Selasa, 01 Juni 2021

Investigasi Asal-usul COVID-19 Diracuni Politik, WHO Merasa Dipojokkan

  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan kembali kepada semua pihak untuk tidak mempolitisasi studi tentang asal-usul Corona COVID-19. Pasalnya, WHO merasa saat ini seluruh proses penelitian justru sedang 'diracuni oleh politik'.

"Jika Anda mengharapkan para ilmuwan untuk melakukan pekerjaan mereka, jika Anda mengharapkan para ilmuwan untuk bekerja sama dan benar-benar mendapatkan jawaban yang Anda inginkan, carilah di lingkungan yang tidak saling menyalahkan untuk menemukan asal muasal virus, sehingga kita semua dapat belajar bagaimana mencegah hal ini terjadi," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr Mike Ryan dikutip dari Xinhua.


"Di masa mendatang, kami akan meminta agar hal ini dilakukan dalam lingkungan depolitisasi (lepas dari campur tangan politik), di mana sains dan kesehatan yang menjadi tujuan," lanjutnya.


Terlebih dengan adanya laporan dari intelijen AS yang menyebut tiga peneliti di laboratorium tersebut sakit dan mengalami gejala mirip COVID-19 pada November 2019, sebulan sebelum penyakit ini diumumkan.Dalam beberapa hari terakhir, Ryan mengaku cukup terganggu dengan beredarnya kabar tentang dugaan asal muasal COVID-19. Pasalnya, sejumlah pejabat dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa selalu mendesak WHO untuk mencari tahu apakah virus Corona memang berasal dari laboratorium di Wuhan, China, atau tidak.


"Menempatkan WHO pada posisi seperti ini sangat tidak adil bagi penelitian yang ingin kami lakukan. Ini menempatkan kami sebagai sebuah organisasi, sejujurnya, dalam posisi yang mustahil untuk memberikan jawaban yang diinginkan dunia," ujar Ryan, dikutip dari CNBC International.


Ryan pun sekali lagi meminta kepada negara-negara untuk bisa memisahkan sains dan politik.


"Jadi kami akan meminta agar sains dipisahkan dari politik, dan mari kita lanjutkan dengan menemukan jawaban yang kami butuhkan dalam suasana positif yang tepat, di mana kami dapat menemukan sains untuk mendorong solusi melalui proses yang didorong oleh solidaritas," tuturnya.

https://nonton08.com/movies/force-2/


Kecanduan Masturbasi Bikin 'Gengges'? Begini Cara Mengatasinya


Melakukan seks solo memang tidak ada salahnya. Faktanya, masturbasi justru memiliki manfaat bagi kehidupan seks seseorang. Namun, apabila sudah kecanduan masturbasi, maka hal tersebut perlu menjadi perhatian.

Kecanduan masturbasi sendiri merupakan istilah yang mengarah pada kondisi di mana seseorang melakukan masturbasi secara berlebihan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa sering masturbasi bukan berarti seseorang sudah masuk ke dalam kategori kecanduan.


Lalu, apa yang menandakan bahwa seseorang telah kecanduan masturbasi? Berikut tanda-tanda seseorang sudah kecanduan masturbasi.


- Menghabiskan banyak waktu dan energi untuk masturbasi

- Masturbasi mengganggu kegiatan di rumah, pekerjaan, dan kehidupan personal

- Membatalkan pertemuan, acara, dan janji untuk masturbasi

- Melakukan masturbasi di tempat umum atau tempat tidak nyaman karena tidak bisa menunggu hingga sampai di rumah

- Melakukan masturbasi meski sedang tidak terangsang

- Saat merasakan emosi negatif, seperti marah, cemas, stres, atau sedih, masturbasi menjadi solusi untuk menenangkan diri

- Masturbasi meski sedang tidak ingin melakukannya

- Tidak bisa berhenti memikirkan masturbasi.


Di samping dampak buruknya ketika seseorang kecanduan seks solo, memang diketahui ada manfaat masturbasi bagi kesehatan, seperti meningkatkan suasana hati dan mengurangi rasa stres. Pasalnya, masturbasi bisa membuat seseorang merasa lebih rileks.

https://nonton08.com/movies/wwe-survivor-series-2020/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar