Nama Gofar Hilman mendadak jadi sorotan netizen usai diduga melakukan pelecehan seksual. Video pengakuan Gofar beberapa waktu lalu yang menyatakan dirinya sudah berhubungan dengan lebih dari 100 wanita mendadak viral.
Awalnya, dalam video yang ditayangkan di kanal YouTube Loriana Armanasco, Gofar Hilman ditanya soal kenakalannya ketika berhubungan dengan perempuan. Ia mengaku, dirinya memiliki cita-cita terkait suatu hubungan dengan wanita.
"Suatu hari gua punya cita-cita, umur 21 gue harus sama 100 cewek. Kejadian," tutur Gofar.
Padahal, berhubungan seksual dengan banyak orang yang berbeda-beda sangat berisiko, lho. Di satu sisi seks merupakan hal normal dan memiliki manfaat kesehatan, tetapi di sisi lain seks juga memiliki risiko dan berdampak negatif apabila dilakukan secara tidak aman, seperti jika sering berganti pasangan.
Tak hanya berdampak terhadap kesehatan, sering berganti pasangan memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi psikologis seseorang. Dikutip dari beberapa sumber, berikut risiko gonta-ganti pasangan.
1. Penyakit menular seksual
Dikutip dari WebMD, penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui seks dengan seseorang yang sudah terinfeksi dengan penyakit tertentu. Penyakit-penyakit tersebut bisa ditularkan melalui aktivitas seksual yang melibatkan mulut, anus, vagina, atau penis.
Seseorang yang terlalu sering berganti pasangan memiliki risiko tinggi terkena HIV atau penyakit menular seksual lainnya. Pasalnya, kemungkinan terkait satu atau lebih dari orang-orang tersebut yang memiliki HIV atau infeksi akan menjadi lebih besar.
2. Kanker
Menurut penelitian, seseorang yang pernah berhubungan seks dengan lebih dari 10 orang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dibandingkan mereka yang tidak terlalu aktif secara seksual. Hal tersebut berdasarkan studi yang terbit di jurnal BMJ Sexual and Reproductive Health.
"Kami menduga bahwa terdapat hubungan antara jumlah pasangan seksual dan risiko kanker karena penelitian sebelumnya menemukan bahwa penyakit menular seksual tertentu bisa menyebabkan kanker," ujar salah satu peneliti, Lee Smith, dikutip dari WebMD.
3. Efek psikologis
Tak hanya berisiko terhadap kesehatan fisik, sering gonta-ganti pasangan juga berdampak negatif terhadap kesehatan mental. Dikutip dari Psychology Today, sering berganti pasangan bisa meningkatkan risiko depresi dan gangguan kecemasan.
Hal tersebut berdasarkan studi yang meneliti hubungan sering berganti pasangan yang juga didukung oleh konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan penyalahgunaan obat-obatan. Studi tersebut mengungkapkan bahwa alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan meningkatkan kemungkinan banyak orang terlibat dalam seks tidak aman dengan banyak pasangan sekaligus.
https://indomovie28.net/movies/tricky-gambler/
60 Persen Lebih Menular, Varian Delta Tersebar di 5 Wilayah RI
Penelitian terbaru oleh epidemiolog di Inggris menemukan, varian B1617.2 atau varian Delta 60 persen lebih mudah menular dibandingkan varian Alpha atau B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris.
Menurut Neil Ferguson, peneliti dari Imperial College London, varian Delta menyebar lebih cepat hingga berpotensi memicu gelombang ketiga COVID-19 di Inggris. Sebelumnya, gelombang kedua diketahui terjadi pada musim dingin, dipicu oleh penyebaran varian Alpha yang teridentifikasi di Kent, Inggris Tenggara.
Akan tetapi, belum ada kajian lebih lanjut perihal prediksi lonjakan rawat inap dan kasus kematian akibat varian Delta. Pasalnya, pihak peneliti masih membutuhkan data detail terkait efikasi vaksin pada COVID-19 bergejala berat akibat varian Delta.
"Ada kemungkinan kita bisa melihat gelombang ketiga lainnya setidaknya sebanding dalam hal rawat inap," kata Ferguson, dikutip dari Reuters, Kamis (10/6/2021).
"Saya pikir kematian mungkin akan lebih rendah karena vaksin memiliki efek perlindungan yang sangat tinggi. Namun, masih bisa sangat mengkhawatirkan. Masih belum cukup kepastian," lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar