Rabu, 23 Juni 2021

Deretan Makanan Penyebab Asam Urat yang Harus Dihindari

 Penyakit asam urat bisa terjadi karena pengaruh dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Ada beberapa makanan penyebab asam urat yang mungkin kerap kali dikonsumsi, misalnya seperti jeroan dan daging merah.

Menurut National Institute of Health, asam urat adalah bentuk radang sendi yang berasal dari penumpukan asam urat dalam tubuh. Penumpukan itu menyebabkan pembentukan 'kristal' asam urat kecil di persendian, yang merupakan sumber rasa sakit.


Apa saja sih minuman dan makanan penyebab asam urat itu? Berikut penjelasannya yang dikutip dari berbagai sumber


1. Daging merah

Dikutip dari Prevention, reumatologis dan peneliti translasi di UCLA Health, Elizabeth Volkmann, MD, mengatakan semua sumber protein hewani cenderung mengandung purin yang tinggi. Salah satu makanan penyebab asam urat yang dianjurkan untuk dihindari atau dibatasi adalah daging merah.


Selain purin, daging merah juga mengandung lemak jenuh yang dikaitkan dengan asam urat. Sementara untuk organ atau jeroan, seperti lidah, hati, otak, itu harus sangat dihindari.


2. Asparagus

Meski sayuran sangat dianjurkan untuk kesehatan tubuh, ada beberapa jenis sayuran yang harus dikonsumsi secara terbatas salah satunya asparagus.


"Kami tidak menganjurkan pasien untuk menghindarinya, tetapi kamu merekomendasikan untuk memakannya dalam jumlah sedang," kata Volkmann.


Tak hanya asparagus, aturan ini juga berlaku untuk jamur dan bayam. Sebab, sayuran-sayuran ini mengandung jumlah purin yang tinggi.

3. Makanan laut atau seafood

Beberapa jenis makanan laut atau seafood juga mengandung purin dalam jumlah yang tinggi. Untuk itu, makanan penyebab asam urat ini harus dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah yang kecil jika khawatir bisa memicu asam urat.


Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa jenis seafood yang sebaiknya dihindari seperti lobster, udang, sarden, ikan teri, ikan tuna, kerang, dan mackerel.


4. Asupan yang mengandung banyak gula

Makanan penyebab asam urat selanjutnya adalah yang mengandung banyak gula. Misalnya seperti sereal yang manis, roti, permen, minuman manis, dan soda. Disarankan untuk memilih minuman atau makanan manis yang tidak mengandung gula tambahan.


5. Alkohol

Mengkonsumsi minuman keras berkaitan dengan peningkatan risiko dan kembalinya serangan asam urat. Beberapa kasus memang melaporkan tidak ada peningkatan risiko usai mengkonsumsi minuman anggur yang tidak terlalu banyak. Tetapi, sangat disarankan tidak konsumsi minuman beralkohol untuk menjaga kondisi tubuh, atau konsultasi ke dokter lebih dulu.

https://cinemamovie28.com/movies/weapon-x-codename-wolverine/


Ahli Obat: Ivermectin Relatif Aman, Tapi Butuh Bukti Klinis untuk COVID-19


Obat cacing Ivermectin tengah jadi perbincangan hangat. Sebenarnya relatif aman, dan memang sedang diteliti untuk terapi COVID-19. Persoalannya adalah muncul klaim sebagai obat terapi COVID-19 ketika belum ada cukup bukti ilmiah.

Dikhawatirkan, klaim semacam ini bisa memicu kepanikan. Seperti yang pernah terjadi pada beberapa obat lain yang diteliti untuk COVID-19, kelangkaan di pasaran terjadi karena obatnya diborong. Terlebih, Ivermectin harganya relatif murah.


Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Apt Zullies Ikawati menegaskan, Ivermectin adalah obat keras. Untuk penggunaan sebagai antiparasit pun, harus di bawah pengawasan dokter.


"Yang penting lagi adalah bahwa obat ini adalah obat keras dengan tanda lingkaran merah dengan huruf K, yang berarti harus diperoleh dengan resep dokter dan digunakan dengan pengawasan dokter," terangnya pada detikcom, Selasa (22/6/2021).


"Seberapapun kecilnya, obat memiliki risiko efek samping yang perlu dipertimbangkan," lanjutnya.


Ia menjelaskan,Ivermectin sebagai obat cacing sudah lama diproduksi di Indonesia melalui PTIndofarma. Meski aman digunakan sebagai obat cacing,penggunannyaIvermectin harus di bawah pengawasan dokter lantaran obat ini tergolong obat keras.


Sebenarnya secara keamanan cukup aman, efek sampingnya meliputi nyeri otot atau sendi, ruam kulit, demam, pusing, sembelit, diare, mengantuk, dan Sindrom Stevens-Johnson. Yang terakhir yang agak bahaya, tetapi kejadiannya jarang

Prof Zullies Ikawati, Apt - Guru Besar F. Farmasi UGM

"Sebenarnya secara keamanan cukup aman, efek sampingnya meliputi nyeri otot atau sendi, ruam kulit, demam, pusing, sembelit, diare, mengantuk, dan Sindrom Stevens-Johnson. Yang terakhir yang agak bahaya, tetapi kejadiannya jarang," jelas Prof Zullies.


Ia menjelaskan, wacana obat cacing Ivermectin sebenarnya berawal dari penelitian di Australia. Penelitian tersebut menemukan, Ivermectin memiliki aktivitas antiviral secara in vitro terhadap virus SARS-CoV2. Hal inilah yang memantik wacana Ivermectin bisa menjadi terapi COVID-19, terlebih melihat kasus positif COVID-19 tengah melonjak di Indonesia.

https://cinemamovie28.com/movies/code-name-wolverine/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar