Selasa, 04 Mei 2021

Nggak Cuma Pasar, Satgas COVID-19 Paparkan Bahaya Kerumunan Mal Jelang Lebaran

  Satgas COVID-19 menyayangkan adanya kerumunan padat di pusat perbelanjaan selama sepekan terakhir. Memang bukan kabar baru, pusat perbelanjaan selalu padat menjelang Lebaran. Namun ditegaskan, kerumunan semacam ini berpotensi besar menjadi titik awal klaster penularan COVID-19.

"Bila kita melihat ke belakang, berbelanjang menjelang hari raya Idul Fitri bukanlah hal yang unik terjadi. Akan tetapi, kita harus tetap mengingat bahwa di tengah situasi pandemi, kita harus melakukan banyak penyesuaian. Mobilitas tidak dilarang, tapi hendaknya dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan," ujar juru bicara satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/5/2021).


Bukan hanya pasar-pasar, mal pula diramaikan pengunjung menjelang Lebaran. Hal ini sempat menuai protes para warga media sosial. Pasalnya, hanya keramaian di pasar yang marak dielu-elukan sebagai potensi klaster penularan COVID-19.


Menanggapi hal itu, Prof Wiku menegaskan, segala bentuk kerumunan adalah pelanggaran protokol kesehatan. Kerumunan dimana mana pun sama-sama berpotensi menjadi sarang penyebaran COVID-19.


Namun, dampak dari temuan-temuan kerumunan ini baru bisa terlihat 2-3 minggu ke depan, pasca peristiwa kerumunan.


"Satgas penanganan COVID-19 sangat menyayangkan adanya kerumunan di berbagai lokasi akhir-akhir ini. Kerumunan yang terjadi di berbagai lokasi memiliki potensi untuk meningkatkan jumlah kasus karena pada prinsipnya, kerumunan merupakan pelanggaran terhadap protokol kesehatan," ujar Prof Wiku.


"Saya mohon kepada Satgas daerah dengan poskonya di tingkat kelurahan untuk aktif mencegah, mengawasi, dan menindak tegas setiap pelanggaran protokol kesehatan di fasilitas umum di wilayah masing-masing," lanjutnya.


Terakhir, Prof Wiku mengingatkan masyarakat untuk proaktif membatasi diri beraktivitas di tempat rawan kerumunan. Jika tujuan bepergian memang ingin berbelanja, bisa diantisipasi dengan belanja online.

https://maymovie98.com/movies/ghost-in-barbers/


Awalnya Cinta, Kenapa Ending-nya Kirim Sate Sianida?


Nama Nani Apriliani belakangan heboh jadi perbincangan usai aksi nekatnya mengirim takjil sianida salah sasaran. Motif di balik aksi nekat tersebut terungkap, disebut dirinya sakit hati gara-gara tak jadi menikah.

"Motifnya sakit hati. Karena ternyata si target menikah dengan orang lain, bukan dengan dirinya," kata Direskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satria saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Jalan Jenderal Sudirman, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Senin (3/5/2021).


Psikolog klinis Kasandra Putranto dari Kasandra & Associate menjelaskan pembunuhan berencana seperti kasus Nani umumnya berawal dari profil psikologis yang khas. Kata dia, ada beberapa hal di balik aksi nekat imbas sakit hati tersebut.


"Semua tergantung profil psikologisnya, ada kualitas yang khas juga membuat mereka berani mengambil keputusan itu," bebernya kepada detikcom Senin (3/5/2021).


"Makanya disebut profil psikologis yang khas, apakah masalah kematangan, stabilitas emosi, kapasitas berpikir, pemahaman norma sosial, dan lain-lain yang berpengaruh terhadap motif," lanjut Kasandra.


Adapun ciri-ciri perilaku yang perlu dicurigai memiliki niat buruk seperti di kasus Nani, disebut Kasandra sulit diidentifikasi. Ia hanya menyarankan, setiap pasangan rutin melakukan psychological check-up.

https://maymovie98.com/movies/to-be-number-one/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar