Kamis, 29 April 2021

'Babi Ngepet' Sesungguhnya Sudah Pernah Dibikin Peneliti AS Lho!

  Isu babi ngepet ramai diperbincangkan setelah warga menangkap seekor babi di kota Depok. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menegaskan secara ilmiah tidak ada mahluk babi ngepet atau manusia yang menjelma menjadi seekor babi.

Peneliti bidang zoologi dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Taufiq Purna Nugraha, meyakini babi yang ditangkap warga adalah babi hutan. Namun ia tak mengetahui apakah babi tersebut kabur dari lingkungan sekitar.


"Secara wujud sih babi, babi kecil, babi pradewasa. Babi hutan, itu bukan jenis yang diternakkan," kata Taufiq beberapa waktu lalu.


Terkait hal tersebut, mahluk manusia-babi yang sesungguhnya pernah dilaporkan berhasil diciptakan oleh peneliti Amerika Serikat bernama Juan Carlos Izpisua Belmonte. Penelitian yang dipublikasi dalam jurnal Cell 2017 mendeskripsikan bagaimana peneliti berhasil menumbuhkan embrio babi yang mengandung sel manusia.


Mahluk yang disebut sebagai chimera ini dibuat oleh peneliti dengan menyuntikkan sel punca manusia pada embrio babi. Dari 2.075 embrio yang kemudian ditanamkan ke rahim babi betina, hanya 186 embrio yang mampu berkembang.


Embrio-embrio tersebut hanya dibiarkan 'hidup' hingga 28 hari sebelum kemudian dimusnahkan dan dianalisa.


"Kami membatasi penelitian, embrio cukup berkembang satu bulan di dalam rahim babi. Alasannya karena untuk saat ini sudah cukup bagi kami untuk mengerti bagaimana sel-sel bercampur, membagi diri, dan berintegrasi," kata Prof Carlos seperti dikutip dari BBC.


Untuk apa riset penciptaan chimera ini? Para ilmuwan mengatakan ke depan mungkin saja dapat dipakai untuk menumbuhkan organ manusia tertentu seperti jantung, hati, dan ginjal. Organ tersebut lalu bisa dipakai untuk kebutuhan transplantasi.

https://nonton08.com/movies/street-fighter-ii-the-animated-movie/


Pakar Analisis Golongan Darah yang Rentan Kena Corona di India, Ini Hasilnya


Kasus COVID-19 di India semakin banyak memakan korban. Kurangnya pasokan oksigen medis, jumlah tempat tidur di RS yang menipis, hingga munculnya varian baru Corona B1617 disebut menjadi faktor yang memperburuk kondisi pandemi di negara tersebut.

Sebuah lembaga penelitian di India melakukan serosurvey yaitu tes serologi untuk memeriksa keberadaan antibodi. Ini dilakukan untuk mengetahui orang yang paling rentan terinfeksi virus Corona di negara tersebut.


Hasil penelitian

Lembaga penelitian Council of Scientific Industrial Research (CSIR) mengungkapkan bahwa orang dengan golongan darah B dan AB lebih rentan terhadap virus Corona. Menurut ahli CSIR, orang dengan golongan darah AB menduduki peringkat tertinggi dalam seropositif, diikuti oleh golongan darah B.


Selain itu, para ahli juga mengungkapkan bahwa orang dengan golongan darah O kurang rentan atau kebal terhadap virus COVID-19. Golongan darah O ini dikaitkan dengan tingkat kepositifan yang rendah dalam serosurvey tersebut.


Dikutip dari Wion News, survei ini dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri dari 140 dokter di India. Sekitar 10.427 orang dewasa di negara tersebut secara sukarela menjadi subjek dari penelitian yang dilakukan CSIR ini.


Dalam penelitian tersebut, para ahli juga menyarankan orang-orang untuk mulai menerapkan pola makan vegetarian yang kaya akan serat. Hal ini mungkin bisa berperan penting dalam memberikan kekebalan terhadap virus Corona.

https://nonton08.com/movies/la-la-land-2/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar