Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyadari makin banyak varian virus Corona baru yang dilaporkan di dunia. Beberapa varian mendapat perhatian khusus karena disebut memiliki potensi bersifat lebih mudah menular dan 'kebal' terhadap vaksin.
Direktur bidang imunisasi dan biologi WHO, Dr Kate O'Brien, menjelaskan sebetulnya normal bagi sebuah virus untuk bermutasi. Ia menyampaikan setidaknya sampai saat ini belum ada bukti kuat varian-varian baru tersebut tidak bisa dilawan vaksin.
"Evaluasi terkait apakah vaksin akan terdampak varian baru ini masih berjalan," kata Kate seperti dikutip dari akun Twitter resmi WHO, Rabu (20/1/2021).
"Tapi apa yang bisa kami katakan dengan keyakinan kuat adalah agar secepat mungkin masyarakat divaksinasi. Perubahan-perubahan pada varian baru ini kemungkinan tidak akan memengaruhi vaksin, tapi sekali lagi kita sekarang berada di zona yang sangat dinamis," lanjutnya.
Beberapa varian Corona yang mendapat perhatian khusus contohnya adalah B117 yang pertama kali dilaporkan di Inggris. Selain itu belakangan juga ada varian 501.V2 yang muncul di Afrika Selatan dan varian D614G yang juga dilaporkan ada di Indonesia.
https://kamumovie28.com/movies/ruqyah-the-exorcism/
Usai Sembuh dari COVID-19, Berapa Lama Bisa 'Kebal' dari Reinfeksi?
- Pasien COVID-19 yang sudah sembuh bisa saja mengalami reinfeksi virus Corona. Terlebih jika kadar antibodi terhadap COVID-19 di dalam tubuh sudah mulai melemah.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan pada Senin (18/1/2021), mengungkap bahwa seseorang yang pernah terkena COVID-19 dapat melawan ancaman reinfeksi virus Corona setidaknya selama 6 bulan setelah dinyatakan sembuh.
Disebutkan, hal ini karena sistem kekebalan tubuh, sel B memori, manusia masih bisa mengingat virus Corona selama setengah tahun.
Dikutip dari AFP, para peneliti dari Amerika Serikat (AS) dan Swiss mempelajari puluhan orang yang telah pulih dari COVID-19 dan menemukan bahwa jumlah antibodi mereka dapat berkurang seiring berjalannya waktu.
Dijelaskan, kadar antibodi ini dipengaruhi oleh sel B memori dalam mengingat virus. Sel B memori merupakan sel yang bertugas untuk mengingat patogen, sehingga dapat mendorong sistem kekebalan agar memproduksi kembali antibodi untuk melawan virus.
"Respons memori bertanggung jawab untuk perlindungan diri infeksi ulang dan penting untuk vaksinasi yang efektif," tulis peneliti dalam studi yang telah diterbitkan di jurnal Nature tersebut.
"Pengamatan kami bahwa respons sel B memori tidak membusuk setelah 6,2 bulan. Individu yang pernah terinfeksi SARS-CoV-2 dapat meningkatkan respons yang cepat dan efektif terhadap virus setelah terpapar ulang," jelasnya.
TRANSMEDIA dan CT ARSA Foundation Galang Dana untuk Sulbar-Kalsel
Silih berganti, musibah datang di awal tahun ini. Gempa bumi terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar), dan banjir melanda Kalimantan Selatan (Kalsel).
Beban berat tengah dihadapi para pengungsi. Karenanya, TRANSMEDIA dan CT ARSA Foundation membuka dompet amal untuk menampung semangat saling berbagi.
Bantuan donasi bisa disalurkan melalui rekening DOMPET AMAL TRANSMEDIA
Bank Mega: 01 074 00 11 111 889
Bank Mega Syariah: 10 000 100 100 100 4
Bank BNI: 70 123 70 321
Bank BCA: 375 0500 888
Bank Mandiri: 127 0000 2 7777 0
Bank BRI: 034 10 100 1617 301
Sekecil apapun bantuan Anda, jika dilakukan bersama akan mampu membuat Indonesia kembali pulih.
Berikut jumlah donasi yang sudah masuk per 19 Januari 2021:
Bank Mega = 35.870.000
Bank BCA = 36.496.484
Bank Mandiri = 14.737.993
Bank BNI = 13.108.170
Bank Mega Syariah = 50.000
Bank BRI = 10.175.002
TOTAL PENERIMAAN = 110.437.649
TOTAL PENGELUARAN = -
SALDO = 110.437.649
Tidak ada komentar:
Posting Komentar