Badan pengawas internet di China Cyberspace Administration of China (CAC) telah mengungkapkan beberapa perusahaan yang terlibat dalam pengumpulan dan penggunaan data pribadi pengguna aplikasi secara tidak layak. Beberapa aplikasi ini adalah TikTok, Linkedln, Kuaishou, Microsoft Bing dan kugou.
Dalam pernyataan yang diposting di akun WeChat resminya CAC mengatakan telah menerima keluhan dari pengguna hal ini lah yang mendorong mereka untuk melakukan penyelidikan terhadap aktivitas pengumpulan data beberapa aplikasi.
CAC mencatat bahwa 105 aplikasi, setelah penyelidikan, ditemukan telah melanggar undang-undang privasi yang ada dengan mengumpulkan informasi pribadi yang berlebihan melalui akses ilegal.
Dilansir detiKINET dari Gizmochina, Senin (24/5/2021) menurut pernyataan CAC pemilik 105 aplikasi ini diminta untuk memperbaiki pelanggaran yang diamati dalam waktu 15 hari. Pengawas internet China mengatakan akan terus memeriksa aplikasi seluler untuk kemungkinan pelanggaran secara teratur.
Pendekatan CAC mengikuti peraturan baru terbaru yang memberikan pemantauan dan kontrol yang lebih ketat untuk keselamatan publik secara keseluruhan.
Inti dari aturan baru ini adalah bahwa penyedia aplikasi bertanggung jawab untuk mengumpulkan data pengguna yang berlebihan yang tidak terkait dengan layanan inti aplikasi dan memaksa pengguna untuk memberikan izin tanpa informasi tentang bagaimana data mereka digunakan. Peraturan ini mencakup berbagai aplikasi seluler dengan warna berbeda.
China terus memperkuat hukum dan peraturannya untuk responsif terhadap ruang teknologi yang berkembang. Beberapa brand besar seperti Alibaba dan Tencent telah didenda karena pelanggaran peraturan yang mengatur operasi mereka dan undang-undang anti-monopoli.
Langkah baru CAC ini akan membantu meningkatkan kepercayaan konsumen pada sistem dan memastikan aplikasi seluler tidak mengambil keuntungan yang tidak semestinya dari pengguna.
https://trimay98.com/movies/homecoming-a-film-by-beyonce/
Peneliti Lab Wuhan Dilaporkan Tumbang Sebelum Pandemi Corona
Asal usul virus Corona yang masih misterius membuat teori kebocoran dari laboratorium Wuhan Institute of Virology belum juga padam. Bahkan dalam laporan terbaru, tiga periset di lab tersebut kabarnya tumbang karena sakit dan harus dirawat di rumah sakit sebelum terjadinya pandemi Corona.
Wall Street Journal mengutip data dari intelijen Amerika Serikat menyebut ketiga periset itu dilarikan ke rumah sakit pada November 2019, beberapa bulan sebelum China mengungkap ada pandemi Corona.
Terdapat detail kapan mereka sakit serta waktu ke rumah sakit, sehingga mungkin akan menjadi tambahan amunisi teori bahwa virus Corona bocor dari lab Wuhan. Juru bicara National Security Council Amerika Serikat tidak bersedia berkomentar namun memang ada pertanyaan tentang asal mula pandemi Corona.
Pemerintah Biden terus memiliki pertanyaan serius tentang hari-hari awal pandemi COVID-19, termasuk asal muasalnya di Republik Rakyat China," katanya seperti dikutip detikINET dari Reuters, Senin (24/5/2021).
Dia menambahkan, pemerintah AS, WHO dan negara lain mendukung evaluasi asal pandemi Corona yang bebas dari campur tangan atau politisasi. Negara lain termasuk Norwegia, Kanada dan Inggris menyuarakan hal yang sama.
"Kami takkan membuat pernyataan yang berprasangka buruk terhadap studi berkelanjutan sumber virus Corona, namun teori kredibel harus dievaluasi menyeluruh oleh pakar internasional," cetusnya.
Kementerian Luar Negeri China sendiri menyatakan tim WHO telah menyimpulkan dari kunjungan mereka ke Wuhan, termasuk ke laboratorium, bahwa kebocoran virus Corona dari lab cenderung sangat tidak mungkin.
"AS terus membesar-besarkan teori kebocoran lab. Apakah mereka benar-benar ingin melacak sumbernya atau mencoba mengalihkan perhatian?" sebut juru bicara Kemenlu China.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar