Virus Corona varian Delta menunjukkan keganasannya ketika pertama kali menyebar luas di India pada bulan April-Mei lalu. Media internasional menunjukkan kondisi para pasien yang mengenaskan karena sistem kesehatan kolaps, bahkan sampai terjadi penumpukan jenazah.
Selang beberapa bulan, Corona varian Delta kini menjadi ancaman di Indonesia. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian ini telah mendominasi, menjadi penyebab sebagian besar kasus COVID-19 di beberapa daerah.
"Kami sedikit menambahkan, beberapa daerah seperti Kudus, DKI Jakarta dan Bangkalan, memang sudah terkonfirmasi varian Delta atau B1617.2 atau varian dari India, mendominasi," kata Budi beberapa waktu lalu.
Indonesia disebut sebagian ahli kini mulai menghadapi situasi yang hampir mirip seperti India. Lonjakan kasus COVID-19 harian kembali mencatat rekor tertinggi pada Senin (21/6/2021), mencapai 14.536 kasus.
Mengapa sulit belajar dari pengalaman India?
Dr Hermawan Saputra dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan memang ada kemiripan kondisi antara India dan Indonesia. Mulai dari variabilitas masyarakatnya sampai ke peristiwa sosial keagamaan.
Di India penyebaran virus diduga didorong oleh festival Kumbh Mela, sementara di Indonesia virus diduga menyebar saat warga ramai mudik dan bersilahturami Lebaran.
"Kalau kita bandingkan dengan India, memang tipologi masyarakat kita mirip. Ada variabilitas latar belakang tingkat pendidikan, ekonomi, sosial budaya," kata Hermawan dalan diskusi yang disiarkan kanal Youtube Forum Merdeka Barat 9, Selasa (22/6/2021).
"Ada kejenuhan di satu sisi, ada peristiwa sosial, budaya, dan keagamaan yang memicu. Sebagian besar kita belum satu pemahaman bahwa cara terbaik untuk memutus mata rantai virus ini adalah mencegah penularannya," lanjut Hermawan.
Untuk mencegah tragedi seperti di India, Hermawan menyarankan peningkatan kesadaran masyarakat dan konsistensi kebijakan dari pemerintah.
https://cinemamovie28.com/movies/dianas-wedding/
Deretan Makanan Penyebab Asam Urat yang Harus Dihindari
Penyakit asam urat bisa terjadi karena pengaruh dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Ada beberapa makanan penyebab asam urat yang mungkin kerap kali dikonsumsi, misalnya seperti jeroan dan daging merah.
Menurut National Institute of Health, asam urat adalah bentuk radang sendi yang berasal dari penumpukan asam urat dalam tubuh. Penumpukan itu menyebabkan pembentukan 'kristal' asam urat kecil di persendian, yang merupakan sumber rasa sakit.
Apa saja sih minuman dan makanan penyebab asam urat itu? Berikut penjelasannya yang dikutip dari berbagai sumber
1. Daging merah
Dikutip dari Prevention, reumatologis dan peneliti translasi di UCLA Health, Elizabeth Volkmann, MD, mengatakan semua sumber protein hewani cenderung mengandung purin yang tinggi. Salah satu makanan penyebab asam urat yang dianjurkan untuk dihindari atau dibatasi adalah daging merah.
Selain purin, daging merah juga mengandung lemak jenuh yang dikaitkan dengan asam urat. Sementara untuk organ atau jeroan, seperti lidah, hati, otak, itu harus sangat dihindari.
2. Asparagus
Meski sayuran sangat dianjurkan untuk kesehatan tubuh, ada beberapa jenis sayuran yang harus dikonsumsi secara terbatas salah satunya asparagus.
"Kami tidak menganjurkan pasien untuk menghindarinya, tetapi kamu merekomendasikan untuk memakannya dalam jumlah sedang," kata Volkmann.
Tak hanya asparagus, aturan ini juga berlaku untuk jamur dan bayam. Sebab, sayuran-sayuran ini mengandung jumlah purin yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar