Bagi pasangan yang ingin segera memiliki keturunan, namun belum kunjung mendapatkannya, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kesehatan sperma pria.
Sperma yang sehat bergantung pada sejumlah faktor, yakni kuantitasnya, kemampuan sperma untuk berenang, ukuran sperma, dan bentuk sperma. Gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari bisa menjadi penentu jumlah sperma menjadi meningkat atau menurun.
Untuk memastikan jumlah sperma yang diproduksi adalah sperma yang sehat, perubahan gaya hidup bisa menjadi salah satu solusi terbaik. Dikutip dari laman Men's Health, berikut 4 cara yang bisa dilakukan agar sperma tetap kuat dan sehat.
1. Turunkan berat badan
Bagi pria yang kelebihan berat badan atau obesitas, menurunkan berat badan bisa meningkatkan kualitas sperma. Pasalnya, menurut Darius Paduch, MD, PhD, direktur kesehatan dan kedokteran seksual di Weill Cornell Medical College, lemak berlebih bisa menurunkan kadar testosteron pria, sehingga mempengaruhi jumlah sperma yang diproduksi.
Selain itu, lemak di perut dan paha bisa meningkatkan suhu tubuh, dengan demikian bisa mempengaruhi dan menurunkan jumlah sperma dan motilitasnya. Akibatnya, DNA menjadi rusak. Dengan menurunkan berat badan, kata dr Paduch, kualitas sperma akan meningkat.
2. Hindari konsumsi kedelai
Produk kedelai, seperti edamame, saus kedelai, tahu, dan protein kedelai, bisa mempengaruhi produksi sperma. Hal tersebut karena kedelai mengandung fitoestrogen, yakni senyawa pada tumbuhan yang mirip dengan hormon estrogen pada wanita.
Ketika tubuh memberikan respons lantaran adanya peningkatan estrogen, maka kadar testosteron akan menurun. Padahal, testosteron memiliki peran penting untuk produksi sperma.
3. Rutin berolahraga
Pria yang berolahraga selama tujuh jam setiap minggunya memiliki 48 persen lebih banyak sperma daripada mereka yang berolahraga kurang dari satu jam setiap minggu, seperti disebutkan dalam penelitian yang dilakukan di Harvard School of Public Health.
Berolahraga di luar ruangan juga memiliki manfaatnya tersendiri. Sebab, pria juga akan mendapatkan vitamin D dari matahari yang berperan penting pada produksi sperma.
4. Ubah pola makan
Faktor utama yang menentukan kualitas sperma agar mampu berenang sampai menemukan sel telur adalah kesehatan mitokondria atau baterai sel. Mengonsumsi makanan tinggi lemak bisa mempengaruhi produksi sperma yang bisa meningkatkan risiko radikal bebas. Akibatnya, berpengaruh negatif terhadap mitokondria.
Mengonsumi makanan kaya akan antioksidan, seperti buah, sayur, dan gandum utuh, bisa membantu tubuh melawan radikal bebas dan meningkatkan kualitas serta kuantitas sperma.
https://maymovie98.com/movies/that-enchanting-night/
8,9 Persen Balita di Boyolali Alami Stunting
Jumlah kasus stunting di Boyolali mencapai 5.665 balita. Jumlah tersebut mencakup 8,9 persen dari jumlah Balita di Boyolali sebanyak 63.576 orang.
"Jumlah kasusnya (Stunting) di Boyolali, dari data terakhir per Februari 2021 ini total keseluruhan sejumlah 5.665 balita stunting. Usia 0-5 tahun, jadi sampai 60 bulan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina, ditemui usai mengikuti acara rembuk aksi percepatan penurunan stunting di Pendopo Ageng Kompleks Kantor Terpadu Pemkab Boyolali, Selasa (15/6/2021).
"Dari total semua balita sebanyak 63.576. tersebar di semua kecamatan (21 kecamatan). Paling banyak di Kecamatan Andong sebanyak 502, Ķecamatan Klego 479. Paling sedikit di Kecamatan Nogosari jumahnya 6," tambahnya.
Ini berarti persentase stunting di Boyolali adalah 8,9 persen.
"Dibandingkan angka nasional ini sudah bagus, karena nasional itu targetnya harus kurang dari 14 persen. Namun untuk menjaga supaya tidak terjadi pengulangan atau kenaikan kasus stunting maka komitmen itu tetap harus dibangun," ujarnya.
Kegiatan Rembuk Percepatan Penurunan Stanting digelar, jelas dia, juga untuk menguatkan komitmen dari seluruh lintas sektor dan pihak-pihak yang terkait untuk menurunkan kasus stunting tersebut. Diharapkan dengan adanya sinergisitas dari semua pihak yang terkait tersebut, nanti di tahun-tahun mendatang akan bisa menurunkan angka kejadian stunting di Kabupaten Boyolali.
"Karena untuk program stunting ini merupakan program jangka panjang. Karena hasil akhirnya baru akan terlihat setelah 25 tahun, setelah anak-anak yang kita intervensi sekarang mereka menjadi dewasa, menjadi manusia yang produktif," imbuh Lina, sapaan dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar