Setelah diumumkan kehadirannya April lalu, Apple resmi menjual iPhone 12 dan iPhone 12 Mini Ungu di Indonesia. Ponsel ini dapat dibeli di iBox, Digimap dan toko yang menjual perangkat Apple lainnya, harganya?
Harga iPhone 12 Ungu tidak berbeda dengan varian sebelumnya. Tapi kedua toko authorized apple itu menawarkan potongan harga Rp 2 juta, lengkapnya dalam tabel berikut ini:
Spesifikasi iPhone 12
iPhone 12 menjadi ponsel penerus iPhone 11. Masih mengusung layar 6,1 inch, namun Apple menyebut bodi ponsel ini 11% lebih tipis, 15% lebih kecil dan 16% lebih ringan dari pendahulunya.
Apple menyediakan ukuran yang lebih kecil bernama iPhone 12 Mini. Ponsel ini berukuran 5,4 inch.
Selain 5G, Apple meningkatkan sektor layar. Tidak lagi menggunakan LCD, kini berganti dengan layar OLED dengan dukungan HDR dan Dolby Vision.
Apple punya nama sendiri untuk layar ini, Super Retina XDR. Untuk melindunginya diberikan ceramic shield yang diklaim 4x lebih baik dibanding lapisan kaca yang ada di pasaran.
Ponsel ini dimodali chipset A14 Bionic dengan fabrikasi 5 nm dengan 11,8 miliar transistor. Menjanjikan performa GPU dan CPU 50% lebih kencang dengan yang ada di pasaran.
iPhone 12 maupun 12 Mini punya dual kamera di bagian belakang. Masing-masing berukuran 12 MP yang menjanjikan peningkatan 27% saat memotret di kondisi mini cahaya. Kamera depan sendiri 12 MP dan diberikan dukungan Night Mode dan Deep Fusion.
Kedua ponsel ini mendukung MagSafe yang menghadirkan pengalaman baru dalam wireless charging. Namun kehadiran fitur ini membuat Apple tidak lagi menyertakan charger dan headphone dalam kotak kemasannya.
Alasannya agar lebih ramah lingkungan. Ini pula yang membuat kotak kemasan iPhone 12 menjadi 70% lebih kecil. Namun Apple masih memberikan kabel data lightning ke USB Type C.
https://tendabiru21.net/movies/the-wind-3/
Tardigrade Hewan Terkuat di Dunia, Ditembak Masih Bisa Hidup
Tardigrade, invertebrata mikroskopis yang juga dikenal sebagai beruang air dan babi lumut, ada di mana-mana secara global. Ia ditemukan di ekosistem darat dan air hampir di mana-mana karena makhluk kecil ini mampu bertahan dalam kondisi yang tidak masuk akal. Kamu dapat melakukan apa saja pada mereka mulai meletakkannya di suhu beku, tanpa oksigen, tekanan tinggi, ruang hampa udara, radiasi kosmik, dan bahkan dididihkan.
Ahli astrokimia Alejandra Traspas dan astrofisikawan Mark Burchell dari Kent University di Inggris, merancang eksperimen untuk mengetahui sejauh mana tardigrade dapat bertahan hidup, dikutip dari Science Alert, Jumat (21/5/2021).
Burchell berspesialisasi dalam dampak hipervelositas, dan departemennya memiliki senjata gas ringan. Senjata ini memakai bubuk mesiu dan gas ringan seperti hidrogen atau helium yang ditempatkan di bawah tekanan cepat. Alhasil senjata ini mencapai kecepatan hingga 8 km per detik.
Kemudian, peneliti memasukkan dua atau tiga individu Hypsibius dujardini, spesies tardigrade air tawar, masing-masing ke dalam sejumlah sabot nilon, yang dibekukan untuk menginduksi hibernasi makhluk itu. Sabot ini kemudian dimasukkan ke dalam pistol, dan ditembakkan ke samsak berisi pasir di ruang hampa dengan kecepatan dari 0,556 hingga 1,00 km per detik.
Samsak ini kemudian dituangkan ke dalam kolom air untuk mengisolasi tardigrade, yang dipisahkan dan diamati untuk menentukan berapa lama mereka bangkit dari keadaan tersebut. Waduh, waduh, kira-kira selamat tidak ya?
Tardigrade umumnya pulih setelah sekitar 8 atau 9 jam. Namun, tardigrade yang ditembakkan dengan kecepatan 825 meter per detik membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dan menunjukkan kerusakan internal. Kecepatan tertinggi berikutnya, 901 m per detik, mengakibatkan kerusakan parah.
"Dalam tembakan 0,825 km per detik, tardigrade bisa pulih secara utuh pasca tembakan, tetapi dalam tembakan berkecepatan tinggi hanya fragmen tardigrade yang ditemukan," tulis para peneliti dalam makalah mereka.
Peneliti beranggapan struktur kompleks yang mengalami kerusakan akibat peristiwa ini bukanlah hal yang mengejutkan tapi yang mengejutkan masih ada kemungkinan kelangsungan hidup walau sudah ada kerusakan internal. Peneliti menyarankan agar penelitian di masa depan melakukan pengamatan berkelanjutan terhadap tardigrade.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar