Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan dampak kemunculan siklon tropis Seroja di sejumlah wilayah Indonesia. Apa itu siklon tropis Seroja dan kenapa diberi nama bunga?
Dikutip dari bmkg.go.id, Kamis (8/4/2021) siklon tropis adalah badai dengan skala kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26,5 derajat celcius.
Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam. Siklon tropis juga didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif.
Kecepatan angin maksimum yang disebabkan siklon tropis setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam. Pusat siklon tropis biasanya membentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon.
Siklon tropis Seroja
Siklon tropis Seroja adalah sebuah siklon tropis yang mulai terbentuk di selatan Nusa Tenggara Timur, Indonesia, pada 3 April 2021. Siklon ini menyebabkan banjir dan angin ribut di beberapa wilayah Nusa Tenggara, Indonesia dan Timor Leste.
Selain itu, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang setinggi 4-6 meter yang berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Selat Sunda, bagian selatan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Pulau Sawu, Kupang, dan Pulau Rote.
Daerah pesisir Aceh, Mentawai, Bengkulu, Jawa Tengah, Pulau Sumba, Selat Bali, Selat Lombok, dan Selat Alas juga berpotensi mendapat gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter.
Siklon tropis Seroja merupakan siklon ketujuh dalam musim siklon wilayah Australia 2020-2021 dan satu-satunya yang hingga kini menyebabkan korban jiwa.
https://kamumovie28.com/movies/penance-lane/
Sebelum Merger, Smartfren Upgrade Jumlah Pelanggan dan Jaringan
Hingga saat ini kabar merger dari operator Smartfren masih belum ada titik terang. Belum ada operator yang akan dilebur bersamanya. Namun sebelum realisasi itu terjadi, Smartfren terlebih dahulu sedang berusaha meningkatkan basis pengguna dan juga jaringannya.
"Kita masih mempersiapkan supaya layak meminang dan dipinang. Jadi mesti digemukkan dulu yang kurang gemuk," kata CEO Deputi Smartfren Djoko Tata Ibrahim saat dihubungi belum lama ini.
Menurut Djoko merger perusahaan ibarat menemukan jodoh. Posisi Smartfren saat ini tidak dibilang aktif mencari partner merger maupun menunggu 'jodoh' tersebut datang.
"Kami ini kan jodoh-jodohan, pemain kan yang 2 sudah ketemu jodoh, yang satu sudah darah biru yang tidak terjamah, sudah antarnegara jadi tinggal satu. Ya lirik-lirikan boleh tapi kita enggak dibilang pasif enggak dibilang aktif, tunggu waktu lah," kata dia.
Djoko mengatakan saat ini jumlah pelanggan Smartfren sebanyak 28 juta. Selama tiga tahun terakhir basis pengguna Smartfren terus bertumbuh. Bahkan pada dua tahun pertama pertumbuhannya sebesar 100%. Namun pertumbuhannya mengalami penurunan selama pandemi tahun lalu.
"Tahun lalu juga meskipun COVID-19 kita masih meningkat jumlah pelanggannya walaupun tidak sebesar 2 tahun sebelumnya. (Selama) pandemi masih 15%, tahun sebelumnya masih 100% terus," kata Djoko.
Di sisi jaringan Smartfren juga masih getol memperluas jangkauannya. Djoko mengatakan saat ini pihaknya memiliki 20 ribu tower base transceiver station (BTS). Dari sisi penambahan BTS, tahun ini Smartfren sudah menambah ribuan tower.
"Ada (penambahan BTS) tahap pertama sekitar 3.000 tower tahun ini," lanjut dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar