Pfizer menambah satu daftar vaksin Corona yang diprediksi bisa didistribusikan sebelum akhir tahun 2020 di Amerika Serikat. CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan hal ini bisa direalisasikan jika vaksin sudah terbukti aman dan efektif.
"Jika FDA menyetujui vaksin ini, perusahaan siap untuk mendistribusikannya sampai ratusan ribu dosis," kata Bourla yang dikutip dari CNBC International, Rabu (16/9/2020).
Para pejabat kesehatan dan pembuat obat di Amerika Serikat sudah mempercepat pengembangan kandidat vaksin dengan berinvestasi dalam penelitian tersebut, meskipun hal ini bisa saja sia-sia jika vaksin yang dihasilkan tidak efektif dan aman. Perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan produsen obat dari Jerman, yaitu BioNTech.
Vaksin buatan Pfizer ini mengandung materi genetik yang disebut messenger RNA atau mRNA. Para ilmuwan berharap materi genetik ini bisa membuat sistem kekebalan tubuh melawan virus Corona pada manusia.
Pfizer merupakan satu dari tiga perusahaan yang saat ini sedang dalam pengujian tahap akhir untuk vaksin Corona. Dua perusahaan lainnya yaitu Moderna dan AstraZeneca yang belum lama ini kembali melanjutkan uji cobanya setelah sempat terhenti karena alasan keamanan.
Pada Sabtu (12/9/2020), Pfizer sudah mengajukan proposal ke FDA untuk bisa memperluas uji coba tahap akhirnya dengan bantuan dari 44.000 peserta relawan vaksin. Jumlah ini meningkat secara signifikan dari target sebelumnya, yaitu sebanyak 30.000 peserta.
Selain itu, pada 8 September 2020 sembilan perusahaan obat, termasuk Pfizer juga merilis surat perjanjian yang akan memprioritaskan keselamatan dan menjunjung tinggi 'integritas proses ilmiah', dalam pengembangan vaksin virus Corona.
WHO: Stok Vaksin Corona untuk Kembali Hidup Normal Baru Bisa Terpenuhi 2022
Peneliti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan agar masyarakat tidak berharap kehidupan bisa kembali seperti sedia kala saat vaksin virus Corona COVID-19 sudah mulai diproduksi. Karena stok vaksin yang tersedia tidak akan cukup untuk sebagian besar orang, setidaknya sampai tahun 2022.
Kepala peneliti WHO, Soumya Swaminathan, memprediksi hasil uji klinis berbagai kandidat kemungkinan akan keluar di awal tahun 2021. Berpatokan hal tersebut, maka produksi tahap awal kemungkinan baru dimulai pertengahan 2021.
Sesuai rekomendasi WHO, kelompok berisiko dan tenaga strategis akan diprioritaskan mendapat vaksin terlebih dahulu. Sementara itu masyarakat umum tetap menjaga diri dengan protokol kesehatan sambil secara bertahap kapasitas produksi vaksin ditingkatkan.
"Orang-orang sekarang membayangkan begitu masuk Januari vaksin sudah tersedia untuk seluruh dunia dan semuanya kembali normal. Bukan seperti itu cara kerjanya," kata Swaminathan seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (16/9/2020).
"Prediksi terbaik kami adalah vaksin akan mulai dibagikan pertengahan 2021. Karena kita kemungkinan baru melihat hasil beberapa uji klinis di awal 2021," lanjutnya.
WHO berencana menyiapkan sekitar ratusan juta dosis vaksin untuk dibagikan secara adil pada 170 negara yang tergabung dalam inisiasiCOVAX pada pertengahan 2021. Jumlah tersebut ditargetkan meningkat menjadi 2 milyar dosis vaksin pada akhir 2021.
https://nonton08.com/house-with-a-good-view-voyeuristic-desire/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar