Jumat, 02 April 2021

Bolehkah Berolahraga Habis Vaksinasi COVID-19? Ini Kata Ahli

 Di tengah maraknya program vaksinasi COVID-19, mungkin ada orang yang berpikir ingin lebih baik menjaga kebugaran tubuhnya dengan berolahraga. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan, bolehkah kita olahraga usai mendapat suntikan vaksin COVID-19?

Ahli penyakit infeksius dr David Wyles dari Denver Health menjelaskan vaksin memang bisa menimbulkan efek samping, namun secara umum bersifat ringan. Efek samping bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari sehingga seharusnya tidak terlalu menjadi halangan bagi seseorang untuk beraktivitas seperti biasa.


"Saya pikir tidak ada hal yang berbahaya bila ingin olahraga usai mendapat vaksin," kata dr David seperti dikutip dari Health, Kamis (1/4/2021).


Bila memang seseorang mengalami efek samping, maka disarankan memilih olahraga santai. Sebagai contoh, bila lengan terasa nyeri tapi seluruh tubuh tidak ada masalah, mungkin olahraga yang dilakukan bisa fokus pada otot inti atau otot kaki.


Contoh lainnya bila timbul efek samping lemas usai vaksinasi, pilih olahraga yang tidak terlalu menuntut fisik, seperti jalan kaki.


"Tidak ada larangan berolahraga usai mendapat vaksin. Selama kamu masih bisa menoleransi efek samping yang dirasakan," komentar ahli penyakit infeksius lainnya, dr Aditya Shah, dari Mayo Clinic.

https://tendabiru21.net/movies/mortal-kombat-annihilation/


Profil Psikologis yang Seperti Ini Bisa Jadi Pemicu Aksi Terorisme


Kasus terorisme disebut terkait erat dengan kondisi psikis. Demikian juga kasus penembakan di Mabes Polri, Jakarta yang dilakukan oleh seorang wanita kelahiran 1995, Zakiah Aini. Terlepas dari motif di balik aksinya, psikolog menyebut, aksi penembakan tersebut berhubungan erat dengan faktor psikis.

"Yang paling penting sebenarnya justru bukan usia, tetapi profil psikologis yang khas yang membuat mereka tergerak untuk melakukan aksi terorisme," terang psikolog klinis forensik Dra. A. Kasandra Putranto pada detikcom, Kamis (1/4/2021).


Ia menjelaskan, terorisme adalah kejahatan yang disebabkan masalah pendidikan sejak dini dengan penanaman radikalisme dan ekstrimisme. Masuknya nilai-nilai tersebut ke keyakinan pelaku terorisme tidak terlepas dari kondisi psikologis seseorang.


"Sebagian besar justru disebabkan karena profil psikologis yang khas, antara lain karena memiliki pikiran yang kaku dan terpaku pada ide tertentu, masalah dalam pemahaman dan pengambilan keputusan, menutup diri, meyakini pemikirannya sebagai kebenaran yang absolut," imbuhnya.


Ia menambahkan, sebagian besar motif aksi terorisme adalah masalah dalam keluarga. Baik berupa penanaman nilai radikal sejak dini, atau justru tidak adanya pendidikan yang mencukupi karena konflik keluarga.


Seringkali, keterbatasan pendidikan tersebut mengganggu kapasitas perkembangan kepribadian yang berimbas pada daya pikir, ketidakstabilan emosi, hingga gangguan keterampilan sosial.


Lebih lagi, kini gangguan psikis kerap diperburuk oleh paparan media sosial.


"Memang penting untuk mengetahui profil up psikologi seseorang untuk bisa memahami mengapa individu mengambil keputusan untuk membiarkan adanya pemikiran radikal, perasaan radikal bahkan sampai perbuatan radikal yang berujung kepada aksi terorisme" ujarnya.

https://tendabiru21.net/movies/the-founders/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar