Selasa, 05 Januari 2021

Penyebab Ambeien Pada Wanita dan Cara Mengatasinya

 Ambeien dikenal juga dengan wasir. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah yang membengkak di bagian bawah anus dan rektum. Ketika dinding pembuluh darah meregang, mereka akan menjadi teriritasi.

Meskipun ambeien pada wanita tidak menyenangkan dan menyakitkan, ambeien mudah diobati dan sangat dapat dicegah. Karena ambeien umumnya semakin parah dari waktu ke waktu sehingga dokter menyarankan agar ambeien segera diobati saat muncul.


Dilansir dalam Medical News Today, wanita lebih mungkin terkena ambeien atau wasir saat hamil karena adanya tekanan dari pembesaran kandungan waktu hamil. Dan pembuluh darah juga akan semakin membengkak seiring dengan bertambahnya usia.


Penyebab ambeien pada wanita bisa jadi karena memiliki masalah buang air besar (BAB) atau konstipasi dan juga wanita yang memiliki riwayat keluarga menderita wasir.


Gejala ambeien bisa dikurangi dengan beberapa cara yakni:


1. Krim dan salep topikal


Krim yang mengandung hidrokortison dapat dibeli secara online. Krim ini dapat dioleskan ke kulit untuk mengurangi peradangan. Obat wasir atau ambeien yang dijual bebas di apotek bisa membantu.


Salep ini bisa dipakai dengan cara dioleskan ke daerah yang ambeien. Sedangkan untuk obat pelet bisa dimasukkan melalui lubang dubur.


2. Kompres air es

Kompres dengan air dingin ke area yang sakit dapat membantu mengurangi pembengkakan.


3. Bedah dan non bedah

Penderita ambeien bisa melakukan pemeriksaan dokter jika gejalanya tambah parah. Salah satu tanda gejala ambeien yang parah adalah ketika muncul perdarahan dari lubang anus atau perdarahan segar saat BAB. Dan menderita kesakitan serta sulit melakukan aktivitas sehari-hari.

https://movieon28.com/movies/the-maid/


Kopi Bisa untuk Mendeteksi COVID-19? Begini Penjelasannya


 Kopi menjadi minuman untuk menghilangkan rasa kelelahan dan meningkatkan kewaspadaan. Namun, kopi juga bisa untuk deteksi awal infeksi COVID-19. Ini bisa dilakukan untuk deteksi awal anosmia atau kehilangan indera penciuman yang merupakan gejala COVID-19.

Profesor ilmu pangan, John E. Hayes dan asisten profesor epidemiologi, Cara Exten, dari Penn State, Amerika Serikat, melakukan penelitian untuk mengembangkan program skrining dan pengujian berbasis bau sebagai bagian dari tanggapan terhadap pandemi SARS-CoV-2.


Kopi menjadi alat deteksi anosmia

Dikutip dari laman CNN, pada awal Oktober 2020, seorang mahasiswa pascasarjana mereka berbagi cerita tentang ibunya yang memiliki rutinitas minum kopi. Ini menggambarkan dengan sempurna bagaimana pemeriksaan bau dapat digunakan sebagai alat skrining untuk infeksi COVID-19.


Suatu sore, ibunya membuat secangkir kopi seperti biasanya untuk mengetahui bahwa dirinya tidak dapat mencium aroma atau mencicipinya. Dia telah mendengar dari putrinya tentang anosmia terkait COVID-19, selanjutnya dia mencoba mencium semprotan pembersih beraroma pinus dan tidak bisa mencium baunya juga.


Mengingat anosmia yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan, sang ibu memutuskan untuk isolasi mandiri dan menjalani tes COVID-19 yang hasilnya positif. Dengan menganggap serius masalah kehilangan penciumannya, segera melakukan tes dan mengisolasi diri, dia dapat memutus rantai penularan sebelum virus dapat menyebar ke orang lain.


Menurut beberapa perkiraan, 44% hingga 77% orang dengan COVID-19 kehilangan indra penciumannya. Tetapi, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan indra penciuman sampai mereka secara aktif mencoba mencium sesuatu yang seharusnya memiliki bau, seperti lilin beraroma.


Sepasang ilmuwan tersebut mendorong setiap orang untuk secara aktif mencoba mencium sesuatu setiap hari. Anosmia yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan adalah gejala spesifik COVID-19. Kopi dapat digunakan sebagai alat skrining harian yang dapat dilakukan di rumah.

https://movieon28.com/movies/mrs-doubtfire/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar