Italia memblokir TikTok untuk pengguna dengan rentang usia tertentu. Pemblokiran sementara ini dilakukan setelah adanya korban jiwa akibat mengikuti tantangan blackout challenge di TikTok.
Seorang gadis berusia 10 tahun meninggal di rumah sakit Palermo, Italia setelah mengikuti blackout challenge. Sebelum dibawa ke rumah sakit, dia ditemukan oleh adik perempuannya yang berusia 5 tahun di kamar mandi dengan ponselnya.
Menurut laporan surat kabar setempat, La Republica, orang tua gadis itu mengaku tidak mengetahui apa-apa. Mereka baru tahu anak yang lebih tua meninggal setelah mengikuti blackout challenge dari anak yang berusia 5 tahun.
Untuk diketahui, blackout challenge yang viral di kalangan anak-anak dan remaja ini sangat berbahaya dan bisa mengancaman nyawa. Dalam tantangan tersebut, pengguna TikTok ditantang mencekik diri sendiri sampai mereka pingsan dengan harapan mereka bangun beberapa detik kemudian.
"Kami tidak tahu dia ikut mengikuti game ini. Yang kami tahu bahwa (putri kami) bermain TikTok untuk menari, menonton video. Tidak terbayang ada dampak sekejam ini," ratap ayah gadis itu seperti dikutip dari Guardian.
Saat ini, ponsel milik bocah perempuan tersebut disita polisi. Untuk sementara, jaksa membuka penyelidikan atas kasus kematian seorang gadis yang disebabkan tantangan di TikTok.
Penyelidikan dilakukan setelah Italia secara resmi mengumumkan pemblokiran TikTok sementara pada pengguna tertentu. Pengguna minimal harus berusia 13 tahun untuk diperbolehkan menggunakan TikTok.
Otoritas Perlindungan Data Italia mengatakan, mereka akan memblokir TikTok dengan segera hingga 15 Februari, dan media sosial asal China itu harus tunduk pada aturan.
Dalam kesempatan terpisah, TikTok menyatakan pihaknya tidak bisa mengidentifikasi konten yang membuat gadis tersebut mengikuti blackout challenge. Namun mereka berjanji membantu penyelidikan oleh pihak berwenang atas kasus dugaan "konten yang memicu bunuh diri".
"Keamanan komunitas TikTok adalah prioritas mutlak kami, untuk kejadian ini kami tidak mengizinkan konten apa pun yang mendorong, mempromosikan, atau mengglorifikasi perilaku berbahaya," kata juru bicara TikTok.
Di luar itu, para pakar medis juga telah mengingatkan tentang bahaya sejumlah tantangan TikTok yang viral di kalangan anak muda. Tantangan itu biasa disebut "scarfing" atau "choking game" untuk membatasi aliran oksigen ke otak.
Kematian gadis ini pun memicu respons Presiden Parlemen Komisi Perlindungan Anak Italia Licia Ronzulli. Dia menyerukan penerapan regulasi jejaring media sosial bisa lebih baik agar tidak dengan mudah menayangkan hal-hal yang bisa menginspirasi perilaku yang membahayakan.
https://maymovie98.com/movies/rising-high/
Selain WhatsApp, Ini Aplikasi Chat yang Bisa Kamu Pilih
Semenjak aturan kebijakan privasi baru WhatsApp diumumkan, banyak orang yang merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk meninggalkan platform tersebut. Kendati aturan terbaru itu diundur penerapannya menjadi Mei, segelintir orang memilih untuk move on dari WhatsApp.
Sebenarnya, selain WhatsApp, ada banyak aplikasi chat yang bisa kamu gunakan lho, detikers. Berikut ini beberapa di antaranya dirangkum detikINET, Minggu (24/1/2021). Supaya makin banyak dan beragam, kamu bisa menuliskan juga aplikasi lain yang biasa kamu pakai untuk bertukar pesan di kolom komentar, ya.
1. Wechat
WeChat merupakan komunikasi pesan suara dan teks yang dikembangkan oleh Tencent, Tiongkok. Aplikasi ini dapat digunakan pada banyak sistem operasi mulai Android, iPhone, sampai Windows Phone serta platform Symbian.
Aplikasi ini memang populer dipakai di negeri asalnya. Namun di Indonesia pun, Wechat terbilang aplikasi yang lumayan punya nama.
2. LINE
LINE dikembangkan oleh NHN Corporation perusahaan asal Jepang. Selain memiliki fitur yang sama dengan aplikasi pesan lainnya, LINE juga terkenal menyediakan sticker-sticker lucu yang bisa dipakai sembari bertukar pesan.
3. Telegram
Telegram sering disebut-sebut sebagai kompetitor unggulan. Fitur yang ada 11-12 dengan WhatsApp dan dipercaya memiliki sistem keamanan yang baik. Sejumlah tokoh seperti Presiden Turki Erdogan baru-baru ini memutuskan untuk pindah menggunakan Telegram untuk menjaga privasi lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar