CEO Microsoft Satya Nadella angkat bicara menyinggung perselingkuhan mantan bosnya, Bill Gates, dengan seorang karyawan Microsoft. Perselingkuhan tersebut terjadi pada sekitar tahun 2000, di mana Nadella saat itu adalah salah satu Vice President Microsoft.
Isu perselingkuhan itu baru menyeruak di tahun 2019 atas laporan karyawan dan memaksa Microsoft menggelar investigasi. Bill Gates kemudian dilaporkan mundur dari Dewan Direksi Microsoft karena permasalahan ini, walau juru bicaranya membantahnya.
Nadella menyatakan kekuasaan di tempat kerja tidak boleh disalahgunakan. "Secara keseluruhan, dinamika kekuasaan di tempat kerja bukan sesuatu yang bisa disalahgunakan dalam bentuk apapun dan hal terpenting bagi kita adalah membuat siapapun nyaman untuk menyuarakan isu apapun yang mereka lihat dan bagi kami menginvestigasinya secara menyeluruh," cetus Nadella.
Nadella menyebut perusahaannya sudah punya kebijakan untuk mencegah kelakuan tidak pantas para eksekutif sejak tahun 2006. "Microsoft pada tahun 2021 sangat berbeda dengan Microsoft di tahun 2000," katanya.
"Bagi saya dan setiap orang di Microsoft, fokus kami pada budaya kami, keragaman dan khususnya pengalaman orang-orang kami tiap hari, sangat penting. Ini adalah prioritas besar," lanjutnya seperti dikutip detikINET dari CNBC.
"Dan fakta bahwa siapapun dapat menyuarakan isu apapun, bahkan sebuah permasalahan dari 20 tahun lalu, kami akan menginvestigasinya, mengambil aksi untuk memuaskan orang yang menyuarakannya," papar Nadella.
Sebelumnya, juru bicara Bill Gates membenarkan terjadi perselingkuhan tapi diklaim keputusan resign Bill Gates dari Dewan Direksi tidak ada hubungannya dengan perselingkuhan itu melainkan ingin lebih punya banyak waktu untuk kegiatan amal.
"Memang ada affair hampir 20 tahun yang lalu yang berakhir dengan damai. Keputusan Bill Gates untuk keluar dari direksi tidak ada hubungannya dengan hal ini. Faktanya, dia mengungkapkan keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam filantrofi," sebut sang juru bicara.
https://kamumovie28.com/movies/y-ahora-que-senor-fiscal/
Karyawan Yahudi Google Malah Dukung Palestina
Sekelompok pegawai Yahudi Google berpihak kepada Palestina. Mereka meminta Google meningkatkan dukungannya pada warga Palestina di tengah gempuran Israel yang telah memakan banyak korban warga sipil.
Dikutip detikINET dari The Verge, dalam surat internal untuk CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai, pegawai Yahudi itu mengutuk serangan Israel yang disebut sebagai kerusakan pada Palestina oleh kekerasan militer Israel.
Surat itu telah ditandangani oleh 250 karyawan. Rupanya di kalangan internal Google, ada yang malah menentang Israel dan tidak nasionalis.
Wadah resmi pegawai Yahudi di Google disebut membatasi kebebasan ekspresi untuk membela pandangan anti zionis. Maka, organisasi baru mereka yang disebut Jewish Diaspora in Tech menuntut agar dibuka kebebasan berekspresi.
"Google adalah mesin cari terbesar dunia dan represi apapun terhadap kemerdekaan berekspresi yang muncul di dalam perusahaan adalah sebuah bahaya tidak hanya bagi pegawai Google secara internal tapi orang di seluruh dunia," kata mereka.
Mereka meminta Google memutus hubungan bisnis yang mendukung pelanggaran Israel terhadap hak asasi warga Palestina, termasuk Israeli Defence Forces.
"Warga Palestina sangat terdampak oleh kekerasan kolonial militer yang muncul di wilayahnya," sebut mereka dalam surat tersebut yang dikutip detikINET dari The Verge.
"Kami meminta Google untuk memberi dana para organisasi yang membela hak Palestina dan memastikan dukungan kemanusiaan untuk Israel sebanding dengan Palestina," tambah mereka.
"Banyak aksi Israel melanggar prinsip HAM PBB, yang dipegang oleh Google. Kami meminta review terhadap kontrak bisnis Alphabet dan pemutusan kontrak dengan institusi yang melanggar hak Palestina, seperti IDF," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/movies/la-dudosa-virilidad-de-cristobal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar