Selasa, 08 Juni 2021

HTC Vivo Pro 2 Tampil dengan Layar 5K 120Hz

  HTC memamerkan headset virtual reality (VR) baru bernama Vive Pro 2, yang diperbarui dengan sejumlah peningkatan dibanding pendahulunya.

Peningkatan terbesar adalah pada layar yang dipakai, kini punya resolusi 5K (2448 x 2448 pixel per mata), refresh rate 120Hz, dan cakupan pandangan 120 derajat, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (12/5/2021).


Peningkatan tersebut terbilang signifikan dibanding Vive Pro yang dirilis pada 2018. Resolusi Vive Pro hanya 2880 x 1600 pixel, refresh rate 90Hz, dan cakupan pandangan 110 derajat.


Vive Pro 2 ini juga mendukung penggunaan Display Stream Compression (DSC), yang pertama kalinya ada di headset VR. DSC ini adalah standar visual lossless yang sering dipakai di monitor kelas atas.


Dengan berbagai peningkatan ini, HTC mengklaim motion blur yang ditampilkan di Vive Pro 2 terbilang minimal. Pabrikan asal Taiwan itu pun mengklaim kalau efek 'screen door' yang lazim ada di headset VR kini sudah tak ada lagi.


Lalu soal ergonominya, headset ini dilengkapi strap yang bisa diatur dan juga interpupillary distance (IPD) yang bisa diatur. Ada juga headphone dengan sertifikasi Hi-Res Audio terintegrasi dalam headsetnya, lengkap dengan fitur 3D spatial sound.


Vive Pro 2 juga kompatibel dengan semua aksesoris Vive SteamVR termasuk tracker Vive, Vive Facial Tracker, dan kontroler SteamVR serta bermacam aksesoris lain. Secara bentuk, headset ini pun terlihat lebih ramping ketimbang pendahulunya.


Selama masa promosi Vive Pro 2 dijual dengan harga USD 749 untuk headsetnya saja. Sementara untuk bundle dengan Base Station 2.0 dan kontroler akan tersedia mulai 4 Juni seharga USD 1400.

https://movieon28.com/movies/the-angry-river/


Orang Terkaya Dunia Iri Habis-habisan pada Elon Musk


CEO Amazon Jeff Bezos rupanya iri pada kesuksesan SpaceX milik Elon Musk. Dia membanding-bandingkan Blue Origin, perusahaan teknologi luar angkasa miliknya, dengan SpaceX.

Hal ini terungkap dalam sebuah buku berjudul "Amazon Unbound" yang terbit baru-baru ini. Buku yang ditulis oleh Brad Stone ini tak hanya menceritakan kebangkitan pendiri Amazon Jeff Bezos hingga menjadi penguasa retailer online, tetapi juga kelemahannya yang mencolok, yakni kecemburuannya pada kesuksesan Elon Musk dengan SpaceX.


Dikutip dari Futurism, dalam buku tersebut diceritakan bahwa pada tahun 2016, Bezos sudah sangat khawatir mengenai bagaimana Blue Origin tampaknya tidak berkembang dengan kecepatan yang hampir sama dengan SpaceX.


Kisah ini pun terkonfirmasi dalam sebuah wawancara Bezos dengan Ars Technica. Bezos bahkan berusaha keras untuk bisa merekrut Gwynne Shotwell, COO SpaceX yang telah bekerja di SpaceX sejak awal. Bezos ingin mempekerjakannya sebagai CEO Blue Origin agar berkembang. Namun upaya Bezos tersebut gagal.


Dalam buku Amazon Unbound dijelaskan pula upaya Bezos untuk bersaing dengan SpaceX tampaknya malah membawa perusahaannya ke arah yang salah. Karyawan eksekutif Bezos membawa Blue Origin ke arah yang lebih tradisional dan sangat berhati-hati.


Sedangkan SpaceX memiliki karakter yang lebih berani mengambil risiko dan membuat sejumlah gebrakan. Alhasil, Blue Origin menjadi ketinggalan jauh. Dibandingkan dengan SpaceX, Blue Origin sangat jarang melakukan peluncuran dan beberapa kali kalah dalam memenangkan kontrak eksklusif dengan pemerintah.


"Kalah dalam persaingan mendapatkan kontrak ini menjadi sumber kekecewaan terbesar Bezos. Namun tampaknya Bezos mulai mengambil langkah tambahan untuk lebih agresif bersaing dengan SpaceX. Salah satunya diperjelas dengan rencana Blue Origin meluncurkan penerbangan awak pertamanya di bulan Juli tahun ini," kata Stone.

https://movieon28.com/movies/the-crimson-charm/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar