Peneliti menemukan celah keamanan di WhatsApp yang memungkinkan orang asing untuk menguntit atau cyberstalking pengguna. Masalah ini berakar di status online WhatsApp yang terus aktif secara default.
Firma keamanan siber Traced menemukan beberapa aplikasi dan situs yang bisa digunakan penguntit siber untuk memantau kapan pengguna aktif di WhatsApp. Yang dibutuhkan si penguntit hanyalah nomor telepon pengguna.
"Kalian bisa memasukkan nomor telepon apapun dan jika orang itu menggunakan WhatsApp, pelacak status akan memberikan tanggal dan waktu tepat saat orang tersebut membuka WhatsApp," kata Traced dalam blognya, seperti dikutip dari Gadgets360, Senin (19/4/2021).
WhatsApp memiliki fitur status online yang bisa memberi tahu pengguna lain saat kalian sedang online. Tapi fitur ini aktif secara default dan, tidak seperti fitur Last Seen atau Status, pengguna tidak memiliki opsi untuk mematikan atau mengubah status online. Ini yang bisa disalahgunakan oleh pihak ketiga.
Traced menemukan banyak aplikasi dan situs yang digunakan untuk melacak status online WhatsApp dan ada beberapa yang menyamar sebagai alat untuk orang tua mengawasi aktivitas online anak. Tapi layanan seperti ini bisa digunakan oleh penguntit untuk terus-terusan mengawasi pengguna lain.
Contohnya, satu aplikasi pelacak yang tersedia Google Play Store akan memberikan notifikasi jika pengguna yang dilacak sedang online atau offline. Tidak hanya itu, aplikasi ini bisa memetakan aktivitas pengguna dalam grafik yang memperlihatkan kapan saja dan berapa lama pengguna yang menjadi target sedang online.
Bahkan ada beberapa pelacak status online WhatsApp yang bisa digunakan untuk melacak aktivitas dua nomor sekaligus. Ini sepertinya digunakan untuk melihat apakah dua pengguna itu saling ngobrol lewat WhatsApp di waktu yang sama.
Mengingat Google tidak mengizinkan aplikasi penguntit di Play Store, cukup mengejutkan melihat banyak aplikasi seperti ini yang tersedia. Beberapa di antaranya bahkan menawarkan biaya langganan dan memberikan akses untuk fitur tambahan.
Dalam keterangan resminya kepada Gadgets 360, juru bicara WhatsApp mengatakan aktivitas seperti ini melanggar kebijakan mereka.
"Untuk membantu mencegah penyalahgunaan, kami secara reguler bekerjasama dengan toko aplikasi untuk menghapus aplikasi yang mencoba melanggar persyaratan layanan kami," kata juru bicara WhatsApp.
"Kami telah mencekal akun WhatsApp yang terkait dengan situs web tersebut, meminta Google menghapus aplikasi tersebut dari Play Store, dan mengambil tindakan hukum yang sesuai," sambungnya.
Ini bukan satu-satunya celah keamanan yang ditemukan di WhatsApp dalam seminggu belakangan. Belum lama ini peneliti keamanan menemukan celah yang memungkinkan orang lain men-suspend akun pengguna hanya dengan bermodalkan nomor telepon.
https://movieon28.com/movies/fantastic-girls/
Hari Ini Smartfren, Telkomsel, XL Axiata Adu Harga di Lelang Frekuensi 5G
Tiga operator seluler Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata bersaing ketat di lelang frekuensi 2,3 GHz. Tahapan lelang harga blok kosong di spektrum tersebut dijadwalkan digelar hari ini Senin (19/4/2021).
Smartfren
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan tambahan blok frekuensi ini dapat digunakan untuk memperluas jaringan ke daerah-daerah baru, yang mana saat ini belum tersedia layanan dari anak perusahaan Sinar Mas ini.
"Dan tentu saja untuk meningkatkan kualitas layanan yang sudah ada. Dengan tambahan satu blok atau lebih, artinya semakin besar blok frekuensinya, sehingga kapasitas layanan bisa ditingkatkan, internet makin cepat, juga lebih efisien dari sisi biaya investasi," tutur Merza kepada detikINET.
Smartfren seperti disampaikan Merza, berkeyakinan tambahan frekuensi 2,3 GHz akan memberikan manfaat besar untuk masyarakat, karena kebutuhan terhadap kegiatan online atau virtual sangat tinggi.
"Misalnya, untuk streaming video yang mendukung kegiatan belajar, bekerja, hiburan, hingga untuk bersilaturahmi melalui video call," kata Merza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar