasus positif saat ini sebanyak 1.950.276.

Provinsi DKI Jakarta mencatat penambahan kasus terbanyak dengan jumlah 4.144 kasus. Di bawahnya, terdapat Jawa Barat dengan 2.800 kasus dan Jawa Tengah dengan 1.752 kasus.


Berikut detail perkembangan virus Corona di RI per Kamis (17/6/2021):


Kasus positif bertambah 12.624 menjadi 1.950.276

Pasien sembuh bertambah 7.350 menjadi 1.771.220

Pasien meninggal bertambah 277 menjadi 53.753

Tercatat sebanyak 130.829 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 110.472.


Sebaran 12.624 kasus baru COVID-19 di Indonesia pada Kamis (17/6/2021):


DKI Jakarta: 4.144 kasus

Jawa Barat: 2.800 kasus

Jawa Tengah: 1.752 kasus

Jawa Timur: 722 kasus

DI Yogyakarta: 595 kasus

Riau: 331 kasus

Kepulauan Riau: 307 kasus

Sumatera Barat: 188 kasus

Kalimantan Timur: 177 kasus

Banten: 168 kasus

Sumatera Utara: 162 kasus

Kalimantan Barat: 144 kasus

Aceh: 140 kasus

Jambi: 132 kasus

Sumatera Selatan: 121 kasus

Kalimantan Selatan: 93 kasus

Lampung: 92 kasus

Bangka Belitung: 92 kasus

Kalimantan Tengah: 85 kasus

Bali: 65 kasus

Sulawesi Selatan: 62 kasus

Papua Barat: 44 kasus

Kalimantan Utara: 36 kasus

Bengkulu: 30 kasus

Papua: 28 kasus

Maluku: 24 kasus

Sulawesi Tengah: 23 kasus

Nusa Tenggara Barat: 17 kasus

Sulawesi Utara: 17 kasus

Sulawesi Tenggara: 11 kasus

Nusa Tenggara Timur: 9 kasus

Maluku Utara: 7 kasus

Sulawesi Barat: 6 kasus

Gorontalo: 0 kasus

https://kamumovie28.com/movies/a-turtles-tale-2-sammys-escape-from-paradise/


Corona RI Tembus 12 Ribu, Ini Saran Pakar Agar Tak Kolaps 2-4 Pekan Lagi


 Kasus baru Corona melonjak bertambah 12 ribu kasus per hari ini. Prediksi kolaps bak depan mata, jika tak ada aturan tegas yang mengawal ketatnya protokol kesehatan di masyarakat.

Hal tersebut diutarakan Kabid Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Dr Masdalina Pane. Risiko kolap mengintau dua hingga empat pekan mendatang jika tracing, kunci pengendalian utama COVID-19 tak kunjung dijalankan dengan baik.


Jika kolaps benar terjadi, pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menggambarkan akan banyak masyarakat yang akhirnya panik massal imbas lonjakan kasus kematian COVID-19 yang tak tertangani sebelum dirawat di RS. Bukan mustahil, Indonesia pun akan kekurangan tenaga kesehatan dan alat kesehatan penting seperti ventilator.


"Bagaimana supaya tidak terjadi kolaps? Iya harus ada upaya mencegah dari sisi inputnya, sumber di masyarakat, bicara masyarakat ini ya termasuk yang perkantoran, itu kan bagian dari masyarakat," kata Dicky kepada detikcom Kamis (17/6/2021).

Perkantoran mau BUMN, pemerintah, swasta, mau pabrik kek, dan rumah-rumah pemukiman itu harus dideteksi awal, harus ada yang namanya active cases finding, penemuan kasus secara aktif, sehingga bisa dideteksi awal kasus-kasus infeksi ini termasuk orang-orang yang berisiko ya," sambung Dicky.


Gencar membangun RS Darurat COVID-19

Dicky menilai penting untuk membangun sejumlah fasilitas kesehatan untuk isolasi dan karantina sebelum dibawa ke RS rujukan jika mengalami gejala COVID-19 berat. Salah satunya seperti membangun rumah sakit darurat COVID-19.


Jika tahapannya jelas, kata Dicky, beberapa rumah sakit besar bisa khusus menangani pasien kritis COVID-19 sehingga risiko kolaps terminimalisir. Ia mengingatkan pasien yang terpapar COVID-19 untuk tak seluruhnya dibawa ke RS rujukan COVID-19 jika hanya mengeluhkan gejala COVID-19 ringan hingga sedang.


Dicky menilai perlu adanya perawatan pasien Corona yang berjenjang. Meski diakuinya di beberapa wilayah sudah tersedia, ia ingin hal demikian terus dimasifkan.


"Sehingga mereka bisa segera ditangani sejak awal di rumah, dan dilakukan isolasi karantina, kemudian juga dibuat penguatan sistem rujukan jadi jangan sampai dikit-dikit ya ke rumah sakit," bebernya.


"Jadi harus ada tahapan rujukan dan yang jelas saat ini sebetulnya ada tapi bisa kolaps juga dan itu harus dibuat sistem yang jauh lebih sederhana tapi efektif, berjenjang, kalau sakit ya ada sebelum ke puskesmas atau di level puskesmas ada semacam fasilitas, contohnya rumah sakit daruratnya," kata dia.

https://kamumovie28.com/movies/de-mica-en-mica-somple-la-pica/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar