Jumat, 29 Januari 2021

Komputer Akan Terkoneksi ke Otak, Bisa Edit Suasana Hati

 Bos raksasa game Valve Gabe Newell mengatakan, brain computer interface (BCI) atau komputer yang terkoneksi ke otak, akan memungkinkan kita mengedit suasana hati pemain game.

Dikutip dari The Next Web, Newell yakin bahwa BCI segera menciptakan pengalaman superior yang bisa kita rasakan melalui mata dan telinga kita sendiri.


"Tapi bukan itu yang aneh. Yang menjadi aneh adalah ketika Anda menjadi dapat diedit melalui BCI," ujarnya.


Newell membayangkan sebuah perangkat yang bisa mendeteksi emosi pemain, kemudian perangkat itu akan menyesuaikan pengaturan untuk mengubah suasana hati mereka, misalnya seperti menambah tingkat kesulitan game saat mereka bosan.


Newell mengakui jika perangkat semacam ini penuh risiko. Namun disebutkannya, BCI tak hanya bisa digunakan dalam game, tetapi juga berguna untuk diterapkan pada aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari meningkatkan fokus hingga mengubah pola tidur melalui sebuah aplikasi.


Valve saat ini sedang mengembangkan BCI-nya sendiri. Perusahaan di balik game Half-Life dan Counter-Strike ini sedang menggarap headstrap pada headset VR yang dimodifikasi sehingga dapat digunakan developer untuk bereksperimen dengan pendeteksian sinyal dari otak.


"Kalau Anda seorang developer software di era tahun 2022 dan tidak memiliki salah satu dari hal semacam ini di lab pengujian, Anda membuat kesalahan konyol," kata Newell.

https://tendabiru21.net/movies/galih-ratna/


Hujan Kritik untuk Kominfo Usai Batalkan Lelang Frekuensi 5G


Keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membatalkan hasil lelang frekuensi 2,3 GHz menuai kritik tajam. Belum matang, kurang cermat dan publik butuh penjelasan.

Kominfo menjelaskan pihaknya berhati-hati menyelaraskan dengan perundang-undangan terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Kominfo, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2015. Namun setelah itu, Kominfo mengatakan proses lelang akan diulang kembali.


"Penggelaran layanan 5G secara komersil sebagai sebuah showcase kepada publik akan kembali dimasukkan sebagai kewajiban di dalam seleksi ulang pita frekuensi 2,3 GHz ke depannya," kata Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi kepada detikINET, Selasa (26/1).


Telkomsel, Tri dan Smartfren sebagai pemenang lelang, tampaknya pasrah dan menunggu langkah baru Kominfo. Namun, berbagai kritikan pun datang dari berbagai pihak lain. Bagaimana bisa sebuah kementerian negara membatalkan sebuah proses lelang yang sudah diumumkan secara transparan dan bahkan sudah ada pemenang lelangnya. Dihimpun detikINET, Jumat (29/1/2021) inilah aneka kritikan mereka:


1. Dinilai belum matang


Doni Ismanto dari Indotelko Forum mengatakan, baru kali ini ada tender dibatalkan di Kominfo. Doni mengkritisi lelang tersebut juga sebagai cermin bahwa Kominfo belum secara matang melakukan lelang.


"Kurang matang perencanaan. Padahal, sudah tahu ada aturan PNBP," kata Doni.


2. Utang penjelasan kepada publik


Kritik juga datang dari Direktur ICT Institute Heru Sutadi. Kominfo punya utang kepada publik untuk menjelaskan secara rinci pembatalan lelang frekuensi 2,3 GHz yang nantinya direncanakan untuk dipakai sebagai frekuensi 5G itu.


"Penyelenggaraan lelang kan juga menjadi bagian dari good dan open governance. Apalagi ini dipantau secara internasional," ucap mantan Komisioner BRTI ini.

https://tendabiru21.net/movies/island-city/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar