Sabtu, 30 Januari 2021

Vaksin Dosis Tunggal Johnson & Johnson 66 Persen Efektif Lawan COVID-19!

 Vaksin COVID-19 dosis tunggal buatan Johnson & Johnson menunjukkan efikasi 66 persen dalam mencegah penyakit sedang hingga parah. Sedangkan pada penyakit parah, efikasi teramati lebih tinggi yakni 85 persen.

Uji klinis vaksin ini melibatkan 44 ribu relawan, tersebar di Amerika Serikat, Amerika Selatan, dan Afrika Selatan. Di Amerika Serikat, efikasi tercatat 72 persen, di Afrika Selatan 57 persen, dan Amerika Selatan 66 persen.


Hasil uji di Afrika Selatan memiliki makna penting karena salah satu varian yang lebih menular berasal dari wilayah tersebut. Varian baru tersebut bahkan sudah menyebar hingga Amerika Serikat.


Dikutip dari CNN, Jumat (29/1/2021), Johnson & Johnson akan segera mengurus otorisasi penggunaan darurat vaksin tersebut ke Food and Drug Administration.


Perbedaan vaksin buatan Johnson & Johnson dibanding vaksin lain adalah diberikan dalam bentuk dosis tunggal. Artinya, tidak harus disuntikkan dua kali seperti halnya vaksin Sinovac, Pfizer, maupun Moderna.


Vaksin yang menggunakan platform viral vector ini juga memiliki kelebihan dalam hal penyimpanan. Jika beberapa vaksin membutuhkan penyimpanan pada suhu dingin yang ekstrem, vaksin Johnson & Johnson bisa bertahan berbulan-bulan pada penyimpanan di suhu 2-7 derajat celcius.

https://indomovie28.net/movies/swapping-games/


Vaksin COVID-19 Produksi Bio Farma Siap Edar Minggu Kedua Februari 2021


Bio Farma berhasil memproduksi enam juta dosis vaksin COVID-19 dari bulk Sinovac. Vaksin jadi ini ditargetkan beredar pada minggu kedua Februari 2021.

"Kita sudah menerima bahan baku tanggal 13 Januari yang lalu, ada 15 juta dosis (bulk vaksin) sekarang kita sedang produksi sampai hari ini berhasil enam batch, satu batch kurang lebih satu juta dosis," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di Bandung, Jumat (29/1/2021).


Honesti mengatakan, vaksin-vaksin yang telah selesai diproduksi akan melewati proses quality control (QC) dan laporannya akan dikirimkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI untuk mendapatkan lot release.


"Kalau lot release sudah keluar baru kita distribusikan melalui dinas provinsi, kabupaten/kota, ke masyarakat. Target kita bertahap produksi tiap hari, produksi pertama lot releasenya minggu kedua Februari," kata Honesti.


Sebanyak 15 juta dosis bahan baku itu, kurang lebih akan diolah menjadi 12 juta dosis vaksin. Ia berharap pada Februari nanti, Bio Farma juga akan mendapatkan tambahan bahan baku sebesar enam juta dosis.


"Nanti bergulir, Maret, April, tiap bulan kalau kita hitung tiap bulan itu masih bisa lah memenuhi kebutuhan vaksinasi kita, tapi memang kita masih butuh tambahan supply, karena dari Sinovac ini sekitar bahan baku 140 juta dosis, kalau jadi vaksin jadi 122,5 juta padahal kebutuhan kita 426 juta tapi nanti ada lagi dari AstraZeneca, Novavax, Moderna, Pfizer dan yang lainnya," ujar Honesti


Kepala BPOM RI Penny K Lukito mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu data QC (quality control) dari Bio Farma. "Kita masih menunggu datanya masuk dari Bio Farma, ada beberapa tes-tes yang dilakukan dikaitkan dengan uji stabilitas, lot release insya Allah Februari pertengahan," katanya.

https://indomovie28.net/movies/cmylmz/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar