Kamis, 17 Juni 2021

Diamuk Corona, RI Diprediksi Bisa Kolaps 2-4 Pekan ke Depan

 Kabid Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Dr Masdalina Pane menyebut jika pengendalian virus Corona di Indonesia tak diperketat, fasilitas kesehatan Indonesia diprediksi kolaps, selang dua minggu hingga satu bulan ke depan. Terlebih saat ini kasus Corona di Indonesia tengah melonjak.

Pane menegaskan, penambahan kapasitas tempat tidur bukan solusi atau jalan keluar mengatasi membludaknya keterisian bed pasien COVID-19. Pemerintah perlu menjalankan komunikasi risiko efektif, dan dengan tegas mengawal penerapan protokol kesehatan.


"Pengawasan di lapangan itu dibutuhkan untuk memantau apakah regulasi kita itu memang dilaksanakan dengan baik itulah tugas teman-teman di Satgas dan TNI Polri agar bisa mengawal penerapan regulasi," kata dia dalam siaran live BNPB Kamis (17/6/2021).


"Jika tak ada containment, tidak ada pengendalian yang tepat dan cepat saya bisa katakan 2 minggu sampai 1 bulan lagi kita sudah akan kolaps," tegasnya.


Pane juga menegaskan pembatasan mobilitas tak bisa seterusnya efektif membendung lonjakan kasus COVID-19, jika lagi-lagi, protokol kesehatan Corona tak menjadi perhatian utama. Peran masyarakat menurut Pane dinilai penting dalam menekan kasus COVID-19, dengan disertai upaya pemerintah melakukan tracing yang baik.


Karenanya, strategi pengendalian pandemi Corona disebut Pane tak bisa hanya berjalan satu aspek saja. Perlu ada sinergi maksimal antara pemerintah dan masyarakat dalam menjalani perannya masing-masing.


"Karena itu strategi untuk mengatasi masalah ini tidak bisa hanya dengan terus menambah tempat tidur karena hanya pada satu titik itu akan terjadi lonjakan dimana RS dan tempat tidur sudah tidak mampu lagi mengatasinya," jelas Pane.


"Maka yang harus dilakukan adalah containment di hulu jadi bagaimana caranya agar masyarakat itu tetap mematuhi protokol kesehatan tapi tracingnya kuat," lanjutnya.


Pane mengklaim, kasus Corona di Indonesia pasca liburan sempat tak melonjak imbas tracing dijalankan dengan benar. Hal ini bisa menjadi solusi pengendalian pandemi COVID-19 meski memang tak bisa langsung terlihat hasilnya.


"Karena kita juga pernah mengalami libur panjang yang kasusnya tidak naik, artinya model-model seperti itu yang harus kita lakukan jadi pada saat ini mungkin pembatasan mobilitas bisa menjadi solusi tapi itu tidak bisa lama," kata dia.


Ia juga menyoroti cakupan vaksinasi yang masih rendah, mendesak agar pemerintah bisa mengupayakan proses vaksinasi COVID-19 di Indonesia terus meningkat.

https://kamumovie28.com/movies/war-path/


Bukan Cuma Varian Delta, Ini Biang Kerok Amukan Corona di RI Menurut Satgas


Meski varian Delta atau B1617.2 asal India disebut lebih mudah menular dengan gejala berat, Satgas COVID-19 menegaskan belum ada kepastian soal varian tersebut menyebabkan lonjakan kasus di sejumlah wilayah RI. Namun dipastikan, lonjakan ini adalah imbas masyarakat mudik pada Lebaran 2021.

"Peningkatan penularan yang terjadi saat ini menurut kami sudah jelas kaitannya dengan mobilitas dan kerumunan terkait dengan libur panjang yaitu Idul Fitri. Polanya sama dengan kejadian-kejadian seperti tahun lalu liburan panjang," terang juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (17/6/2021).


Ia menyebut, pada awal Februari hingga pertengahan Mei 2021, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan dengan keterisian rumah sakit (BOR) mencapai 30 persen dari rata-rata di Indonesia. Namun setelah momen libur Lebaran, kasus kembali naik sesuai kalkulasi yang telah dilakukan terkait imbas masyarakat mudik.


Hingga kini, belum ada kepastian soal potensi varian Delta menyebabkan lonjakan kasus di Indonesia. Namun melihat kondisi sekarang, ditambah penemuan varian-varian baru yang terus terjadi termasuk varian Delta, besar kemungkinan varian baru ini berkontribusi dalam lonjakan kasus.


"Penularan tinggi dan dilakukannya WGS (Whole Genome Sequencing) dan varian-varian tertentu seperti dari India itu membuktikan bahwa virus-virus varian tertentu sudah bersirkulasi di Indonesia," ujar Prof Wiku.


"Namun untuk mengetahui apakah penyebabnya peningkatan kasus itu karena varian atau peningkatan kasus terkait libur panjang, yang jelas kita bisa melihatnya dari libur panjang. Perlu penelitian lebih jauh yang menghubungkan WGS dari varian-varian tertentu dengan peningkatan kasus," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/warpath-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar