Ponsel BlackBerry sudah lama lewat masa jayanya, produsennya pun sudah banting setir dan memilih fokus di bisnis solusi enterprise. Tapi mendadak beberapa waktu lalu, BlackBerry trending di media sosial dan mantan pengguna jadi terkenang. Ada apa gerangan?
Rupanya harga saham BlackBerry naik dengan drastis sampai 30%. Pihak BlackBerry yang kini di bawah pimpinan CEO John Chen mengaku tidak tahu apa penyebab kenaikan saham tersebut.
Seperti dikutip detikINET dari Yahoo Finance, Rabu (27/1/2021), fundamental perusahaan BlackBerry memang dinilai cukup kuat. John Chen dianggap berhasil memperkuat bisnis teknologi hiburan di kendaraan dan solusi keamanan siber.
Pada periode keuangan yang berakhir 30 November silam, BlackBerry berhasil membukukan pendapatan USD 704 juta dan keuntungan USD 85 juta.
Nah, naiknya saham BlackBerry membuatnya sempat trending di media sosial. Netizen pun menanggapi antusias, terutama dengan mengenang dan merindukan BlackBerry mereka. Berikut sebagian nostalgia mereka:
BlackBerry sudah tidak membuat ponsel sendiri sejak tahun 2016 karena kalah dari iPhone dan ponsel Android. Namun di tahun 2021 ini, dipastikan akan ada ponsel baru Blackberry yang dibuat oleh OnwardMobility yang mendapat lisensi produksi. Masih berminat?
https://maymovie98.com/movies/joseph-king-of-dreams/
Ada Celah Keamanan, Data Pengguna TikTok Terancam
Ditemukan sebuah celah keamanan di aplikasi TikTok yang membuat data pribadi penggunanya bisa dikumpulkan dengan mudah.
Data pribadi yang terancam ini termasuk nomor ponsel dan pengaturan profil. Adalah Check Point yang pertama mengungkap celah ini, dan menurut mereka, informasi ini bisa dipakai untuk memanipulasi informasi akun pengguna, dan juga membuat database pengguna TikTok.
Celah yang dimaksud peneliti keamanan Check Point tersebut ada di fitur Find Friend, yang memperlihatkan nickname pengguna, user ID, profil, dan foto avatar. Namun untungnya, sejauh ini belum ada bukti kalau celah ini sudah pernah disalahgunakan, dan celahnya sendiri langsung ditambal oleh TikTok.
"Pelaku yang punya informasi sensitif setingkat ini bisa melakukan bermacam aktivitas ilegal, seperti melakukan spear phishing ataupun aksi kriminal lain. Pesan kami untuk pengguna TikTok adalah memberikan informasi seminimal mungkin terkait data pribadi," ujar Ekram Ahmed, juru bicara Check Point dalam pernyataannya.
TikTok pun mengaku bahwa keamanan dan privasi pengguna adalah prioritas tertinggi mereka, dan berterima kasih atas temuan dari Check Point yang sudah dilaporkan ini, demikian dikutip detikINET dari Cnet, Rabu (27/1/2021).
"Kami akan terus meningkatkan pertahanan kami, baik dengan terus memperbarui kemampuan internal seperti pertahanan otomatisasi, dan juga bekerja dengan pihak ketiga," ujar juru bicara TikTok dalam keterangannya.
Ini bukan pertama kalinya TikTok punya masalah keamanan. Pada 2019 lalu anak usaha ByteDance itu juga digugat oleh penggunanya di Amerika Serikat karena dituding menyebar data pengguna mereka ke pemerintah China.
Lalu ada juga US Army (Angkatan Darat AS) yang memblokir tentaranya untuk menggunakan aplikasi ini. Padahal sebelumnya mereka pernah menggunakan TikTok untuk merekrut tentara baru.
Celah keamanan di TikTok juga sebelumnya pernah terungkap ke publik, seperti saat Check Point menemukan sejumlah celah di aplikasi TikTok yang membuat penggunanya rawan terkena serangan cyber dan peretasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar