Kamis, 03 Juni 2021

Jabar Catat 930 Kasus, Ini Sebaran 5.246 Kasus Baru COVID-19 RI 2 Juni 2021

 Pada 2 Juni 2021, Indonesia melaporkan penambahan 5.246 kasus baru COVID-19. Total pasien terkonfirmasi saat ini sejumlah 1.831.773.

Jawa Barat menyumbang angka kasus positif terbanyak yakni 930 kasus, disusul Jawa Tengah dengan total 739 kasus, dan Riau dengan total 615 kasus.


Detail perkembangan virus Corona per Rabu (2/6/2021), adalah sebagai berikut:


Kasus positif bertambah 5.246 menjadi 1.831.773

Pasien sembuh bertambah 6.022 menjadi 1.680.501

Pasien meninggal bertambah 185 menjadi 50.908.

Tercatat sebanyak 64.830 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 63.643.


Sebaran 5.246 kasus baru Corona di Indonesia per Rabu (2/6/2021), sebagai berikut:


Jawa Barat: 930 kasus

Jawa Tengah: 739 kasus

Riau: 615 kasus

DKI Jakarta: 601 kasus

Kepulauan Riau: 351 kasus

DI Yogyakarta: 268 kasus

Jawa Timur: 239 kasus

Sumatera Barat: 224 kasus

Sumatera Selatan: 129 kasus

Nusa Tenggara Barat: 124 kasus

Kalimantan Barat: 105 kasus

Aceh: 101 kasus

Bangka Belitung: 100 kasus

Sumatera Utara: 93 kasus

Lampung: 90 kasus

Jambi: 86 kasus

Kalimantan Tengah: 81 kasus

Banten: 69 kasus

Kalimantan Timur: 64 kasus

Nusa Tenggara Timur: 61 kasus

Sulawesi Selatan: 50 kasus

Bali: 33 kasus

Sulawesi Tengah: 30 kasus

Bengkulu: 13 kasus

Kalimantan Selatan: 12 kasus

Kalimantan Utara: 11 kasus

Sulawesi Barat: 8 kasus

Sulawesi Utara: 7 kasus

Papua Barat: 5 kasus

Gorontalo: 4 kasus

Maluku Utara: 3 kasus.

https://movieon28.com/movies/battle-los-angeles/


Viral Wakil Ketua BSSN Sebut HP 'Merusak Sel Tubuh', Bagaimana Faktanya?


Baru-baru ini, wakil ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol. Dharma Pongrekun viral di Tiktok. Pasalnya dalam sebuah video viral bincang-bincang, ia menyebut ponsel (telepon seluler) bisa merusak sel tubuh manusia.

"Di sini ada gelombang yang mempunyai kekuatan magic, kekuatan hipnotis. Bapak bayangkan kalau sudah menggunakan gelombang. Jadi dalam tubuh kita ini setiap pertambahan hertz akan memengaruhi karakter manusia," katanya, dikutip dari video YouTube Pendeta Gilbert Lumoindong, Rabu (2/5/2021).


"Kenapa handphone disebut seluler phone? Karena dia menghancurkan sel. Begitu bapak touch, sel kita lemah. Makanya kita gampang sakit, panas, cepat puyeng. Tangan kayak kesemutan, kenapa? Darah jadi kental. Dia berpengaruh langsung pada tubuh," lanjutnya.


Video tersebut sebenarnya diunggah pada 25 Agustus 2020. Akan tetapi, potongan video tersebut baru-baru ini kembali beredar di linimasa media sosial.


Benarkah seluler merusak sel?


Dikutip dari laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), studi ilmiah para dokter, ilmuwan, dan insinyur FDA dalam 30 tahun ini, tidak menemukan hubungan paparan energi frekuensi radio ponsel dengan masalah kesehatan, termasuk kanker.


Pula berdasarkan data di AS selama 30 tahun ini, tidak ada peningkatan kasus kanker otak yang signifikan meski penggunaan ponsel meningkat pesat. Sebaliknya, tingkat kanker otak dan sistem saraf lainnya yang didiagnosis di AS justru menurun selama sekitar 15 tahun terakhir.


Telepon seluler memang memancarkan energi frekuensi radio. Namun berdasarkan National Cancer Institute, belum ada bukti pasti terkait pengaruh radiasi terhadap risiko penyakit kanker.


"Saat ini tidak ada bukti yang konsisten bahwa radiasi non-pengion meningkatkan risiko kanker pada manusia. Satu-satunya efek biologis yang diakui secara konsisten dari radiasi frekuensi radio pada manusia adalah pemanasan" terang laman FDA

https://movieon28.com/movies/kung-fu-jungle/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar