Saat seseorang terinfeksi COVID-19, berbagai macam gejala biasanya kerap muncul seperti demam, diare, dan batuk.
Namun, dari beberapa gejala yang ada, kehilangan indra penciuman atau anosmia menjadi ciri yang paling khas. Meskipun sering dialami saat seseorang flu, hal ini akan jauh lebih buruk pada pasien COVID-19.
Bagaimana cara mendeteksi dini adanya anosmia atau kehilangan indra penciuman?
Dijelaskan dokter spesialis THT dari RSUP Persahabatan, dr Deasi Anggraini, Sp THT-KL(K), gangguan indra penciuman bisa saja munculnya ringan pada pasien Corona, namun beberapa pasien kurang menyadarinya.
Walaupun tidak semua pasien COVID-19 akan mengalami anosmia dan hiposmia, tidak ada salahnya bagi pasien-pasien yang sudah terkonfirmasi positif Corona dari pemeriksaan RT-PCR untuk melakukan skrining mandiri terkait indra penciuman.
"Sebenarnya cukup mudah untuk melakukan skrining terhadap gangguan penciuman ini, kalau kita sendiri dokter THT, melakukannya dengan pemeriksaan yang cukup simpel dengan alkohol swab," terang dr Deasi.
"Kalau tidak bisa melakukan dengan alkohol swab di rumah mungkin dengan alat-alat sederhana, contohnya dengan minyak eucalyptus, atau minyak kayu putih misalnya," papar dr Deasi.
dr Deasi menambahkan, untuk pasien yang isolasi mandiri yang dilakukan di rumah, dan ingin skrining sendiri bisa menggunakan dengan:
- Minyak kayu putih
- Lemon,
- Minyak eucalyptus
- Cengkeh
- Bunga mawar
"Nilai normal biasanya diambil 15 cm, jadi ukuran jarak 15 cm dari permukaan hidung ke bawah. Jika pasien sudah mampu menghidu berarti pasien normal," kata Deisi.
Tetapi jika pengukuran 15 cm dari permukaan hidung tidak mampu berarti kemungkinan sudah terjadi anosmia.
https://cinemamovie28.com/piranhas/
Sudah 127 Dokter, 9 Dokter Gigi, 92 Perawat RI Meninggal karena COVID-19
Jumlah dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19 terus bertambah setiap harinya. Per tanggal 29 September, Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat sudah ada 127 dokter yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.
"Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 61 IDI Cabang (Kota/Kabupaten)," demikian dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (29/9/2020).
Angka yang meningkat pesat ini, disebutkan oleh DR dr Eka Ginandjar, SpPD-KKV selaku Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI dikarenakan sebagian besar masyarakat tidak memahami pelaksanaan aturan Adaptasi Kehidupan Baru dan masih banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Dari 127 dokter yang wafat, terdiri dari:
- 66 Dokter Umum dengan 4 diantaranya merupakan guru besar
- 59 dokter spesialis dengan 4 diantaranya adalah guru besar
- 2 orang residen.
Berikut sebaran wilayah kematian dokter Indonesia, diterima detikcom pada Selasa (29/9/2020).
Jawa Timur 31 dokter
Sumatra Utara 21 dokter
DKI Jakarta 17 dokter
Jawa Barat 11 dokter
Jawa Tengah 9 dokter
Sulawesi Selatan 6 dokter
Bali 5 dokter
Sumatra Selatan 4 dokter
Kalimantan Selatan 4 dokter
DI Aceh 4 dokter
Kalimantan Timur 3 dokter
Riau 3 dokter
Kepulauan Riau 2 dokter
DI Yogyakarta 2 dokter
Nusa Tenggara Barat 2 dokter
Sulawesi Utara 1 dokter
Banten 1 dokter
Papua Barat 1 dokter
https://cinemamovie28.com/parkers-anchor/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar