- Kudus, satu-satunya wilayah zona merah Corona di Pulau Jawa belakangan jadi sorotan usai tercatat 358 nakes terpapar COVID-19. Ada dugaan pemicunya karena varian baru Corona, tetapi belum ada hasil whole genome sequencing (WGS) sejauh ini yang menunjukkan adanya varian baru Corona.
Lantaran sudah divaksinasi Corona, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim kondisi lebih dari 300 nakes yang terpapar COVID-19 dalam kondisi sehat. Begitu pun dengan salah satu dokter yang sudah berusia lanjut.
"Alhamdulillah di Kudus, ada 300-an lebih yang terpapar karena sudah divaksin semua, alhamdulillah kondisi mereka masih baik," papar Menkes Budi dalam konferensi pers Senin (7/6/2021).
"Termasuk satu orang spesialis yang usianya 70 tahun yang juga terpapar alhamdulillah kondisinya baik," sambungnya.
Di tengah lonjakan kasus Corona, Menkes Budi memprioritaskan vaksinasi di Kudus. Sekitar 50.000 dosis vaksin Corona disiapkan di sana, protokol kesehatan COVID-19 dihimbau diperketat.
Menkes Budi juga menyebut sudah mengirimkan bantuan dokter dan perawat bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
"Untuk mengurai tekanan yang ada di sana," kata Budi.
Menkes Budi mengimbau setiap kepala daerah memperketat lagi testing Corona. Testing dan tracing disebut Budi menjadi kunci utama menekan laju penularan COVID-19.
"Dan yang paling penting untuk isolasi mandiri jika positif. Karena bapak ibu, penyakit ini 80 persen sembuh sendiri, tapi membutuhkan tempat isolasi supaya tidak menularkan karena musuhnya penularan," tutupnya.
https://kamumovie28.com/movies/the-main-event-3/
Antraks Muncul Lagi! Waspadai Gejalanya agar Tak Picu Kondisi Fatal
Penyakit antraks kembali muncul, satu desa di Tulungagung langsung 'di-lockdown'. Sejauh ini, ada enam kasus yang diduga terpapar bakteri antraks.
"Terkait (antraks) itu saya meminta pihak terkait, Forkopimcam yang ada di sana untuk mengadakan penyaringan khususnya di Desa Sidomulyo, pada ternak, bahasanya seperti di-lockdown," kata Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, Sabtu (5/6/2021).
Sementara, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka menyebut pasien yang diduga terpapar antraks sudah kembali ke rumah masing-masing setelah sempat dirawat di RS.
"Mereka (pasien/penderita) tidak diisolasi tapi kami edukasi untuk melakukan personal higiene (higienitas mandiri)," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka dikonfirmasi melalui telepon di Tulungagung, Jawa Timur, dikutip dari CNNIndonesia.
Menurut Didik, penyakit antraks termasuk penyakit yang sangat menular dan berbahaya tetapi bisa diatasi, saat sudah diberikan antibiotik, penyakit antraks diklaim sudah tak menular.
Lantas apa gejalanya?
Dikutip dari Pusat dan Pengendalian Pencegahan Penyakit Menular Amerika Serikat (CDC), gejala antraks tegantung pada jenis infeksinya. Bisa berlangsung selama 1 hari hingga 2 bulan pasca terpapar.
"Jika tidak diobati, semua jenis antraks berpotensi, menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan penyakit parah bahkan kematian," sebut CDC.
Gejala antraks inhalasi
Demam dan kedinginan
Dada terasa tidak nyaman
Sesak napas
Kebingungan atau pusing
Batuk
Mual, muntah, atau sakit perut
Sakit kepala
Berkeringat
Kelelahan yang luar biasa
Pegal-pegal
Gejala antraks gastrointestinal
Demam dan kedinginan
Leher bengkak
Sakit tenggorokan
Sakit saat menelan, suara serak
Mual dan muntah, waspadai muntah berdarah
Diare atau diare berdarah
Sakit kepala
Flushing (wajah merah) dan mata merah
Sakit perut
Pingsan
Perut kembung
Gejala antraks injeksi
Timbul benjolan kecil yang gatal
Biasanya muncul di tempat suntikan tepat di atas permukaan kulit
Ada luka dengan bagian tengah berwarna hitam, setelah muncul benjolan.
Bengkak di sekitar luka
Abses di bawah kulit atau otot tempat obat-obatan terlarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar