Seorang wanita berusia 36 tahun dengan HIV lanjut terinfeksi virus Corona selama 216 atau sekitar 7 bulan. Tak hanya itu, studi terbaru menyebutkan virus tersebut mengakumulasi lebih dari 30 mutasi.
Berdasarkan laporan khusus yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, wanita yang tidak disebutkan namanya itu diidentifikasi tinggal di Afrika Selatan. Virus Corona mengumpulkan 13 mutasi pada spike protein, yang diketahui membantu virus bisa lolos dari respon imun.
Sementara 19 mutasi lainnya yang bisa mengubah perilaku virus tersebut. Namun, sampai saat ini masih belum jelas apakah mutasi yang dibawanya itu menular ke orang lain atau tidak.
Menurut profesor penyakit menular di University of Barcelona, Dr Juan Ambrosini, kasus seperti ini mungkin hanya terjadi pada pasien HIV yang memiliki masalah dengan sistem imun atau immunocompromise. Dan diketahui, wanita tersebut juga mengalami kondisi tersebut.
"Beberapa pasien yang mengalami imunosupresi karena alasan lain (bukan HIV) terlihat membawa virus Corona untuk waktu yang lama. Misalnya ada laporan kasus orang dengan transplantasi ginjal yang dinyatakan positif selama hampir setahun," kata Dr Ambrosini yang dikutip dari South China Morning Post, Senin (7/6/2021).
Ahli genetika di University of KwaZulu-Natal di Durban, Tulio de Oliveira, mengatakan pasien imunosupresi bisa membawa virus Corona lebih lama daripada pasien lainnya. Pasalnya, meski hanya mengalami gejala yang ringan, wanita tersebut masih membawa virus Corona di dalam tubuhnya.
"Jika lebih banyak kasus seperti itu ditemukan, itu meningkatkan prospek bahwa infeksi HIV bisa menjadi sumber varian baru hanya karena pasien bisa membawa virus lebih lama," jelas de Oliveira.
Para ilmuwan hanya melihat kasus ini karena wanita tersebut terdaftar di dalam 300 orang dengan HIV yang terlibat dalam penelitian, untuk melihat tanggapan kekebalan tubuh mereka terhadap COVID-19.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa empat orang lain yang juga dengan HIV sudah membawa virus Corona tersebut lebih dari satu bulan.
Temuan tersebut bisa menjadi sangat penting bagi Afrika. Ini karena negara tersebut memiliki 20,6 juta orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2020 lalu.
https://kamumovie28.com/movies/the-grey/
Menkes: Sekolah Tatap Muka Terbatas Maksimal 2 Kali Seminggu!
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) mendorong agar sekolah tatap muka mulai dilakukan di bulan Juli 2021. Menanggapi hal itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membeberkan beberapa syarat agar aman di tengah pandemi Corona.
Menkes Budi mengatakan utamanya adalah tatap muka dilakukan terbatas. Lebih detailnya, murid yang hadir tidak boleh lebih dari 25 persen total siswa di sekolah dan proses belajar tatap muka juga tidak lebih dari 2 jam per hari.
Sementara dalam seminggu belajar tatap muka hanya boleh dilakukan dua kali.
"Jadi seminggu hanya dua hari maksimal tatap muka. Setiap harinya maksimal hanya dua jam," kata Menkes Budi usai rapat bersama yang disiarkan Sekretariat Presiden, Senin (7/6/2021).
Siapa saja anak yang menghadiri tatap muka terbatas di sekolah disebut Menkes Budi akan ditentukan oleh pihak orang tua.
"Tugas kami, diberikan juga pada pak panglima dan pak kapolri, semua guru harus selesai divaksinasi sebelum mulai. Jadi mohon bantuan juga kepala daerah, karena vaksinnya kami kirim kepada kepala daerah, prioritaskan guru dan lansia," ungkap Menkes Budi.
"Terutama guru-guru harus sudah divaksinasi sebelum tatap muka terbatas dilaksanakan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar