- Penyintas COVID-19 saat ini tidak menjadi prioritas program vaksinasi di Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berharap kebijakan ini dapat diubah, khususnya untuk para tenaga kesehatan.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Slamet Budiarto, mengatakan tenaga kesehatan yang jadi penyintas COVID-19 saat ini belum benar-benar terlindungi. Alasannya karena imunitas alami yang dimiliki penyintas tidak bersifat permanen dan pada akhirnya bisa kembali terinfeksi (reinfeksi).
"Tenaga kesehatan penyintas COVID-19 lebih dari tiga bulan banyak yang terinfeksi lagi. Sehingga kebijakan pemerintah harus dikaji ulang untuk kriteria vaksin, khususnya untuk penyintas yang sudah lebih dari tiga bulan," kata Slamet pada detikcom, Jumat (22/1/2021).
Data seberapa banyak tenaga kesehatan yang berstatus penyintas COVID-19 dan mengalami reinfeksi belum diketahui secara pasti. Hanya saja Slamet mengklaim kasus seperti ini bisa ditemukan di setiap rumah sakit (RS).
"Setiap RS banyak nakesnya yang reinfeksi. Kalau tenaga kesehatan penyintas terinfeksi lagi maka bisa menulari keluarganya," ungkap Slamet.
Sebelumnya Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut belum ada rencana memberikan vaksin untuk orang-orang yang sudah pernah terinfeksi COVID-19. Alasannya mereka yang sudah pernah terinfeksi seharusnya memiliki imunitas.
"Memang penyintas COVID-19 sampai sekarang tidak kami masukkan sebagai target vaksinasi karena mereka masih memiliki imunitas... Tidak dimasukkan ke prioritas vaksinasi saat ini," kata Menkes Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI beberapa waktu lalu.
https://cinemamovie28.com/movies/secret-mission/
TRANSMEDIA dan CT ARSA Foundation Galang Dana untuk Sulbar-Kalsel
Silih berganti, musibah datang di awal tahun ini. Gempa bumi terjadi di Sulawesi Barat (Sulbar), dan banjir melanda Kalimantan Selatan (Kalsel).
Beban berat tengah dihadapi para pengungsi. Karenanya, TRANSMEDIA dan CT ARSA Foundation membuka dompet amal untuk menampung semangat saling berbagi.
Bantuan donasi bisa disalurkan melalui rekening DOMPET AMAL TRANSMEDIA
Bank Mega: 01 074 00 11 111 889
Bank Mega Syariah: 10 000 100 100 100 4
Bank BNI: 70 123 70 321
Bank BCA: 375 0500 888
Bank Mandiri: 127 0000 2 7777 0
Bank BRI: 034 10 100 1617 301
Sekecil apapun bantuan Anda, jika dilakukan bersama akan mampu membuat Indonesia kembali pulih.
Berikut jumlah donasi yang sudah masuk per 22 Januari 2021:
Bank Mega = 96.951.640
Bank BCA = 105.158.075
Bank Mandiri = 42.379.993
Bank BNI = 44.800.351
Bank Mega Syariah = 450.000
Bank BRI = 17.627.458
TOTAL PENERIMAAN = 307.367.517
Kontak Erat dengan Positif Corona, Kapan Harus Periksa?
Kasus baru infeksi COVID-19 masih terus bertambah setiap harinya. Oleh karena itu tracing dan testing terutama kepada mereka yang kontak erat dengan positif Corona menjadi hal penting untuk memutus rantai penularan COVID-19 di masyarakat.
Virus Corona diketahui cepat menular terlebih saat melakukan kontak erat dengan pasien positif. Kontak erat juga berhubungan dengan risiko persebaran droplet dari orang yang terinfeksi COVID-19.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang terpapar virus Corona seperti kondisi tubuh dan imunitas. Disebutkan juga bahwa aktivitas seperti batuk, bernyanyi, ataupun berteriak, bisa membentuk aerosol yang meningkatkan risiko penularan.
Dalam pedoman yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa kriteria kontak erat dengan positif Corona, antara lain:
Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
https://cinemamovie28.com/movies/mal·mo·e-the-secret-mission/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar